Gerakan Bulukumba Menanam: Menenun kembali mimpi-mimpi ekologis dengan 18.000 bibit tanaman

15 Juni 2024, 13:42 WIB
Gerakan Bulukumba Menanam: Menenun kembali mimpi-mimpi ekologis dengan 1800 bibit tanaman/Flyer SalassExpo 2024. /

WartaBulukumba.Com - Gerakan Bulukumba Menanam adalah serupa menenun kembali mimpi-mimpi ekologis dengan 1800 bibit tanaman. Desa Salassae di Kecamatan Bulukumpa akan direngkuh lebih banyak aroma tanah basah.

Di bawah sinar matahari yang mengintip malu-malu dari balik awan, ribuan orang bakal berkumpul dengan harapan di tengah hiruk-pikuk SalassaExpo 2024.

Mereka akan menanam benih harapan secara kolektif, sebanyak 18.000 bibit pohon, dalam "Gerakan Bulukumba Menanam" pada 25-27 Juni 2024 sebagai bagian dari SalassaExpo 2024 di Desa Salassae, Kecamatan Bulukumpa, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan.

Pohon-pohon ini, dengan daun-daun yang akan menjulur lebat dan akar-akar yang mencengkeram tanah, adalah penjaga yang tak kenal lelah, melawan erosi, menghisap karbon, dan memberikan naungan bagi kehidupan yang beragam.

Baca Juga: Melihat Bulukumba dari kearifan lokal ekologis: Cara Ammatoa Kajang melestarikan lingkungan

Bibih-bibit Harapan untuk Masa Depan Bumi

Gerakan Bulukumba Menanam: Menenun kembali mimpi-mimpi ekologis dengan 1800 bibit tanaman./Flyer SalassaExpo 2024

Di antara bibit-bibit yang akan ditanam dalam Gerakan Bulukumba Menanam, beberapa di antaranya adalah:

Jati (Tectona grandis): Pohon yang anggun ini berdiri kokoh, seperti penjaga hutan yang setia. Kayu jatinya yang keras dan awet adalah anugerah dari alam, digunakan untuk membangun rumah-rumah yang bertahan dari generasi ke generasi. Namun, lebih dari itu, jati adalah pelindung tanah, menguatkan lereng-lereng bukit dari longsor yang mengancam.

Mahoni (Swietenia macrophylla): Dengan daun-daun yang rimbun dan akar yang kuat, mahoni adalah penghasil oksigen yang tak ternilai. Kayunya yang merah dan kuat mencerminkan kekayaan alam yang seharusnya kita jaga, bukan sekadar untuk diambil manfaatnya, tetapi juga untuk dilestarikan.

Nyatoh (Palaquium spp.): Pohon ini, dengan batangnya yang tinggi dan daunnya yang lebat, memberikan naungan dan perlindungan bagi tanah di sekitarnya. Kayu nyatoh digunakan untuk membuat perabot yang memperindah rumah, tetapi peran terbesarnya adalah menjaga keseimbangan ekosistem tempat ia tumbuh.

Baca Juga: Jejak inovasi SMP 17 Bulukumba: Membangun generasi Pancasila yang peduli lingkungan dan spiritual

Jabon (Anthocephalus cadamba): Pohon yang tumbuh cepat ini adalah pahlawan dalam memulihkan lahan yang telah rusak. Jabon menyerap karbon dengan efisien dan membantu mengembalikan fungsi ekosistem yang hilang, memberikan kesempatan kedua bagi tanah yang lelah.

Kayu Putih (Melaleuca leucadendra): Daun-daunnya yang harum bukan hanya menyembuhkan, tetapi juga melindungi. Minyak kayu putih yang dihasilkan adalah bukti dari kasih sayang alam, memberikan kenyamanan dan kesehatan bagi mereka yang membutuhkan.

Kayu Kencana (Vatica bantamensis): Pohon ini adalah perhiasan hutan. Dengan batang yang tinggi dan megah, kayu kencana tidak hanya berharga dalam pembuatan mebel mewah, tetapi juga sebagai pelindung yang menjaga tanah dari erosi dan kerusakan.

Baca Juga: Wajah Bulukumba dari petani gula aren: Menyemai kesadaran lingkungan di DAS Balantieng bersama Dana Mitra Tani

Sirsak (Annona muricata): Buahnya yang manis dan segar adalah hadiah dari pohon yang sederhana ini. Sirsak tidak hanya menyediakan pangan yang bergizi, tetapi juga membantu menciptakan iklim mikro yang mendukung kehidupan beragam makhluk.

Salam (Syzygium polyanthum): Daun-daunnya yang hijau digunakan sebagai bumbu yang memperkaya cita rasa masakan, namun lebih dari itu, pohon salam adalah penanda harmoni antara manusia dan alam, memberikan perlindungan pada tanah dan air.

Ebony (Diospyros celebica): Kayu hitamnya yang keras adalah lambang kekuatan dan keabadian. Ebony adalah pohon yang menjaga rahasia alam, dengan kekuatannya yang mampu bertahan melawan waktu dan perubahan.

Bayam Jawa (Amaranthus spp.): Tanaman kecil ini mungkin terlihat sederhana, namun bayam jawa adalah sumber kekayaan nutrisi yang mudah tumbuh dan membantu membersihkan udara dari polusi.

Nangka (Artocarpus heterophyllus): Buah yang besar dan manis ini adalah lambang keberlimpahan. Nangka memberikan kesejukan dan perlindungan dari matahari yang terik, serta menjadi sumber pangan yang berkelanjutan.

Durian (Durio zibethinus): Dengan durinya yang keras dan daging buah yang lembut, durian adalah metafora dari tantangan dan imbalan. Pohon ini membantu menjaga air tanah dan menyediakan tempat berlindung bagi satwa liar.

Suara dari Hati Alam

Di sela-sela persiapan acara, WartaBulukumba.Com berbincang dengan Sri Puswandi, Ketua Dana Mitra Tani (DMT), salah satu organisasi yang ikut terlibat dalam Gerakan Bulukumba Menanam.

Di bawah teduhnya pohon jati, Sri Puswandi berbicara dengan penuh semangat tentang visi dan harapan mereka.

“Gerakan ini lahir dari keprihatinan kami terhadap kondisi alam yang semakin rusak. DMT melihat bahwa ini adalah panggilan untuk bertindak. Kami ingin mengajak masyarakat untuk kembali ke akar, untuk menyatu dengan alam dan menjaganya seperti menjaga diri sendiri,” tuturnya saat ditemui pada Ahad, 15 Juni 2024.

Sri melanjutkan, DMT terlibat sejak awal, dari perencanaan hingga eksekusi. DMT bekerja sama dengan pemerintah daerah, sekolah-sekolah, dan komunitas lokal untuk memastikan setiap bibit yang ditanam bukan hanya tumbuh, tetapi juga menjadi simbol dari harapan dan kehidupan yang baru.

"Kami ingin menunjukkan bahwa dengan usaha bersama, kita bisa mengubah masa depan menjadi lebih baik.”

Sri Puswandi berharap gerakan ini bisa menjadi katalis bagi perubahan yang lebih besar.

"Kami ingin masyarakat sadar bahwa pohon bukan hanya sekadar tumbuhan, tetapi juga penjaga kehidupan. Dengan menanam pohon, kita memberikan nafas baru bagi bumi dan menyediakan masa depan yang lebih baik bagi generasi mendatang. Pohon-pohon ini akan tumbuh menjadi hutan yang lebat, menjadi paru-paru dunia, dan menyediakan kesejahteraan bagi semua makhluk,” ungkap Sri Puswandi.

Dengan setiap bibit yang ditanam, masyarakat Bulukumba bisa menenun kembali kehidupan alam, menyulam masa depan yang penuh harapan bagi bumi dan semua makhluk yang hidup di dalamnya.***

Editor: Alfian Nawawi

Tags

Terkini

Terpopuler