Meraba sisi lain wajah Bulukumba: 'Balangtieng Memanggil' di SalassaExpo 2024

15 Juni 2024, 13:06 WIB
Ketua DMT Bulukumba, Sri Puswandi bercengkerama dengan para petani aren di depan tungku pembuatan gula aren/WartaBulukumba.Com /

WartaBulukumba.Com - Sungai Balangtieng yang merengkuh belasan desa di Kabupaten Bulukumba terus mengalun dalam bisikan aliran airnya, dtemani kabut tipis yang melayang di atas permukaannya. Namun embun di daun-daun aren, seperti tetes air mata alam yang menangisi luka-luka yang telah ditorehkan oleh tangan manusia.

Udara di sepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS) Balangtieng masih terasa segar, namun ada kegetiran yang menyusup. Langit sedikit berawan.

Dari kejauhan, suara-suara khas pedesaan terdengar. Suara ayam jantan berkokok, disambut sesekali denting air saat daun jatuh ke sungai, mengajak siapa pun yang mendengar untuk merenungi keindahannya.

Adalah fakta bahwa sungai Balangtieng kini sedang tidak baik-baik saja. Tambang-tambang ilegal Galian C menjadikannya medan pertempuran antara alam dan kerakusan manusia.

Baca Juga: Senandung Sungai Balangtieng di Bulukumba: Pendidikan manajemen bisnis petani aren untuk keberlanjutan

SalassaExpo 2024

Meraba sisi lain wajah Bulukumba: 'Balangtieng Memanggil' di SalassaExpo 2024

Pada 26 Juni 2024, dalam rangkaian kegiatan SalassaExpo 2024 di Desa Salassae, Kecamatan Bulukumpa, Kabupaten Bulukumba, diskusi mengenai penyelamatan DAS Balangtieng menjadi agenda utama.

Bertajuk "Balangtieng Memanggil",  para petani, aktivis lingkungan, akademisi, dan pemimpin lokal diundang untuk meramu program nyata untuk menyelamatkan Balangtieng dari kehancuran.

Ketua Dana Mitra Tani (DMT) Bulukumba, Sri Puswandi, berbicara dengan penuh semangat dan kepedulian terkait agenda diskusi tersebut.

Baca Juga: Geliat perkembangan produk UMKM di DAS Balangtieng: Beranda Komunitas di Bulukumba memperkuat kemitraan

"Balangtieng adalah urat nadi kehidupan bagi banyak petani di sini. Dahulu, air sungai ini mengalir dengan jernih, membawa kesuburan bagi lahan-lahan pertanian di sepanjang alirannya," tuturnya kepada WartaBulukumba.Com pada Ahad, 15 Juni 2024.

Sei Puswandi mengungkapkan bahwa petani aren dan petani lainnya mengandalkan air ini untuk irigasi.

"Namun, sekarang sungai ini terancam. Tambang-tambang ilegal Galian C telah merusak aliran air, mencemari sungai dengan lumpur dan bahan kimia. Ini bukan hanya soal kehilangan sumber air, tetapi soal kehilangan masa depan," ungkapnya dengan nada getir.

Baca Juga: Wajah Bulukumba dari petani gula aren: Menyemai kesadaran lingkungan di DAS Balantieng bersama Dana Mitra Tani

Perjuangan Tanpa Henti

Sri Puswandi dan rekan-rekannya dari DMT berkomitmen untuk terus mengkampanyekan penyelamatan DAS Balangtieng melalui berbagai media, serta memperkuat kerjasama dengan berbagai organisasi pemerhati lingkungan. 

Aksi-aksi penanaman pohon terus dilakukan secara berkala dan berkesinambungan oleh DMT dan masyarakat setempat.

"Kami telah menggalang dukungan dari berbagai pihak. Kami ingin membuktikan bahwa masyarakat lokal tidak berdiam diri. Kami bekerja di lapangan, bersama-sama menjaga dan merawat Balangtieng."

Balangtieng masih memiliki harapan. Meskipun ancaman pengrusakan lingkungan terus menghantui, semangat warga lokal dan para aktivis lingkungan memberikan sinar terang di tengah gelapnya situasi.

Mereka percaya bahwa dengan upaya bersama, Balangtieng dapat kembali menjadi sungai yang bersih dan sehat, memberikan kehidupan bagi semua makhluk yang bergantung padanya.

Sri Puswandi menyampaikan harapannya, Balangtieng akan kembali jernih, seperti dulu.

"Sungai ini bukan hanya air, tapi jiwa dari masyarakat kita. Kami akan terus berjuang untuk memastikan bahwa Balangtieng tetap menjadi sumber kehidupan, bukan sumber kehancuran," tandas Sri Puswandi.

Suaranya berdesir serupa angin di antara pepohonan, dan semangat juang masyarakat setempat di sepanjang DAS Balangtieng yang masih ingin bernapas dan masih memiliki harapan lebih cerah.***

Editor: Alfian Nawawi

Tags

Terkini

Terpopuler