WartaBulukumba.Com - Melihat Bulukumba dari pinggir, kita akan menemukan begitu banyak tapestri alam, salah satunya adalah Desa Bonto Mate'ne yang terus berbenah.
Desa Bonto Matene yang merupakan bagian dari Kecamatan Rilau Ale, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan, adalah seperti lukisan hidup, warna sawah menghijau, pepohonan rindang, dan sungai yang berkilauan seperti perak, bercampur menjadi palet yang memanjakan mata.
Setiap pagi, sinar matahari menyusup lembut melalui celah daun, memecah keheningan dengan cahaya keemasan yang menari-nari di atas dedaunan. Di sini, angin berbisik rahasia lama ke telinga pohon-pohon tua, mengisahkan kisah-kisah dari zaman dahulu kala, saat desa ini masih dalam pelukan alam semata.
Desa Bonto Matene yang juga kadang ditulis menjadi Desa Bonto Mate'ne adalah pemilik "Seppengnge", sebuah kawasan permandian alam yang unik lantaran kontur dan teksturnya, terkesan sempit namun memiliki air bening alami.
Kata "Seppengnge" berarti "sempit". Permandian alam ini cukup ramai dikunjungi terutama pada hari libur.
Terletak di lanskap hijau Kabupaten Bulukumba, Desa Bonto Mate’ne muncul sebagai potret evolusi komunal, memisahkan diri dari Desa Bonto Bangun pada tahun 1987 untuk membentuk identitasnya sendiri.
Desa ini dihiasi dengan tiga dusun yang berbeda: Batu-Batu, Bingkarongo, dan Buttalolo, yang masing-masing menyimpan cerita dan tradisi khasnya sendiri.
Baca Juga: Mengungkap 10 fakta unik Desa Salassae yang sulit ditemukan di desa lainnya di Kabupaten Bulukumba