WartaBulukumba.Com - Di langit Perang Akhir Zaman, armada tiga ratus jet tempur hitam mengukir garis-garis tajam. Mereka, bagaikan kawanan elang hitam dengan tubuh bertulis kalimat suci, "Lailahailallah", yang bercahaya bagai kilat dalam kegelapan. Dengan kecepatan luar biasa, senjata laser mereka menari-nari membinasakan musuh-musuhnya. Benarkah mereka yang dimaksud sebagai Pasukan Panji Hitam?
Bayangan kita tentang Pasukan Panji Hitam ini tentu sangat berbeda dengan narasi-narasi yang lazim kita dengar sebelumnya. Namun yang pasti, ruang eskatologi Islam, menempatkan Pasukan Panji Hitam muncul mengiringi kehadiran Imam Mahdi yang menonjol sebagai tokoh penting di akhir zaman, sebelum Nabi Isa AS turun dari langit untuk membunuh Dajjal.
Imam Mahdi digambarkan sebagai penyelamat yang berhasil meredam gelombang kekufuran dan kerusakan yang melanda dunia, mendirikan khilafah yang bertumpu pada prinsip-prinsip Islam—sebuah tatanan yang mengikuti jejak kenabian.
Baca Juga: Panji-panji hitam pasukan Imam Mahdi sebenarnya adalah jet-jet tempur?
Dengan keadilan yang diambil dari syariat Islam, Imam Mahdi membawa kemakmuran yang merata ke seluruh penjuru dunia.
Namun, Imam Mahdi tidak bertindak sendirian. Dia mencapai puncak kekuasaan melalui perjuangan gigih yang dilakukan oleh pasukan berbendera hitam (Ashhabu Raayatis Suud) dari Khurasan. Mereka yang memperkuat kekhilafahannya dan dengan setia mendampingi setiap langkah perjuangannya.
Di abad ke-21, muncul spekulasi yang menghebohkan bahwa kelompok yang diramalkan itu mungkin telah hadir. Kehadiran sebuah tanzhim askari dari kaum militan fundamentalis di wilayah Khurasan—yang mencakup Afghanistan dan Iraq—dikenal sebagai Taliban dan Al-Qaeda, menggugah pertanyaan: apakah mereka benar-benar Ashhabu Raayatis Suud yang diramalkan? Apakah mereka merupakan 'tim sukses' bagi Imam Mahdi dan pendukung setianya?
Baca Juga: Pakistan benteng terakhir umat Islam dan 'panji hitam' terbit dari sana?
Kelompok ini dikenal sebagai kaum militan Muslim yang paling ditakuti oleh Barat karena keberanian dan kegigihan mereka dalam pertempuran, serta cita-cita radikal mereka yang meliputi pembebasan Baitul Maqdis dan Tanah Suci, hingga pendirian sebuah negara Islam dari Asia Tenggara hingga barat Maroko.
Kepercayaan mereka pada pelaksanaan hukum Islam yang ketat—serupa dengan yang diterapkan di Madinah pada zaman Nabi Muhammad SAW dan para sahabat—serta tantangan berat yang mereka hadapi dalam menjalankan keyakinan mereka. Sebagaimana yang pernah dialami oleh generasi awal umat Islam, membuat beberapa analis berpendapat bahwa mereka layak untuk menyandang gelar tersebut. Namun, pertanyaan tetap berlaku: benarkah demikian?
Dalam buku "Ashabu Raayati Suud" yang diterbitkan oleh Granada Mediatama pada tahun 2008, misteri pasukan panji hitam juga diungkap dengan mendalam oleh Abu Asiah AR, bersama dengan penyusun dari Kelompok Telaah Kitab ar-Risalah dan penyunting Abu Fatiah Al-Adnani, membahas topik akhir zaman ini.
Buku ini, yang merupakan bagian dari seri buku akhir zaman, mengeksplorasi tema-tema eskatologi Islam dan peran pasukan panji hitam dalam narasi skenario akhir zaman.
Baca Juga: Imam Mahdi, Pasukan Panji Hitam dan pembebasan Palestina dalam Perang Akhir Zaman
Buku lainnya, "Pasukan Panji Hitam: Jejak Tentara Perlawanan Akhir Zaman dari Afghanistan hingga Suriah" adalah sebuah buku yang mendalam dan penuh wawasan oleh Abdullah bin Abdul Aziz.
Diterbitkan oleh Jazera, buku ini mengeksplorasi perubahan geopolitik yang dramatis sejak peristiwa Manhattan Raid, yang memicu konfrontasi global antara teroris dan anti-teroris.
Buku ini menyajikan kajian tentang evolusi Al-Qaidah dari sekedar kelompok teror menjadi simbol perlawanan global, mengarah pada pembentukan Khilafah Islamiyah.
Melalui analisis yang mendalam dan ilustrasi yang kaya, pembaca akan diajak memahami bagaimana peradaban Islam dan Romawi bertabrakan, berkembang, dan bertransformasi di beberapa wilayah konflik seperti Afghanistan, Iraq, Yaman, Somalia, dan Suriah.
Sangat berbeda dengan penjelasan dan analisa dalam berbagai literatur, ada penjelasan fisik Pasukan Panji Hitam, sebuah versi yang sama sekali berbeda. Versi itu berdasarkan mimpi Muhammad Qasim!
Mimpi Muhammad Qasim
Muhammad Qasim bin Abdul Karim adalah seorang Muslim sunni biasa dari Pakistan kelahiran tahun 1976. Sejak usia 12 tahun ia didatangi oleh Cahaya Allah SWT dan sosok Rasulullah SAW melalui mimpi dan sejak tahun 2014 diperintahkan oleh Rasulullah SAW melalui mimpi untuk menyebarkan mimpi-mimpinya kepada seluruh umat Islam di dunia.
Mimpi Muhammad Qasim disebut-sebut bertaut lekat dengan tanda-tanda kebangkitan Islam dari timur, persatuan umat Muslim di Pakistan, munculnya pasukan jet tempur hitam yang tak terkalahkan dan akan membebaskan tanah-tanah suci umat Muslim yang hilang, juga tentang Ghazwa Hind dan Malhamah Kubra, keluarnya Dajjal dan Yajuj Majuj selepas kedamaian dunia selama beberapa tahun.
Muhammad Qasim berkata: “Allah SWT telah memperlihatkan dalam banyak mimpi saya bahwa nanti ketika negara Pakistan mulai berkembang pesat maka negara India akan mencoba untuk memerangi Pakistan. Tapi saya tidak ingin pecah perang karena saya tahu perang ini pasti amat teruk dan ada banyak Muslim di India, maka saya meminta kepada Allah SWT untuk berbuat sesuatu dan meminta-Nya untuk mencegah perang ini terjadi. Maka Allah SWT mengirimkan ratusan pesawat jet tempur hitam tak terkalahkan dengan pertolongan-Nya dan India menjadi ketakutan setelah melihat jet-jet tempur hitam ini. Bagaimana Pakistan bisa memeroleh jet-jet tempur hitam ini? Pikir mereka. Seluruh dunia bahkan insinyur militer Amerika Serikat terkejut dan khawatir. Maka, Pakistan akan mempunyai waktu untuk mempersiapkan diri dan juga membebaskan Kashmir namun sekutu-sekutu India dan kelompok-kelompok teroris akan bersedia pula untuk berperang dengan Pakistan. Ketika melihat jet tempur hitam ini, banyak umat Islam dari berbagai belahan dunia akan pindah ke Pakistan untuk memainkan peran mereka dalam membangun kembali Islam. Allah akan menolong kita.”
Rasulullah SAW bersabda: “Jika zaman itu telah dekat (Kiamat), banyak mimpi orang beriman tidak bohong. Dan, sebenar-benar mimpi di antara kalian adalah mimpi orang yang paling jujur dalam perkataan.” HR. Muslim
Dari Abu Hurairah RA, bahwa Rasulullah SAW bersabda: مَنْ رَآنِى فِى الْمَنَامِ فَقَدْ رَآنِى فَإِنَّ الشَّيْطَانَ لاَ يَتَمَثَّلُ بِى yang artinya: “Siapa saja yang melihatku dalam mimpi, maka ia benar telah melihatku karena setan tidak dapat menyerupaiku.” (HR. Muslim no. 2266).
Beberapa ulasan diskusi dan buku menguatkan penjelasan bahwa panji-panji hitam bukanlah bendera tetapi sebuah alat pengenal berwarna hitam kebanggaan badan militer suatu negeri, yang akan terbit mengapung di angkasa tanpa penyangga apapun, sehingga apabila hendak melihatnya kita mestilah mengangkat wajah kita sebagaimana kita hendak memandang kepada matahari dan bulan yang terbit di angkasa, dan mereka adalah pasukan jet tempur canggih Pakistan pada masa Imam Mahdi.
Perhatikan hadits berikut:
إذا رأيتم الرايات السود خرجت من قبل خراسان فأتوها ولو حبوا ، فإن فيها خليفة الله المهدي
Yang artinya: “Jika kalian melihat Panji-Panji Hitam keluar dari Qabl Khurasan, maka datangilah mereka walau dengan merangkak karena padanya ada Khalifah Allah, al-Mahdi.” Mustadrak al-Hakim, Hadits no. 8578, Baihaqi dalam Dalail an-Nabuwwah 6/516.
Dan hadits berikut:
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى، وَأَحْمَدُ بْنُ يُوسُفَ، قَالاَ حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّزَّاقِ، عَنْ سُفْيَانَ الثَّوْرِيِّ، عَنْ خَالِدٍ الْحَذَّاءِ، عَنْ أَبِي قِلاَبَةَ، عَنْ أَبِي أَسْمَاءَ الرَّحَبِيِّ، عَنْ ثَوْبَانَ، قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ـ صلى الله عليه وسلم ـ يَقْتَتِلُ عِنْدَ كَنْزِكُمْ ثَلاَثَةٌ كُلُّهُمُ ابْنُ خَلِيفَةٍ ثُمَّ لاَ يَصِيرُ إِلَى وَاحِدٍ مِنْهُمْ ثُمَّ تَطْلُعُ الرَّايَاتُ السُّودُ مِنْ قِبَلِ الْمَشْرِقِ فَيَقْتُلُونَكُمْ قَتْلاً لَمْ يُقْتَلْهُ قَوْمٌ ” . ثُمَّ ذَكَرَ شَيْئًا لاَ أَحْفَظُهُ فَقَالَ ” فَإِذَا رَأَيْتُمُوهُ فَبَايِعُوهُ وَلَوْ حَبْوًا عَلَى الثَّلْجِ فَإِنَّهُ خَلِيفَةُ اللَّهِ الْمَهْدِيُّ (Ibn Majah 4084).
Artinya: “Rasulullah SAW bersabda, “Akan berperang tiga orang di sisi perbendaharaanmu (Ka’bah). Mereka semua adalah putera khalifah. Tetapi tak seorang pun di antara mereka yang berhasil menguasainya. Kemudian terbit panji-panji hitam dari Qibali al-Masyriq (sebelahnya timur), lantas mereka membunuh kamu dengan suatu pembunuhan yang belum pernah dialami oleh kaum sebelummu”, kemudian dikatakan bahwa Tsauban RA berkata: “Kemudian beliau SAW menyebutkan sesuatu yang tidak aku hafal, lalu bersabda, “Maka jika kamu melihatnya, berbai’atlah walaupun dengan merangkak di atas salju, karena dia adalah khalifah Allah al-Mahdi.”
Jika membaca lafaz Arab pada kedua hadits itu dan membandingkannya dengan terjemahan bahasa Inggris atau Melayu yang tersebar luas, maka dengan jelas Anda sadari bahwa kedua Hadits itu tidak merujuk kepada Khurasan sama sekali.
Dapat dilihat dengan jelas bahwa kata-kata Qabl dan Qibali telah ditinggalkan dan tidak diterjemahkan meski tertulis di lafaz Arabnya.
