Jajaki peluang ekspor tuna, Bupati Bulukumba hadiri presentasi teknologi terbaru alat pendingin ikan di Jepang

- 30 Juni 2023, 21:43 WIB
Jajaki peluang ekspor tuna, Andi Utta hadiri presentasi teknologi terbaru alat pendingin ikan di Jepang
Jajaki peluang ekspor tuna, Andi Utta hadiri presentasi teknologi terbaru alat pendingin ikan di Jepang /Humas Pemkab Bulukumba

Baca Juga: 20 ide usaha kreatif berbasis teknologi dan digital di Sulsel: Bulukumba, Sinjai hingga Toraja

Dikatakan bahwa sebenarnya semua ikan yang ditangkap itu sudah berkualitas. Namun yang dibutuhkan bagaimana mempertahankan kondisi kualitas ikan itu pasca proses penangkapan hingga sampai ke darat.

"Hanya 5 persen saja bisa diekspor dari semua tangkapan nelayan Indonesia karena kualitas yang tidak bisa dipertahankan setelah penangkapan," ungkap Andi Utta Jumat, 30 Juni 2023.

Nah dengan teknologi pendingin baru seperti ini, lanjutnya kadar organoleptik pada ikan bisa dipertahankan untuk memenuhi standar grade A atau B. Dengan teknologi itu, dapat membantu nelayan atau pengusaha ikan mempertahankan kondisi ikan untuk layak ekspor.

Lebih lanjut, teknologi pendingin ikan ini bisa digunakan di kapal besar maupun kapal kecil dengan menggunakan tenaga surya, begitu juga pendingin ini bisa ditempatkan di pelabuhan maupun pada proses pengiriman melalui peti kemas.

Baca Juga: 20 ide usaha kuliner di Sulawesi Selatan dengan konsep ramah lingkungan: Makassar, Bulukumba hingga Luwu

"Ini seharusnya difasilitasi oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan agar kapal kapal nelayan kita memiliki alat pendingin seperti ini. Begitu juga pihak perbankan seharusnya ada support kepada pengusaha perikanan di Indonesia," bebernya.

Menurutnya, keberpihakan perbankan kepada nelayan belum maksimal dalam mengembangkan usaha perikanan tangkap di Indonesia terutama untuk meningkatkan produksi untuk ekspor. Nelayan tidak didorong untuk memproduksi ikan kualitas ekspor yang mana harganya bisa lebih tinggi.

Bupati yang berlatar pengusaha ini, mencoba memberikan kalkulasi jika tangkapan tuna itu bisa diekspor. Dikatakan rata rata tangkapan tuna di Bulukumba dan Sinjai sekitar 50 ton perhari, sehingga dalam sebulan ada 1.500 ton. Jika total ini kalikan dengan harga paling rendah Rp80 ribu perkilogram maka ada sekitar Rp12 milyar perbulan yang berputar di usaha ikan tuna ini.

Baca Juga: 20 ide konten kreatif untuk kreator digital di Sulawesi Selatan: Takalar, Bulukumba hingga Luwu

Halaman:

Editor: Sri Ulfanita


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah