WartaBulukumba - Tidak ada 'time traveller' atau 'penjelajah waktu' setangguh John Lennon. Ia berjalan jauh melampaui zaman bahkan menembus era Instagram dan YouTube.
Setelah melintasi beberapa dekade sejak kematiannya, kini John Lennon tampil di akun Instagram, Twitter, fanspage Facebook, dan kanal YouTube. Tentu saja bukan dirinya yang mengoperasikan akun-akun tersebut.
Sejauh ini sedikitnya terdapat lima belas buku yang telah terbit berdasarkan kisah hidup John Lennon dari berbagai sisi. Mulai karya, kisah cinta, karier, tragedi kematian, dan biografinya.
Baca Juga: Dialog Budaya Labungko-Bungko, representasi pelangi ilmu di Dusun Lembangkahu
Buku-buku seperti Surat-Surat John Lennon dan Imagine John Lennon misalnya, jauh menelisik John Lennon dari sisi yang berbeda.
Lahir di Liverpool, Inggris, 9 Oktober 1940 hingga meninggal di New York City, Amerika Serikat, 8 Desember 1980 pada umur 40 tahun, ia paling dikenal sebagai penyanyi, pencipta lagu, instrumentalis, penulis, dan aktivis politik yang terkenal di seluruh dunia sebagai dedengkot The Beatles.
Lennon dan Paul McCartney membentuk partnership pencipta lagu yang paling sukses dan berhasil hingga saat ini. Lennon dengan sinismenya dan McCartney dengan optimismenya melengkapi satu sama lain dengan sangat baik.
Baca Juga: Soroti persidangan Habib Rizieq, Natalius Pigai: Yang paling Mulia di dunia ini adalah Keadilan
Setelah bubarnya The Beatles pada tahun 1970, ia juga sukses dengan karier solonya. Salah satu hitsnya yang hingga kini masih sangat terkenal adalah Imagine, lagu yang kemudian menjadi salah satu himne perdamaian dunia.
Lennon juga menunjukkan sifatnya yang pemberontak dan selera humornya yang sinis dalam film-film seperti A Hard Day's Night (1964), dalam buku yang ditulisnya seperti In His Own Write, konferensi pers dan wawancara.
Ia menggunakan kepopulerannya untuk kegiatannya sebagai aktivis perdamaian, seniman dan penulis.
Baca Juga: Kejahatan rasial meningkat di AS, kebanyakan korbannya perempuan keturunan Asia
Lennon dua kali menikah, yaitu dengan Cynthia Powell pada tahun 1962 dan seniman Jepang, Yoko Ono pada tahun 1969.
Ia memiliki dua orang anak, Julian Lennon (lahir tahun 1963) dan Sean Taro Ono Lennon (lahir tahun 1975). Ia meninggal di New York pada usia 40 tahun karena ditembak oleh Mark Chapman, penggemarnya yang gila
Imagine John Lennon, mengajak warga dunia untuk membayangkan hidup penuh perdamaian, tidak ada peperangan, tidak ada yang membunuh dan tidak ada yang mati terbunuh, tidak ada kemiskinan, semuanya hidup bahagia dan damai.
Baca Juga: Dari Aprilia ke Aprilio, sebuah penyakit menggerogoti tubuhnya sejak kecil
"Jika ada satu orang yang bermimpi, maka tetaplah mimpi. Tapi jika ada dua orang memiliki mimpi yang sama, itulah realitas. Yaitu mimpi tentang Love peace No War," ucap John Lennon menentang kebijakan perang Amerika terhadap Vietnam.
Bersama sejumlah foto dan arsip wawancara yang belum terpublikasi, sebuah buku yang dirilis pada hari ulang tahun John Lennon menceritakan kisah di balik lagu ikonik The Beatles, Imagine.
Lagu itu adalah lagu perdamaian; sebuah syair pujian bagi idealisme. Namun, Imagine juga adalah lagu tentang cinta.
Baca Juga: Prajurit TNI dan warga Kindang Bulukumba bahu membahu buka akses jalan yang ditutupi longsor
Saat diciptakan tahun 1971 lalu, John Lennon dan Yoko Ono telah menjalin kebersamaan selama tiga tahun. Oleh sebagian orang, Ono dicerca sebagai 'wanita naga' yang menghancurkan rumah tangga Lennon dengan Cynthia - dan, pada akhirnya, The Beatles.
Namun demikian, seperti dikisahkan buku dari Thames & Hudson, Ono disalah-pahami - bahkan ketika dianggap sebagai inspirasi penciptaan lagu tersebut.
Dalam sebuah wawancara pada tahun 1980 yang tercantum dalam buku Imagine John Yoko, Lennon mengakui bahwa peran Ono sama besarnya dalam penciptaan Imagine. Pada tahun 2017, Ono akhirnya diakui secara resmi sebagai salah satu penulis lagu ikonik tersebut.
Baca Juga: Kini hadir di Indonesia, Samsung Galaxy A32, A52 dan A72
John Lennon dikenal sebagai salah satu pencipta lagu terbaik di dunia. Dia juga diketahui pandai menulis puisi. Reaksinya yang sangat emosional, dari marah hingga senang, pun bukan lagi suatu misteri.
Tak banyak yang tahu bahwa vokalis The Beatles ini rajin mencurahkan isi hatinya dalam sepucuk surat. Dan kini, untuk pertama kalinya, surat-surat pribadi yang ia tulis sepanjang hayat telah dikumpulkan dan diterbitkan menjadi bukubuku ini.
Hunter Davies, penulis biografi resmi The Beatles, mengumpulkan ratusan surat dan kartu pos John Lennon yang dilayangkan kepada keluarga, sahabat, penggemar, kekasih, dan bahkan orang yang baru ia kenal.
Baca Juga: PSM tidak persoalkan format di Piala Menpora 2021, mereka lebih fokus latihan