Nabi Muhammad SAW memaknai ar-Rayah (panji) sebagai “alat pengenal”.
Membuktikannya melalui pojok sejarah adalah bahwa Nabi Muhammad SAW menamai panji beliau dengan sebutan al-Uqab yang berarti "elang".
Berdasarkan Ilmu Fiqih, mustahil tulisan kalimat Syahadat dinamai dengan nama hewan (elang). Dengan demikian, secara logika, tidak mungkin panji-panji hitam yang dimaksud oleh Nabi Muhammad SAW mencantumkan kalimah Syahadat sebagaimana yang digunakan oleh ISIS, misalnya.
Nabi Muhammad SAW niscaya sangat cerdas dalam urusan ini dan pasti tahu bahwa Khawarij di masa-masa mendatang akan menggunakan slogan Islami untuk bendera mereka.
Golongan Khawarij pertama yang memakai slogan Islami adalah Urwah yang berkata: "Tidak ada hukum kecuali hukum Allah, dan menentang Sayyidina Ali RA."
Selain itu, Nabi Muhammad SAW menubuahkan Panji Imam Mahdi akan terbit (tathlu’u). Kata ini senantiasa dipakai hanya untuk menggambarkan terbitnya matahari dan bulan dan panji-panji ini akan memerangi musuh dengan suatu cara yang belum pernah dilakukan oleh kaum manapun sebelumnya.
Umat Islam sama sekali belum pernah memiliki armada tempur udara. Berbeda halnya dengan angkatan darat umat Islam yang telah ada sejak zaman Rasulullah SAW.
Sedangkan angkatan laut umat Islam ada sejak zaman Mu’awiyah RA. Kini telah jelas maknanya dan tidak ada keraguan bahwa ini adalah nyata.
Secara eksplisit penjelasan tentang panji-panji hitam yang sebenarnya adalah armada jet tempur dibentangkan dalam beberapa buku. Di antaranya buku berjudul "Kajian Mimpi Muhammad Qasim Bin Abdul Karim" yang ditulis oleh Indra Noferia pada tahun 2018, dan buku "Allah dan Muhammad dalam Mimpiku" dengan tim penulis: Helper Muhammad Qasim, terbit pada tahun 2019.
Kedua buku tersebut menghamparkan penjelasan detail terkait 'mimpi Ilahi' yang dialami oleh seorang pemuda Pakistan bernama Muhammad Qasim. Bukan hanya soal Pasukan Panji Hitam berupa armada jet tempur hitam. Lebih dari itu.
Sejauh ini belum ada ulama di seluruh dunia yang mencap mimpi Muhammad Qasim adalah mimpi yang sesat lantaran mimpi tersebut tidak ada yang menyelisihi Alquran dan haditsh sahih.
Kemudian setelah menginjak umur 17 tahun, ia terus-menerus mendapat mimpi Ilahi sampai saat ini.
Muhammad Qasim dalam salah satu kesaksiannya mengatakan:
"Aku telah melihat mimpi-mimpi ini selama lebih dari 23 tahun terakhir Allah datang ke dalam mimpiku lebih dari 500 kali dan Nabi Muhammad lebih dari 280 kali. Aku berumur sekitar 12 atau 13 tahun ketika Allah dan Nabi Muhammad keduanya datang bersamaan dalam mimpiku untuk pertama kalinya. Dan kemudian setelah itu di tahun 1993 ketika aku berumur 17 tahun, Allah dan Nabi Muhammad mulai datang secara teratur dan terus menerus dalam mimpiku. Dan sejak saat itu, Allah dan Nabi Muhammad terus datang ke dalam mimpi-mimpiku."
Pertanyaan yang terbetik yaitu, bagamana Allah dan Nabi Muhammad SAW datang dalam mimpi Muhammad Qasim?
Kenapa dia menyebarkan mimpinya? Kenapa Muhammad Qasim dan teman-temannya terus-menerus menyebarkan mimpi tersebut ke seluruh dunia?
Pertanyaan terpenting adalah, benarkah mimpi-mimpi Muhammad Qasim bin Abdul Karim? Kisah mimpi Ilahi yang dituturkan oleh Muhammad Qasim sebagaimana dinukil dari kedua buku tersebut, bisa kita telusuri dalam sederet kesaksiannya berikut ini:
“Allah Yang Maha Kuasa sering muncul dalam mimpiku. Saya tidak pernah melihat Allah dengan mataku dalam mimpiku. Saya hanya merasa bahwa Allah ada di Arsy al-Adhzim (Tahta Tertinggi). Dan saya mendengar suara-NYA dari balik tabir. Suara itu terkadang turun dari langit atau saya akan melihat cahaya yang luar biasa terang.”“Dan terkadang suara yang luar biasa akan datang dari cahaya yang luar biasa. Setiap kali saya melihat cahaya Allah, mata saya menjadi terpaku. Tidak mungkin untuk menggambarkannya. Saya tidak bermaksud mengatakan bahwa cahaya ini adalah Allah melainkan cahaya Allah adalah versi megah cahaya yang diciptakan Allah.”
“Allah jauh melampaui segalanya untuk digambarkan sebagai cahaya. Dan DIA adalah pencipta cahaya. Bahkan suara Allah juga sangat luar biasa. Suara Allah penuh dengan begitu banyak belas kasihan dan kemurnian yang jauh melampaui dugaan dalam kata-kata. Dan suara Allah dalam mimpiku jauh melampaui eksistensi manusia. Dan suaranya tidak memiliki kelemahan ataupun kehabisan nafas saat berbicara.”
“Dalam setiap mimpi, saya merasa bahwa Allah lebih dekat kepada saya daripada bagian depan otak saya dan pembuluh darah jugularis/leher saya. Allah tidak pernah berbicara denganku dengan keras. Dia juga tidak pernah meninggikan suara-NYA dengan kemarahan atau berbicara kepada saya dengan cara yang kasar. Allah selalu berbicara kepada saya dengan sangat lembut dan damai. Meskipun saya membuat banyak dosa setiap hari...”
“Allah dan Muhammad SAW tidak pernah memaksa saya untuk mengikuti ajaran mereka. Dan itulah mengapa saya mencintai Allah dan Muhammad lebih dari segalanya. Allah dan Muhammad SAW berbicara dengan saya dalam bahasa Urdu. Dan itu adalah bahasa utama saya.”
"Pada bulan April 2014, Allah dan Muhammad mulai memerintahkan kepadaku dalam mimpiku untuk menyebarkan mimpi-mimpiku kepada semua orang"
Serentetan kesaksian itulah rupanya yang menjadi alasan terkuat mengapa Muhammad Qasim menyebarkan mimpi-mimpinya. Allah dan Nabi Muhammad SAW sendiri yang memerintahkan Muhammad Qasim.
Muhammad Qasim tidak pernah mengaku sebagai Imam Mahdi
Muhammad Qasim berkata, "Pada saat aku sedang menyebarkan mimpi-mimpiku di Facebook, pada suatu malam 10 Februari 2015 aku memutuskan bahwa esok hari aku akan menghapus semua akun sosial mediaku dan aku akan meninggalkan pekerjaan ini untuk selamanya.
Sekarang aku ingin kalian membayangkan mimpi itu, hanya agar kalian memahami alasan mengapa Qasim dan orang-orang yang bersamanya sama sekali tidak peduli jika seluruh dunia menentang mereka, karena yang mereka pedulikan hanyalah Nabi Muhammad SAW mereka yang tercinta, dan ketika mereka mendengar bahwa kekasih mereka SAW menangis, kesakitan, demi Allah mereka tidak sanggup, hati mereka menangis dan ingin segera menolongnya. Mereka ingin bersamanya Rasulullah SAW di Hari Pengadilan, lebih daripada apapun di dunia ini. Qasim dan orang-orang yang bersamanya mengetahui bahwa mereka tidaklah istimewa, namun mereka hanya ingin menjadi teman Allah dan mereka mencintai Nabi Muhammad SAW di atas seluruh makhluk.