Yuk mengisi libur panjang di Bulukumba: Rekomendasi wisata alam dan edukasi

23 Juni 2024, 12:54 WIB
Suasana anak-anak membaca buku di Tandabaca /Dok. Tandabaca

WartaBulukumba - Anda mencari tempat wisata alam yang cocok untuk keluarga? Temuilah kabut di atas ketinggian 900 mdpl. Bulukumba memiliki tempat eksotis ini dan tentu saja setelah Sang Maha Pencipta meletakkannya di perbukitan Kecamatan Kindang, nun di bagian Barat kabupaten ini. Orang-orang mengenalinya sebagai Tandabaca. 

Menemui Tandabaca berarti harus tiba pada 'seserpih surga yang diletakkan' di Dusun Sapayya,  bagian eksotis di Desa Kindang, Kecamatan Kindang, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan.

Pada tahun 2019, seorang pemuda bernama Irhyl R. Makkatutu, seorang penulis asal Kindang,  mengakhiri kegelisahannya dengan mengembangkan potensi wisata desa ini.

Baca Juga: Sejarah Bulukumba: Memoar pasir putih di ujung selatan Sulawesi sebelum dikenal sebagai Pantai Tanjung Bira

Dialah penggagas tempat ini yang kemudian diberinya nama Tandabaca.

Penuturan Irhyl, filosofi dan makna Tandabaca adalah tanda baca dalam kehidupan kita, baik itu titik, koma, atau tanda baca lainnya yang memberikan ruang bagi refleksi, apakah itu hanya perlu jeda sejenak atau bahkan berhenti sejenak.

Tandabaca bukan hanya menjadi ruang hentian tetapi juga menjadi pengingat agar hidup tidak menjadi rakus.

Tandabaca juga memiliki makna universal dalam bahasa Indonesia, di mana tidak ada padanan kata yang tepat untuk menggambarkan henti membaca atau menulis.

Baca Juga: Sepotong surga di pelosok Bulukumba: Potensi besar kawasan permandian alam Seppengnge di Desa Bonto Mate'ne

Di Tandabaca, perlahan mulai tumbuh geliat ekowisata, roda penggerak dan sumber pendapatan UMKM di wilayah yang kaya dengan cengkeh, kopi, dan porang yang saat ini menjadi komoditas andalan masyarakat Desa Kindang.

"Tandabaca dirancang sebagai ruang publik yang memberikan tempat untuk istirahat dan merenung dari kegelisahan dan kesibukan sehari-hari. Selain menawarkan pemandangan alam yang indah dan udara segar pedesaan, Tandabaca juga menawarkan perpustakaan alam yang dipenuhi dengan buku-buku," tutur Irhyl kepada WartaBulukumba.com dalam sebuah wawancara beberapa bulan lalu.

Baca Juga: Libur lebaran di oasis tersembunyi timur Bulukumba: Pulau Kambing surga penyelam

 

Akses menuju Tandabaca sangat mudah dijangkau meskipun berada di atas bukit. Pengunjung dapat mengikuti papan penunjuk bertuliskan "Tandabaca" yang terletak di pinggir jalan.

Dari tempat parkir, pengunjung hanya perlu berjalan menyusuri jalan setapak yang mengarah ke atas bukit untuk mencapai lokasi Tandabaca.

Tak hanya pohon cengkeh dan kopi yang menjadi daya tarik, jika melirik ke sebelah kanan, kita akan disuguhkan pemandangan sawah dengan pematang bertumpuk yang eksotis.

Pemandangan sawah ini menjadi semakin memesona ketika berada di atas rumah pohon yang bernama Binara Cinta Kaisah Ayatulauni. Pengunjung dapat menikmati pengalaman membaca di alam terbuka yang akan meninggalkan kenangan tak terlupakan.

