Bulukumba dalam secangkir jahe: Kisah UKM Usaha Bunda di Desa Salassae

- 26 Februari 2024, 14:24 WIB
Jahe Instant Phinisi
Jahe Instant Phinisi /Dok. Jahe Instant Phinisi

Baca Juga: Bisa cuan! 10 ide bisnis kreatif ramah lingkungan di Sulawesi Selatan: Makassar, Bulukumba hingga Palopo

"Saya kemudian fokus mengembangkan usaha ini, memastikan bahwa setiap langkah kami selaras dengan kebutuhan pasar dan komunitas."

Jahe Instant Pinisi kini bukan hanya sebuah nama di Bulukumba, tetapi telah menjadi simbol dari kegigihan dan keberhasilan. Dengan beragam produk yang berkembang, dari gula semut aren Salassae hingga Virgin Coconut Oil, UKM Usaha Bunda menjadi lebih dari sekadar bisnis; itu adalah sebuah legenda yang terus hidup di hati masyarakat setempat.

Lilis, dengan mata yang berbinar kebanggaan dan tekad, menceritakan bagaimana dia mengatasi tantangan saat pandemi melanda.

“Pandemi membawa kesulitan, tetapi juga membuka peluang. Harga bahan baku memang naik, tapi permintaan konsumen juga meningkat,” ujar Lilis.

Baca Juga: Nasi kuning bajabu di Kedai Azzifa: Kelezatan tersembunyi di tepian Jalan Poros Bulukumba-Sinjai

Ini adalah waktu ketika ketahanan dan inovasi menjadi kunci utama dalam menjaga usaha tetap berjalan.

Selama masa sulit tersebut, Lilis dan ibunya tidak hanya bertahan tetapi juga berkembang. Mereka melihat peningkatan permintaan sebagai peluang untuk memperluas jangkauan produk mereka.

“Kami mulai menjual Jahe Instant Pinisi di berbagai platform online dan berhasil menembus pasar retail besar seperti Alfamart,” ungkap Lilis.

Ini merupakan langkah besar bagi UKM Usaha Bunda, membawa produk lokal ke panggung yang lebih luas. Pengembangan produk juga menjadi fokus Lilis.

Halaman:

Editor: Sri Ulfanita


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah