KPAI Sulsel ungkap fenomena anak menjadi korban ilmu hitam

- 8 September 2021, 17:41 WIB
Ilustrasi: Dengar bisikan gaib, ayah, ibu dan kakek aniaya bocah 6 tahun di Gowa. Matanya dicungkil untuk tumbal pesugihan
Ilustrasi: Dengar bisikan gaib, ayah, ibu dan kakek aniaya bocah 6 tahun di Gowa. Matanya dicungkil untuk tumbal pesugihan /Ilustrasi/Pexels/Kat Jayne/

WartaBulukumba - Sederet fakta baru terungkap dalam kasus upaya pembunuhan yang diduga sebagai tumbal pesugihan di Gowa, Sulsel.

Biji mata bocah 6 tahun dicungkil orang tua sendiri dan ada bagian matanya yang sempat dimakan oleh pelaku. Sang bocah 6 tahun berhasil diselamatkan warga.

Kini bocah perempuan malang tersebut telah menjalani operasi akibat luka serius bekas tangan saat dicungkil. 

Baca Juga: Indikasi kerugian negara dari reses fiktif, DPRD Bulukumba tuai sorotan

"Betul ada, ada dimasukkan ke mulut ibunya," tutur Bayu, paman korban, kepada awak media, Rabu 8 September 2021.

Bayu menuturkan, dia baru saja pulang dari pemakaman kakak korban saat ia tiba-tiba mendengar suara teriakan anak kecil.

"Saya dengar teriakannya lalu langsung masuk kerumah, saya melihat orang tua, paman, dan kakeknya berusaha lukai AP," ungkapnya.

Baca Juga: Virus Nipah merambah India, CDC memberi catatan peringatan

Ketika melakukan pertolongan pada korban, para pelaku melakukan perlawanan.

Aparat pemerintah setempat ikut turun tangan langsung membantu menyelamatkan korban.

Bayu juga membeberkan bahwa ada bagian mata korban yang sempat dimakan oleh pelaku, yaitu ibu korban sendiri.

Baca Juga: Kisah empat anggota Taliban yang membelot

Bersama anggota TNI, Bayu mengambil paksa korban, lalu melarikannya ke Rumah Sakit Umum Daerah Syekh Yusuf Gowa.

Peristiwa menggegerkan tersebut terjadi di kediaman korban, Kelurahan Gantarang, Kecamatan Tinggimoncong, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan pada Rabu, 1 September 2021.

Ironisnya, kejadian tersebut justru bertepatan dengan pemakaman kakak korban berinisial D (22) yang tewas diduga akibat dicekoki dua liter air garam.

Baca Juga: Gerakan perlawanan Myanmar menyerukan Pemberontakan Nasional

Menanggapi kasus tersebut, Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Sulsel mengungkap fenomena anak yang sering menjadi korban ilmu hitan.

“Perilaku di luar nalar ini seringkali mendatangkan bisnis yang mudah meraup uang di masyarakat. Sayangnya ketika dianggap ‘kesaktiannya’ mulai berkurang mereka merasa perlu meningkatkan, dan korbannya selalu saja orang terdekat,” kata Komisioner KPAI Jasra Putra, kepada awak media, Rabu 8 September 2021.

“Kasus di Gowa di mana ada seorang ibu yang ingin mencongkel mata anaknya sendiri adalah proses panjang beban hidup dan memilih mendalami ‘ilmu hitam’. Sesungguhnya ada kekecewaan yang mendalam dan tidak terjawab, dan ingin orang lain merasakan hal yang sama dengan yang dideritanya,” tuturnya.

Baca Juga: Kalimat pertama calon suami Ria Ricis: 'Jodohin dong sama kakak yang itu'

Jasra mengatakan ilmu hitam sampai saat masih terus berkelindan di tengah masyarakat.

“Dengan alasan ilmu hitam hanya sebagai alasan merasional tingkah laku yang sebenarnya mengalami gangguan kejiwaan. Merasa apa yang dilakukannya berdampak, kemudian ia menjalani hidup tersebut,” urainya.***

Editor: Muhlis


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah