Melihat Bulukumba dari pinggir: Desa Bonto Mate'ne yang terus berbenah

- 23 April 2024, 14:31 WIB
Akses menuju kawasan wisata Seppengnge di Desa Bonto Mate'ne, Kecamatan Rilau Ale, Kabupaten Bulukumba.
Akses menuju kawasan wisata Seppengnge di Desa Bonto Mate'ne, Kecamatan Rilau Ale, Kabupaten Bulukumba. /Dok. Rasul David

Menggali Potensi Desa Melalui Inisiatif 'Beli Dari Desa'

Di era digital, dimana belanja online dan pasar global mendominasi, sebuah inisiatif terlihat dalam "Beli dari Desa," sebuah rubrik pada laman resmi desa ini, Bontomatene.digitaldesa.id, mewujudkan sebuah platform promosi yang luar biasa bagi produk-produk UMKM Desa Bonto Mate'ne.

Tujuannya tidak lain adalah untuk meningkatkan perekonomian masyarakat desa dengan menghubungkan mereka secara langsung dengan konsumen yang lebih luas.

Berikut adalah beberapa contoh produk yang ditawarkan melalui inisiatif ini, menampilkan kekayaan dan keragaman usaha lokal:

  1. Kios BU MARNI - Menawarkan barang-barang kebutuhan dengan harga mulai dari Rp2.500.
  2. Kios Ibu Erdaliana - Terkenal dengan produk unggulannya yang dibanderol Rp20.000.
  3. Kios Pakaian Hj.Ningsih - Pilihan pakaian tradisional dan modern seharga Rp35.000.
  4. RUKMANA TAILOR - Jasa penjahitan kualitas tinggi dengan tarif mulai Rp10.000.
  5. TELUR - Telur segar dari peternakan lokal, dijual per item seharga Rp45.000.
  6. Nasi Bungkus SD 94 "Bu Karmila" - Makanan rumahan yang sangat terjangkau, hanya Rp2.000.
  7. Aneka Beras - Berbagai jenis beras lokal, setiap paket dihargai Rp8.000.
  8. Aneka Sembako 'OM SAL' - Sembako dengan harga yang sangat bersahabat, Rp2.000.
  9. Jalangkote/Bakwan Afika - Snack lokal yang populer, hanya Rp1.000 per buah.
  10. GULA MERAH / AREN - Gula aren alami, ditawarkan dengan harga Rp15.000.
  11. JIPANG - Camilan manis tradisional, tersedia dengan harga Rp10.000.

Baca Juga: Ketika Pantai Merpati Bulukumba dalam dekapan sampah dan lalat

Inisiatif "Beli Dari Desa" tidak hanya membuka pintu bagi produk lokal untuk menjangkau pasar yang lebih luas, tapi juga memberikan peluang bagi masyarakat desa untuk berpartisipasi aktif dalam ekonomi digital.

Dengan setiap pembelian, konsumen tidak hanya mendapatkan produk berkualitas, tapi juga secara langsung mendukung pertumbuhan ekonomi di Desa Bonto Mate'ne.

Melalui "Beli Dari Desa", Desa Bonto Mate'ne menunjukkan bahwa dengan pemanfaatan teknologi dan inovasi, desa-desa di Indonesia mampu meningkatkan kesejahteraan mereka dan secara bersamaan menyajikan produk-produk unik yang menarik bagi pasar modern.

Inisiatif ini bukan hanya tentang transaksi ekonomi, tapi juga tentang membangun jembatan antara tradisi dan modernitas, antara desa dan kota besar.

Sejarah Desa Bonto Matene

Menelusuri jejak sejarahnya, seperti disarikan dari Bontomatene.digitaldesa.id, Desa Bonto Mate’ne pertama kali didirikan pada tahun 1987, tumbuh dari keterpisahan wilayahnya dengan Desa Bonto Bangun dan bahkan melepaskan Dusun Anrang yang kemudian menjadi Desa Anrang pada tahun 2000.

Sejak itu, desa ini telah melihat serangkaian pemimpin yang datang dan pergi, masing-masing meninggalkan jejak pada masa jabatan mereka.

Halaman:

Editor: Nurfathana S


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah