WartaBulukumba - Tanjung Bira merupakan pecahan surga yang jatuh ke Bumi.

Keindahannya selalu memikat bagi siapa saja. Salah satunya divers Malaysia ini.

Ia lalu melakukan perjalanan penuh gairah ke Tanjung Bira. Meskipun dalam ingatannya jalanan ke Tanjung Bira masih berlobang tidak semulus sekarang.

Baca Juga: Selain Bira, inilah tempat tercantik di Bulukumba: Bulupadido

Menyaksikan keindahan bawah laut secara langsung membuatnya terpukau dan jatuh hati.

Nori sapaan akrabnya, kemudian berdiskusi dengan keluarganya untuk mencari sebuah lokasi untuk menetap.

Seiring berjalannya waktu lalu bertransformasi menjadi sebuah penginapan ternama, "Tevana Hause Reef".

Baca Juga: Sepucuk pesan Miss Earth Indonesia Sulawesi Selatan untuk Kawasan Wisata Ammatoa Kajang

Keindahan lautnya tidaklah seindah pantainya, saat itu Nori menatap miris kebersihan pantai Tanjung Bira.

Saat itu banyak sampah berserakan. Kepedulian masyarakat terhadap lingkungan juga masih kurang.

Nori lalu bergerak. Dimulai dari diri sendiri ia perlahan mengedukasi masyarakat.

Baca Juga: Titik Nol Bulukumba di Tanjung Bira punya wajah baru

Gerakan itu berbuah manis. Ia berhasil mengajak beberapa orang untuk ikut berpartisipasi dalam membersihkan sampah di sepanjang pantai.

Bukan hanya sampah, Nori bersama relawan lainnya juga berjuang untuk mencoba melakukan transplantasi karang di depan penginapannya.

"Jika laut terus menerus diambil hasilnya tanpa peduli akibatnya maka keindahan yang pernah disaksikan lima tahun lalu akan punah dengan sendirinya entah itu perbuatan manusia ataukah kerusakan alam," tuturnya, dikutip dari kanal YouTube Tomy Speaks, yang diunggah pada 29 September 2021.

Baca Juga: Sailing Pinisi mengajak keliling ke pantai-pantai indah sambil menikmati kuliner khas Bulukumba

Dalam unggahan video berjudul "Gadis Malaysia Mencintai Bira. Bersih Pantai, jaga terumbu karang. Nori, Aku Padamu", Nori mengungkapkan bahwa Tevana Goust house bertujuan untuk memudahkan dia dalam transplantasi serta pengawasannya.

Rutinitas Nori dengan mimpi untuk melihat Bira selalu bersih dan bertahan dengan ekosistemnya, tetap berlangsung hingga sekarang.

Dia di sana, ditemani Angger seorang perempuan dari Yogyakarta, dan banyak lagi relawan lainnya.***