Teleskop membantu kita melihat bintang dan galaksi yang sangat jauh. Butuh waktu lama bagi cahaya dari galaksi jauh untuk mencapai kita. Jadi, saat kita melihat ke langit dengan teleskop, kita melihat seperti apa bintang dan galaksi itu di masa lalu.
Namun, saat kita memikirkan frasa "perjalanan waktu", kita biasanya membayangkan perjalanan lebih cepat dari 1 detik per detik.
Baca Juga: Misteri Chronovisor, 'mesin waktu' untuk time traveler yang tersembunyi di Vatikan?
Albert Einstein mendapatkan ide tentang bagaimana waktu bekerja. sehingga dia menyebutnya relativitas.
Teori ini mengatakan bahwa waktu dan ruang saling terkait. Einstein juga mengatakan alam semesta kita memiliki batas kecepatan: tidak ada yang dapat bergerak lebih cepat dari kecepatan cahaya (186.000 mil per detik).
Ana Alonso-Serrano, seorang peneliti postdoctoral di Max Planck Institute for Gravitational Physics di Jerman, menjelaskan kemungkinan perjalanan waktu dan bagaimana para peneliti menguji teori.
Dikutip dari USA Today pada 10 September 2022, ruang dan waktu bukanlah nilai mutlak, kata Alonso-Serrano.
“Saat Anda mengukir ruangwaktu, Anda dapat bermain dengan kelengkungan itu untuk membuat waktu berputar dan membuat mesin waktu,” kata Alonso-Serrano kepada USA Today.
Perjalanan waktu telah telah dicatat dalam Al Quran