Nestapa ibu hamil di Bulukumba: Suaminya korban penikaman meninggal dengan utang rumah sakit ratusan juta

- 9 Juni 2024, 20:34 WIB
Almarhum Saenal saat masih dalam perawatan di rumah sakit/
Almarhum Saenal saat masih dalam perawatan di rumah sakit/ /Dok. Andhika Mappasomba

WartaBulukumba.Com - Salah satu pinggiran Indonesia itu bernama Kasimpureng, berada di Kecamatan Ujung Bulu, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan, di mana hidup seorang wanita bernama Nurul Faidil. Dalam diamnya, ia menyimpan duka mendalam, kesedihan yang hanya dapat dimengerti oleh mereka yang telah kehilangan.

Nurul adalah seorang ibu hamil yang kini harus bertarung melawan kesulitan hidup setelah suaminya, Saenal, pergi untuk selamanya, meninggalkan beban utang rumah sakit yang membelit erat.

Hari itu, 10 Maret 2024, jelang Maghrib, Saenal, suami Nurul, tengah berjalan di sebuah gang sempit ketika tiba-tiba saja ia diserang oleh seorang tak dikenal.

Baca Juga: Melihat Bulukumba dari pinggir: Desa Bonto Mate'ne yang terus berbenah

Tangan pelaku menghujamkan pisau berkali-kali ke tubuh Saenal. Empat luka menganga: di pipi kiri, perut sebelah kiri, lengan kanan, dan paha kanan. Jeritan kesakitan Saenal tenggelam dalam bisingnya senja.

Tubuh Saenal yang terluka parah segera dilarikan ke RSUD Bulukumba. Malam itu, statusnya sebagai pasien umum menempatkannya di antrean panjang untuk operasi. Waktu terasa begitu lambat bagi Nurul, yang menunggu dalam ketidakpastian, berharap cemas di ruang tunggu yang sepi.

Hari-hari berikutnya menjadi saksi bisu dari sebuah perjuangan yang tak berkesudahan. Tiga hari setelah operasi, Saenal dirujuk ke RS Wahidin Sudirohusodo di Makassar karena komplikasi infeksi usus. Di rumah sakit tersebut, tagihan demi tagihan mulai membebani keluarga kecil ini.

Baca Juga: Konsolidasi Pemuda di Bulukumba suarakan perbaikan Jalan Poros Parukku Kindang

Angka Tagihan Terus Melonjak

Dalam dua hari pertama saja, angka tagihan melonjak dari Rp43 juta menjadi Rp62 juta. Setiap kali Nurul melihat tagihan, beban di pundaknya semakin berat, lebih berat dari beban kehamilan yang sedang ia tanggung.

Kondisi Saenal semakin memburuk. Bolak-balik rumah sakit, keluar-masuk ruang perawatan, hingga akhirnya kembali dirujuk ke RS Wahidin. Di sanalah, di ruang perawatan ICU, Saenal berjuang selama lima hari. Lima hari yang penuh harapan, namun juga penuh rasa sakit. Lima hari yang menguras emosi, tenaga, dan tabungan yang tak seberapa.

Pada tanggal 3 Juni 2024, Saenal menghembuskan napas terakhirnya. Rasa kehilangan yang begitu dalam menenggelamkan Nurul dalam lautan kesedihan. Namun, tak ada waktu untuk meratapi. Seiring dengan kepergian suaminya, beban tagihan rumah sakit yang mencapai Rp118 juta terus menghimpit.

Baca Juga: Menyesap Bulukumba dalam syukuran hasil panen di Desa Bajiminasa: Lezatnya lappa-lappa dan songkolo batara

Nurul kini harus menghadapi realitas yang keras. Suaminya, yang selama ini bekerja serabutan, telah tiada. Ia meninggalkan Nurul dengan empat anak dan satu janin yang sedang bertumbuh di dalam rahimnya. Rumah kecil yang mereka tinggali adalah warisan dari mertuanya yang juga telah lama pergi. Tanpa ada tabungan, tanpa ada penghasilan tetap, Nurul harus menanggung semua ini sendiri.

Ia tidak bisa berharap banyak pada keluarga suami, karena Saenal adalah anak tunggal. Beban tanggung jawab yang berat ini kini sepenuhnya berada di pundaknya. Sebagai seorang ibu rumah tangga, bekerja untuk menghidupi keluarganya dalam kondisi hamil lima bulan adalah tantangan yang hampir mustahil.

Mencari Setitik Cahaya di Tengah Kegelapan

Setiap malam, dalam sepinya, Nurul berdoa, berharap ada mukjizat yang datang untuk meringankan beban hidupnya. Ia tidak meminta banyak, hanya sedikit keringanan agar anak-anaknya tidak perlu merasakan penderitaan yang sama. Dalam keheningan malam, ia hanya bisa berharap uluran tangan dari para dermawan, dari mereka yang masih peduli pada nasib sesama.

Bagi siapa pun yang tergerak untuk membantu, donasi dapat disalurkan melalui Baznas Bulukumba atau langsung menghubungi Koordinator Relawan Sosial Mandiri Bulukumba, Andika DM (A. A. Karim) di nomor telepon 085242496423. Rekening BSI atas nama Andi Abdul Karim: 7198527208.

Hingga kini, tagihan Saenal yang masih tersisa mencapai Rp99 juta, sebuah angka yang tak terjangkau bagi Nurul.

Andhika Mappasomba, salah seorang relawan sosial yang setia mendampingi Nurul, dengan penuh haru menceritakan perjuangan mereka.

"Insya Allah, malam ini, kami akan ke Makassar dan besok pagi akan ke Loket RS Wahidin Sudirohusodo Makassar untuk menyetorkan donasi yang terkumpul. Tagihan akhirnya sekitar Rp117 juta Rupiah," tuturnya pada Ahad malam, 9 Juni 2024..

Dalam kegetiran hidup, ada seberkas harapan yang muncul. Andhika Mappasomba mengingat kembali pertemuannya dengan Nurul dan anak-anaknya di depan RSUD Bulukumba.

"Anak ini berkata pada ibunya: 'Ibu, ayo pergi ke rumah sakit, ketemu Etta'," ungka[ Andhika Mappasomba dengan nada haru.

Kata-kata polos dari seorang anak yang merindukan ayahnya, menjadi pengingat bagi Nurul bahwa hidup harus terus berjalan, meski berat, meski penuh liku.***

Editor: Alfian Nawawi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah