Review dan sinopsis Zulu: Ketika bangsa penjajah dari Eropa merasakan perlawanan sengit yang sesungguhnya

- 8 Februari 2024, 15:56 WIB
Salah satu adegan dalam film 'Zulu'
Salah satu adegan dalam film 'Zulu' /Tangkapan layar Instagram.com/@kieran.freemantle

WartaBulukumba.Com - Di lembah yang diliputi kabut, suara nyanyian Zulu bergema, membangkitkan rasa gentar di hati para tentara Inggris. Stanley Baker, sebagai Letnan John Chard, berdiri teguh, matanya memantulkan ketegangan yang menyelimuti udara.

Di kejauhan, siluet para pejuang Zulu muncul, berbaris seperti ombak yang siap menghantam. Langit berubah kelabu, seolah-olah alam sendiri menahan napasnya.

Di saat-saat mendebarkan ini, Chard memberi isyarat, dan detik-detik hening sebelum pertempuran pecah menjadi sebuah simfoni yang menegangkan. Kedua belah pihak, terpaku dalam detik-detik yang menentukan nasib mereka.

Baca Juga: Review dan sinopsis 'Argylle': Novel fiksi yang menjelma dunia spionase yang sebenarnya

Kedatangan penjajah dari Eropa

Perang di Afrika Selatan memiliki latar belakang yang panjang dan kompleks. Orang Belanda tiba di abad ke-17, dan Boer, keturunan kolonis Belanda, mendirikan sebuah republik. Suku Zulu memiliki kerajaan mereka sendiri.

Meskipun datang lebih belakangan, Inggris bertekad untuk menciptakan federasi dari republik-republik Boer, Kerajaan Zululand, dan berbagai suku independen lainnya.

Boer memberontak terhadap aneksasi Inggris pada tahun 1877, dan dua Perang Anglo-Boer terjadi hingga kedaulatan Inggris didirikan pada tahun 1902.

Baca Juga: Review film 'The Foreigner': Adu akting Jackie Chan dengan Pierce Brosnan

1400 tentara Inggris tewas

Inggris ingin membawa Kerajaan Zulu ke dalam federasi dan bersedia memulai perang untuk mewujudkannya. Pasukan Inggris memasuki Zululand pada Januari 1879, dan beberapa pertempuran yang sangat berdarah terjadi.

Kemenangan awal Zulu di Isandlwana mengakibatkan kematian 1.400 tentara Inggris. 4.000 Zulu kemudian menyerang pos perbatasan Rorke's Drift. Pos itu berhasil dipertahankan setelah sepuluh jam pertempuran sengit.

Invasi kedua Zululand pada Juni 1879 menghasilkan kemenangan Inggris dan mengakhiri kemerdekaan Zulu.

Baca Juga: Sinopsis film 'The Hurricane Heist': Perampokan di tengah badai

Stanley Baker, Michael Caine, dan Ivor Emmanuel memiliki peran penting dalam film ini. Baker, yang bangga dengan warisan Welsh-nya, sangat ingin menonjolkan keberanian tentara Welsh.

Michael Caine, yang awalnya ditawari peran Hook, akhirnya mendapatkan peran yang lebih penting sebagai Bromhead. Peran ini membawa Caine ke perhatian produser dan penonton. Ivor Emmanuel, seorang penyanyi dan aktor Welsh, memiliki peran pendukung yang signifikan.

Adegannya yang paling berkesan terjadi di akhir film, ketika ribuan Zulu bersiap untuk menyerang lagi dan mereka menyanyikan lagu secara ritmis.

Emmanuel, yang karakternya adalah anggota paduan suara resimen, diajak oleh Baker untuk menyanyi. Mereka menyanyikan "Men of Harlech" saat Zulu menyerang.

Pada TCM Film Festival tahun 2014, Alex Trebek membahas karier Michael Caine. Dalam pembicaraannya, Trebek juga menelusuri sejarah perang di Afrika Selatan. Trebek menyoroti bagaimana film ini menangkap semangat dan sejarah dari periode tersebut, serta dampaknya pada karier Caine.***

Editor: Nurfathana S


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah