Militerisasi pelajar di Rusia: Anak-anak sekolah siap hadapi perang

- 26 September 2023, 11:47 WIB
Pasukan Rusia menggunakan senapan serbu.*
Pasukan Rusia menggunakan senapan serbu.* /Sputnik /Vitaly Timkiv

WartaBulukumba.Com - Di tanah yang luas dan beku di Rusia, di tengah angin dingin yang memayungi hamparan salju putih, sekolah-sekolah terpencil mengajarkan kurikulum yang tidak biasa. Tidak hanya belajar matematika, sains, dan sastra tetapi mereka juga diajarkan cara menghadapi perang.

Mereka diajarkan cara berlindung, bergerak tanpa meninggalkan jejak, dan melacak mangsanya dengan kecerdikan luar biasa. Mereka juga diajarkan seni perang secara filosofis. Mereka belajar tentang sejarah. Mereka disuruh membaca kisah-kisah pahlawan legendaris Rusia, seperti Aleksandr Nevsky dan Yevdokiya Bershanskaya.

Selama musim dingin yang panjang, mereka belajar tentang strategi dan taktik perang. Mereka belajar ihwal senjata tradisional Rusia, seperti senapan Mosin-Nagant dan senjata tajam seperti sabit Cossack. Mereka juga diajarkan seni merakit dan merawat peralatan perang mereka dengan cermat.

Baca Juga: Pengadilan internasional mengeluarkan surat perintah penangkapan Putin

Militerisasi pelajar di Rusia membentuk anak-anak sekolah siap hadapi perang. Sekolah-sekolah Rusia telah mengubah guru-guru menjadi prajurit garis depan. Tujuannya jelas: membentuk anak-anak menjadi nasionalis yang loyal dan siap melayani militer.

Pada puncak kekuasaan, pemimpin keamanan, propagandis utama, dan anggota parlemen yang keras menekan perubahan radikal dalam sistem pendidikan. Di sisi lain, Kementerian Pendidikan cenderung bersikap lebih pasif dalam menghadapinya.

Laporan dari Washington Post pada 11 Juni 2023 lalu, sekolah-sekolah di Rusia diperintahkan untuk mengadakan kelas "patriotik" yang mempertegas pandangan Kremlin tentang perang, sementara guru-guru yang menolak diberhentikan. Buku pelajaran pun disunting hingga tak tersisa referensi tentang Ukraina, khususnya Kyiv.

Baca Juga: Kegelapan dunia segera tiba? Pasukan Rusia menggali pembangkit nuklir Ukraina, kata saksi mata

Dilema Orangtua Siswa

Parlemen Rusia menolak rencana Kementerian Pendidikan untuk merevisi buku-buku sejarah, menyebutnya sebagai masalah "keamanan nasional." Mereka bahkan meminta bantuan dari kepala dinas mata-mata luar negeri Rusia. Nikolai Patrushev, seorang sekutu dekat Putin, yang memimpin Dewan Keamanan Rusia, menuntut perubahan besar dalam sistem pendidikan sebagai bagian dari upaya pemerintah untuk membentuk warga negara yang loyal sejak lahir hingga akhir.

Halaman:

Editor: Alfian Nawawi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x