Sinopsis 'The Hateful Eight': Misteri, badai salju, petualangan dan sisi kemanusiaan yang paling kompleks

- 23 Januari 2024, 17:44 WIB
Film The Hateful Eight
Film The Hateful Eight /IMDb

WartaBulukumba.Com - Di tengah hamparan salju yang memutih, sebuah kereta kuda menerobos dinginnya badai. Di dalamnya, sosok-sosok berlapis teka-teki, masing-masing membawa rahasia dan dendam. Kisah mereka membentang dalam The Hateful Eight!

"The Hateful Eight" adalah sebuah perjalanan sinematik yang memukau, penuh dengan tanda tanya dan ketidakpastian. Karya ini menunjukkan kecemerlangan Tarantino dalam merajut cerita dan karakter yang kompleks, walaupun tidak lepas dari kontroversi.

Film ini, yang lahir dari pikiran kreatif Quentin Tarantino, seorang maestro dalam industri film, menghadirkan narasi yang kaya dan mendalam. Kembali ditayangkan Bioskop Trans TV pada Selasa malam, 23 Januari 2024, pukul 23.00 WIB.

Tarantino, dikenal dengan gaya penceritaannya yang unik dan tak terduga, membawa kita ke dalam sebuah petualangan yang menegangkan melalui "The Hateful Eight". Sutradaranya, yang telah memberikan kita film-film kultus seperti "Pulp Fiction" dan "Kill Bill", sekali lagi menunjukkan keahliannya dalam menggarap film yang penuh dengan lapisan cerita yang kompleks.

Baca Juga: Zack Snyder mengajak kita ke dunia Rebel Moon: Semua yang perlu Anda ketahui

Sinopsis film 'The Hateful Eight'

Berlatar tahun 1877, setelah Perang Saudara Amerika, film ini mengisahkan delapan orang asing yang mencari perlindungan dari badai salju di sebuah pos perhentian kereta kuda. Mereka, yang terikat oleh rahasia dan kebohongan, harus mengungkap misteri yang mengancam nyawa masing-masing.

Diawali dengan pengumuman oleh Tarantino pada November 2013, film ini sempat terhenti produksinya karena bocornya skrip. Namun, setelah pembacaan skrip publik dan revisi, produksi dilanjutkan dengan komposer legendaris Ennio Morricone yang menggarap skor musiknya.

Dirilis pada 25 Desember 2015 oleh The Weinstein Company, film ini dipuji karena arahan, skenario, musik, dan sinematografi. Namun, perlakuan terhadap karakter Leigh dan penggambaran isu rasial memicu opini yang berbeda. 

Baca Juga: Aquaman and the Lost Kingdom: Kembalinya Raja Atlantis

Halaman:

Editor: Nurfathana S


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x