Angin sepoi yang lembut akan menemani mereka saat merenung dan menikmati buku-buku yang tersedia. Selain itu, di Tandabaca juga terdapat berbagai jajanan tradisional yang dapat dibeli dengan menggunakan sampah daur ulang sebagai pembayaran, sebagai upaya untuk mengurangi pencemaran lingkungan.

Pengembangan Tandabaca juga memiliki tujuan untuk memberikan tempat dan ruang edukasi bagi anak-anak sekolah dan masyarakat setempat.

Tempat ini juga diharapkan dapat menjadi pendorong ekonomi masyarakat dengan mendorong pengembangan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di sekitar Tandabaca. Selain itu, pengunjung juga dapat berkenalan dengan komoditas andalan Desa Kindang seperti pohon cengkeh, kopi, dan porang.

Meskipun Tandabaca masih dalam tahap pengembangan, tempat ini telah menyediakan fasilitas panggung, WC, dan listrik untuk kenyamanan pengunjung.

Edu Tourism

Di Tandabaca sangat cocok pula sebagai area berkemah dan wisata pendidikan atau wisata edukasi, bisa juga disebut edu tourism.

Perjalanan eduwisata dilakukan untuk rekreasi atau liburan dan juga terdapat aktivitas edukasi atau pendidikan di dalamnya. Ada banyak kegiatan wisata edukasi yang bisa di lakukan khususnya bagi anak-anak yang masih membutuh pembelajaran akan dunia luar.

Edu tourism tidak sekadar berwisata, tetapi juga memiliki tujuan untuk menambah nilai-nilai edukasi atau pendidikan bagi wisatawan. Wisata edukasi sebuah kegiatan yang umumnya dilakukan oleh institusi pendidikan, seperti sekolah-sekolah maupun institusi pendidikan lainnya.

Menilik suasana, alam, dan faktor sosial dan budaya di sekitarnya, Tandabaca begitu representatif bagi wisata pendidikan untuk meningkatkan kecerdasan dan kreativitas peserta kegiatan wisata. 

Rumah Pohon Binara Cinta Kaisah Ayatulauni

Ada sebuah rumah pohon yang begitu ikonik di Tandabaca. Rumah pohon ini dinamai Binara Cinta Kaisah Ayatulauni, sebuah persembahan cinta, doa, dan ingatan kepada ponakan pertama Irhyl R. Makkatutu, yang kini berjalan duluan pada keabadian.

Rumah Pohon Binara Cinta Kaisah Ayatulauni /Dok. Tandabaca

Jika kita berada di atas rumah pohon ini, kita bisa mengintip keindahan Bulukumba dari ketinggian sambil merengkuh udara yang dingin, menghirup angin yang menari, dan menangkap pemandangan indah.

Di rumah pohon ini, kita bisa menikmati sensasi menyeruput kopi dan sarabba. Pengunjung juga bisa mengetes suara, membawakan lagu kesukaan, dapat pula camp, menikmati gigil malam, melakukan hal-hal baik apa saja di Tandabaca,

 

Binara Cinta Kaisah Ayatulauniidi puncak bukit, dengan atap yang terbuat dari rumbia melindunginya dari guyuran hujan. Tiang-tiangnya, terbuat dari kayu yang kuat.

Rumah pohon ini memiliki dua lantai, dengan dua tangga kayu, membawa pengunjung menuju lantai pertama dan kedua. Sebatang pohon raksasa berdiri sebagai tiang utama.

Hampir setiap hari di rumah pohon ini anak-anak datang dengan wajah bersemangat. Di sini mereka bisa membaca buku-buku yang disediakan.

Di antara dedaunan hijau, anak-anak itu tenggelam dalam dunia khayal yang ditawarkan oleh buku-buku bacaan. Di atas rumah pohon ini, anak-anak menemukan dunia yang tak terbatas, di mana petualangan melompat dari halaman-halaman buku ke kehidupan nyata mereka.***(Israwaty Samad)

Editor: Nurfathana S

Tags

Terkini

Terpopuler