WartaBulukumba.Com - Chicago bermandikan cahaya neon, menyembunyikan derita dan ketakutan di balik kehidupan malam yang semarak. Di salah satu sudut kota ini, terjadi tragedi yang akan mengubah takdir Dr. Paul Kersey, seorang dokter bedah terhormat. Tampak dalam salah satu adegan di film "Death Wish", malam itu, teriakan dan suara tembakan memecah kesunyian, menandai awal dari perjalanan balas dendam yang tak terduga.
Bruce Willis memerankan sosok Paul dengan kedalaman emosi yang memukau. Di sampingnya, Vincent D’Onofrio, Elisabeth Shue, dan Camila Morrone memberi nuansa yang lebih mendalam pada narasi. Eli Roth, sutradara dengan latar belakang film horor, memberikan sentuhan yang unik pada film ini.
Sebagai remake dari film tahun 1974, 'Death Wish' mempertahankan esensi cerita asli namun dengan interpretasi modern. Meski mendapat kritik tajam, film ini menjadi cerminan dari ketidakpuasan masyarakat terhadap sistem keadilan.
Baca Juga: Sinopsis Marauders: Kisah korupsi, loyalitas, dan pengorbanan
Sinopsis Death Wish
Paul, yang hidup dalam kebahagiaan bersama istrinya Lucy dan putrinya Jordan, tiba-tiba merasakan dunianya runtuh. Tiga perampok membobol kediamannya, meninggalkan Lucy tewas dan Jordan terbaring tak berdaya.
Rasa frustrasi yang membara dalam dada Paul dipicu oleh ketidakmampuan polisi dalam menuntaskan kasus ini. Dari situlah, ia memutuskan untuk mengambil hukum ke tangan sendiri.
Dengan senjata api yang diperoleh secara ilegal, Paul mulai menjelajahi malam Chicago. Setiap peluru yang dilepaskannya bukan hanya mencari keadilan, tetapi juga memburu kedamaian batin yang hilang.
Baca Juga: Review dan sinopsis 'Drive Hard': Instruktur mengemudi yang dipaksa ikut merampok
Ia menjadi fenomena, dijuluki “Grim Reaper” oleh media, dielu-elukan sebagian masyarakat namun diburu oleh penjahat dan polisi
Paul Kersey, yang awalnya dikenal sebagai dokter bedah yang tenang dan berdedikasi, mengalami transformasi yang drastis pasca tragedi keluarganya. Trauma mendalam akibat kehilangan istri dan keadaan kritis putrinya menyulut perubahan dalam dirinya.
Kita melihat pergeseran dari sosok yang rasional menjadi individu yang didorong oleh emosi dan rasa balas dendam.
Karakter Paul Kersey
Awalnya, Paul hanya menyerahkan kasus pada polisi, tetapi ketidakpuasannya terhadap kemajuan kasus membangkitkan keinginannya untuk bertindak sendiri.
Trauma dan kehilangan mengubah persepsi Paul terhadap keadilan. Ia mulai merasa bahwa sistem hukum tidak cukup efektif untuk memberantas kejahatan.
Sebagai dokter yang berprinsip menyelamatkan nyawa, Paul kini berada di persimpangan antara etika profesional dan keinginan pribadi untuk membalas dendam.
Paul menjadi lebih impulsif dan nekat. Keputusannya untuk menjadi vigilante adalah manifestasi dari rasa putus asa dan keinginan untuk mengendalikan situasi yang sebelumnya tidak terkendali
Film 'Death Wish' menjadi lebih dari sekadar hiburan, ia menjadi cerminan dan katalisator untuk pemikiran mendalam tentang keadilan, kekerasan, dan moralitas dalam masyarakat kita.***