Pameran Pangan Lokal di SalassaExpo 2024 Bulukumba: Sejarah, tradisi, dan harapan

- 15 Juni 2024, 21:47 WIB
Pameran Pangan Lokal di SalassaExpo 2024 Bulukumba: Sejarah, tradisi, dan harapan
Pameran Pangan Lokal di SalassaExpo 2024 Bulukumba: Sejarah, tradisi, dan harapan /WartaBulukumba.Com

WartaBulukumba.Com - Saban pagi, dengan langit Bulukumba yang selalu semringah, Desa Salassae dengan kabut tipis memperlihatkan pemandangan hijau dari hamparan sawah dan kebun yang subur.

Aroma tanah basah dan dedaunan segar tercium kuat, membangkitkan rasa tenteram yang menenangkan.

Desa yang diakrabi pertanian alami di wilayah Kecamatan Bulukumpa, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan ini akan menghelat SalassaExpo 2024.

Baca Juga: SalassaExpo 2024: Ode kepada seni tradisional di Bulukumba

Jalan-jalan desa yang di antara rumah-rumah warga yang masing-masing dilengkapi karung-karung tempat sampah di tepian jalan bakal menuntun langkah kita menuju sebuah pasar rakyat yang meriah pada SalassaExpo 2024, sebuah ajang yang mengangkat potensi pangan lokal sebagai salah satu item kegiatan.

SalassaExpo 2024 digelar dengan sederet kegiatan lainnya mulai tanggal 25 hingga 27 Juni mendatang. 

Desa Salassae memiliki sejarah panjang dalam pertanian alami. Sejak dahulu, masyarakat desa ini dikenal sebagai pelopor pertanian organik di wilayahnya.

Baca Juga: Gerakan Bulukumba Menanam: Menenun kembali mimpi-mimpi ekologis dengan 18.000 bibit tanaman

Pertanian alami bukan sekadar metode bercocok tanam bagi mereka, tetapi juga merupakan bagian integral dari budaya dan kearifan lokal yang diwariskan turun-temurun.

Kepala Desa Salassae, Gito Sukamdani, dengan penuh semangat menceritakan tentang peran penting yang dimainkan oleh para petani dalam menjaga keanekaragaman hayati dan ketahanan pangan.

“Di Salassae, kita tidak hanya menanam tanaman pangan untuk dimakan, tetapi juga untuk menjaga lingkungan. Kami percaya bahwa pertanian yang berkelanjutan adalah kunci untuk masa depan yang lebih baik,” ungkap Gito Sukamdani kepada WartaBulukumba.Com pada Sabtu, 15 Juni 2024.

Baca Juga: Meraba sisi lain wajah Bulukumba: 'Balangtieng Memanggil' di SalassaExpo 2024

Tantangan dan Upaya Pelestarian Pangan Lokal

Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi oleh Desa Salassae adalah perubahan iklim yang mengancam ketersediaan pangan.

Pemanasan global telah membawa dampak nyata pada pola cuaca, menyebabkan ketidakpastian dalam musim tanam dan panen. Tidak hanya itu, modernisasi yang cepat juga mengancam tradisi pertanian lokal yang telah lama menjadi identitas desa ini.

Untuk menghadapi tantangan ini, Desa Salassae melalui berbagai komunitas seperti Komunitas Swabina Pedesaan Salassae (KSPS) telah melakukan berbagai upaya adaptasi dan mitigasi perubahan iklim.

Mereka mengembangkan kebun bibit, melakukan reboisasi, dan mempromosikan metode pertanian alami yang ramah lingkungan.

“Kami bekerja keras untuk menjaga keanekaragaman tanaman lokal dan mempromosikan pangan lokal sebagai bagian dari solusi terhadap krisis iklim,” tambah Gito Sukamdani.

SalassaExpo 2024: Perayaan Pangan Lokal

SalassaExpo 2024 menjadi puncak dari upaya masyarakat Desa Salassae dalam memperkenalkan dan mempromosikan pangan lokal. Kegiatan ini berlangsung selama tiga hari, dari tanggal 25 hingga 27 Juni 2024, dengan berbagai acara yang menarik.

Pasar rakyat desa bakal berubah menjadi pusat kegiatan yang menampilkan hasil karya dan inovasi masyarakat setempat, termasuk produk pangan lokal yang menjadi kebanggaan mereka.

Pada hari pertama, kegiatan diawali dengan karnaval dan pawai yang meriah, dan rencananya diikuti oleh pembukaan resmi yang dihadiri oleh Bupati Bulukumba.

Dalam talkshow yang diadakan, berbagai kebijakan lingkungan hidup dan pertanian alami dibahas, memberikan wawasan tentang pentingnya menjaga keberlanjutan alam. Masyarakat diajak untuk lebih peduli terhadap lingkungan dan mempertahankan tradisi pertanian alami yang telah menjadi bagian dari kehidupan mereka.

“Acara ini bukan hanya tentang memamerkan hasil bumi, tetapi juga tentang bagaimana kita bisa bersama-sama menjaga kelestarian alam untuk masa depan yang lebih baik,” ujar Gito Sukamdani dengan penuh harap.

Desa Salassae adalah contoh nyata dari desa yang mampu memadukan tradisi dan inovasi untuk menghadapi tantangan zaman. Upaya mereka dalam menjaga dan mengembangkan pangan lokal tidak hanya memberikan manfaat ekonomi tetapi juga memastikan kelestarian lingkungan dan budaya.

Gito Sukamdani berharap bahwa melalui SalassaExpo dan berbagai upaya lainnya, masyarakat dapat lebih sadar akan pentingnya pangan lokal dan lingkungan yang lestari.

“Kami ingin menunjukkan bahwa dengan kerja keras, kolaborasi, dan rasa cinta terhadap lingkungan, kita bisa menciptakan masa depan yang lebih baik untuk generasi mendatang,” pungkas Gito Sukamdani dengan optimisme yang menyala.

Dengan semangat dan gotong royong, Desa Salassae melangkah maju, menjaga warisan budaya dan lingkungan untuk anak cucu mereka, menjadi bukti nyata bahwa masa depan yang berkelanjutan dimulai dari langkah kecil di desa.***

Editor: Alfian Nawawi


Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah