Review film 'No Way Up': Liburan yang berubah menjadi mimpi buruk

- 2 Februari 2024, 17:35 WIB
Film No Way Up
Film No Way Up /CinemaXXI

WartaBulukumba.Com - "No Way Up" adalah sebuah eksperimen berani dalam genre film teror ikan hiu, menawarkan pendekatan yang segar dan plot yang tidak terduga. Dengan pemanfaatan suara dan musik yang menegangkan, serta beberapa adegan yang memacu adrenalin, film ini berhasil menghidupkan cerita bertahan hidup yang unik. 

Film terbaru di Februari 2024 "No Way Up" yang  disutradarai Claudio Fäh dan diproduseri David Brierley dan Will Clarke ini bergenre petualangan dan action.

Ditulis oleh Andy Mayson, film ini dibintangi oleh Phyllis Logan, Colm Meaney, Will Attenborough, James Carroll Jordan, Jeremias Amoore, Sophie McIntosh, Grace Nettle, Manuel Pacific, David Samartin, dan Scott Coker.

Baca Juga: Zack Snyder mengajak kita ke dunia Rebel Moon: Semua yang perlu Anda ketahui

Sinopsis No Way Up

Liburan yang diawali dengan canda tawa berubah menjadi mimpi buruk ketika pesawat yang membawa sekelompok penumpang termasuk sepasang kekasih dan sahabatnya, terjatuh ke Laut Pasifik.

Drama ini bukan hanya tentang bertahan hidup dari serangan hiu, tetapi juga tentang menemukan jalan keluar dari pesawat yang hancur dan terendam.

Dengan latar belakang yang unik - bukan pantai yang cerah melainkan lautan luas dan gelap - "No Way Up" membawa kita ke dalam petualangan yang penuh ketegangan. Dari momen awal kecelakaan hingga upaya mereka bertahan hidup, plot film ini bergerak cepat, penuh dengan adegan yang mendebarkan.

Baca Juga: Review film horor 'Indigo: What Do You See', Amanda Manopo menembus dunia supernatural

Analisis Karakter dan Akting

Setiap karakter harus menghadapi ketakutan terdalam mereka, tidak hanya terhadap hiu yang mengintai, tetapi juga situasi yang tak terbayangkan ini

"No Way Up" memiliki ensemble cast yang menarik dengan karakter yang beragam - dari sepasang kekasih, bodyguard yang tangguh, hingga seorang nenek dan cucunya.

Phyllis Logan dan Colm Meaney, sebagai dua di antara pemain utama, memberikan performa yang cukup solid.

Baca Juga: Review film horor 'The Exorcist: Believer', semuanya tampak normal sebelum Iblis kembali

Namun, ada momen-momen di mana emosi yang ditampilkan terasa kurang mendalam, terutama dalam skenario yang menuntut intensitas tinggi.

Beberapa karakter pendukung, meskipun memiliki potensi, tampaknya tidak sepenuhnya tergali. Dialog yang diberikan terkadang terasa kaku, mengurangi kesan realisme dalam situasi yang mereka hadapi.

Sementara itu, interaksi antar karakter dalam kondisi terdesak ini kadang kurang meyakinkan, membuat penonton bertanya-tanya tentang kredibilitas adegan tersebut.

Baca Juga: Review film seru 'Freelance': Petualangan mendebarkan eks pasukan khusus mengawal jurnalis

Suara dan Musik

Salah satu aspek yang paling menonjol dari "No Way Up" adalah penggunaan suara dan musik. Tata suara yang dirancang dengan baik mampu menghidupkan setiap adegan, menambahkan intensitas dan mendramatisir momen-momen genting.

Musiknya, sementara itu, berhasil menciptakan suasana yang menegangkan dan membawa penonton ke dalam suasana film.

Efek suara hiu yang mengerikan dan suara detak jantung yang meningkat di beberapa adegan menjadi contoh bagaimana suara dapat digunakan untuk memperkuat efek visual.

Penggabungan elemen audio ini dengan cerita yang mendebarkan menjadikan "No Way Up" lebih dari sekadar film hiu biasa; ini adalah pengalaman sensorik yang imersif.

Keunikan dan Originalitas 'No Way Up'

Berbeda dari film hiu konvensional yang seringkali berlatar di pantai atau perairan dangkal, "No Way Up" mengambil pendekatan yang segar dengan memulai ceritanya dari udara.

Tragedi yang berpusat pada kecelakaan pesawat menambahkan lapisan baru pada genre teror hiu. Selain menghadapi teror di air, para karakter juga bergulat dengan tantangan bertahan dalam situasi kecelakaan pesawat, sebuah plot twist yang jarang ditemukan dalam film sejenis.

Film-film seperti "Jaws" atau "The Shallows" lebih fokus pada interaksi manusia dengan hiu di habitat alami mereka, sementara "No Way Up" menyajikan skenario bertahan hidup di dua front berbeda: melawan alam dan melawan predator. Hal ini memberikan dinamika yang lebih kompleks dan menegangkan.

Kritik Terhadap Adegan dan Dialog

Meskipun "No Way Up" berhasil dalam beberapa aspek, film ini juga memiliki kekurangan. Beberapa dialog antara karakter terasa dipaksakan dan kurang alami, mengurangi kredibilitas emosi yang hendak disampaikan. Selain itu, ada beberapa adegan yang terkesan tidak realistis, merusak imersi yang sudah dibangun.

Keputusan cerita, terutama mengenai cara-cara bertahan hidup yang ditampilkan, kadang-kadang melampaui batas plausibilitas. Ini bisa mengurangi kemampuan penonton untuk terhubung dengan cerita dan karakter, terutama bagi mereka yang mencari realism dalam narasi.

Film ini juga terhambat oleh dialog dan adegan yang kurang meyakinkan, serta beberapa momen yang menantang logika.

Bagi penggemar genre teror hiu yang mencari sesuatu yang berbeda, "No Way Up" bisa menjadi pilihan menarik. Meskipun memiliki kekurangan, film ini tetap menawarkan pengalaman yang cukup menegangkan dan menghibur. Direkomendasikan bagi mereka yang menyukai film dengan kombinasi aksi, petualangan, dan sedikit ketegangan.***

Editor: Sri Ulfanita


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x