WartaBulukumba.Com - Ketukan-ketukan ritmis, tingkah dan gerakan lucu para penari, diiringi dialog-dialog humor namun padat satire, selalu tersaji dalam setiap pementasan gandrang bulo. Seni tradisi ini juga akan disuguhkan di panggung SalassaExpo 2024 Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan.
Di masa silam, di tangan petani, gandrang bulo bukan sekadar alat untuk menghalau burung yang mencuri padi, melainkan sebuah ungkapan kebahagiaan dan rasa syukur menjelang panen.
Seni tradisional ini ternyata menyimpan filosofi mendalam tentang kebersamaan dan keharmonisan antara manusia dan alam.
Baca Juga: Mengenal ritual adat 'Andingingi' yang selalu mengawali Festival Pinisi Bulukumba
Pada awalnya, gandrang bulo hanya berupa tarian dengan permainan musik gendang dan biola dari bambu.
Tari gandrang bulo ini lazim disebut dengan gandrang bulo ilolo gading, yang dinisbatkan pada salah satu perlengkapan musiknya yang terbuat dari bambu lolo gading atau dalam bahasa Makassar dikenal bulo batti.
Biasanya, gandrang bulo dimainkan di balai-balai yang terletak di tengah sawah.
Baca Juga: Annyorong Lopi: Ritual sakral masyarakat Bulukumba melepas perahu Pinisi ke laut
Menurut Suryadi (2019), gandrang bulo bukan hanya sekadar alat musik, tetapi juga merupakan simbol semangat gotong royong dan kekompakan masyarakat dalam menghadapai musim tanam dan panen.