Kondisi terkini Ikan paus yang terdampar di Kajang Bulukumba, ini lima penyebab mereka terdampar

- 6 Agustus 2022, 09:53 WIB
Ikan paus yang terdampar di pantai Kajang Bulukumba
Ikan paus yang terdampar di pantai Kajang Bulukumba /JejakSulsel.com

WartaBulukumba - Salah satu penguasa laut itu terdampar di sana, di bibir pantai Kajang Bulukumba Sulsel.

Dia ditemukan terkulai di sana sejak Rabu 3 Agustus 2022. Warga Kajang sontak geger.

Makhluk raksasa berwarna hitam itu sempat bertahan hampir 24 jam mengapung di bibir pantai Laikang Kajang Bulukumba sebelum mati.

Baca Juga: Desa Bontomacinna di Bulukumba melaju dengan aplikasi website Sistem Informasi Desa

Ikan jenis anak paus itu berwarna hitam. Ukurannya mencapi 10 meter sempat ditemukan warga Babalaikang, Kelurahan Laikang kecamatan Kajang, Kabupaten Bulukumba.

Ditakik dari Jejak.Sulsel.com pada Sabtu, 6 Agustus 2022warga setempat menjelaskan bahwa peristiwa langka ikan paus terdampar di pantai Babalaikang juga pernah terjadi pada 20 tahun silam.

Penampakan ikan raksasa terdampar sempat diunggah netizen bernama Nhinhing Bin Haris dan viral di media sosial.

Baca Juga: Suara gemuruh misterius di langit Bulukumba atau fenomena The Hum, ini penjelasan ilmiahnya

Penjelasan Ilmiah Mengapa Ikan Paus Terdampar

Sebuah makalah ilmiah menunjukkan bahwa aktivitas seismik diduga telah terlibat dalam kematian massal ikan paus yang terdampar di sepanjang Kepulauan Aleutian beberapa tahun silam.

Ketika ikan paus terdampar di sepanjang pantai Kepulauan Aleutian yang terpencil dan terjauh di Alaska, mereka mungkin tidak akan pernah ditemukan oleh manusia.

Pulau Adak terletak sedikit lebih dari setengah jalan antara Unalaska — rumah bagi pelabuhan perikanan terbesar di negara ini berdasarkan volume makanan laut yang mendarat — dan Pulau Attu.

Baca Juga: NASA akan mengubah satelit menjadi alat pemburu UFO dan Alien

Lima hari kemudian seorang pria lokal bernama Eddie Wine menemukan tujuh paus paruh terdampar mengambang di antara bebatuan di Palisades Point di Adak.

Mereka hanya 1,2 mil timur laut dari paus berparuh yang ditemukan sebelumnya. Setelah dia dan Lisa Spitler berjalan di sepanjang pantai mengambil foto, mereka melaporkan temuan terbaru mereka ke NOAA Fisheries. Pakar mamalia laut NOAA menetapkan bahwa paus ini adalah paus berparuh Stejneger juga.

Dalam waktu 24 jam, tim respon terdampar yang berpengalaman tiba di Pulau Adak untuk menyelidiki peristiwa terdampar ikan paus secara massal.

Baca Juga: Perbedaan menyikapi penampakan UFO di berbagai negara, ini penjelasan pakar

Ditakik dari Antara, pengamat kelautan dan perikanan dari Universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang Dr.Chaterina Agusta Paulus,MSi mengatakan ada lima faktor yang menyebabkan paus terdampar.

"Ada lima faktor yang menjadi penyebab paus terdampar dan mati," kata Chaterina Agusta Paulus.

Faktor pertama adalah'upwelling' atau pengadukan massa air laut dalam yang dingin seperti di Laut Sawu.

Baca Juga: Letak astronomis Indonesia serta pengaruhnya

Kedua, kondisi paus tua, sakit atau cedera menyebabkan mereka muncul di pantai. Mereka kelelahan, kurang gizi, atau belum makan karena mereka sakit.

Ketiga, kesalahan navigasi dimana aspek-aspek tertentu dari garis pantai atau dasar laut dapat membingungkan paus, terutama jika hewan ini berkeliaran di luar habitat biasanya.

Beberapa tempat seperti ujung Pulau Raijua adalah hotspot untuk terdampar.

Baca Juga: Tur kosmik melalui foto yang diambil oleh teleskop James Webb NASA

"Adakalanya hal ini terjadi karena fitur geografis dari garis pantai," tambah dosen pada Pascasarjana Ilmu Lingkungan dan Fakultas Kelautan dan Perikanan, Universitas Nusa Cendana itu.

Faktor ke empat adalah karena mengikuti pemimpin kelompok ikan paus.

Artinya, jika seekor paus terluka atau hilang, mengapa mereka akhirnya terdampar dalam jumlah yang sangat besar?.

Kelima adalah kemungkinan penyebab lain dari keterdamparan, beberapa ahli berpendapat, adalah suhu air yang lebih hangat.

"Kemungkinan ini berpengaruh terjadi saat arah mangsa bergerak dan sebagai akibatnya paus mengikuti arah mangsa bergerak seperti menuju perairan hangat (bisa juga dekat dengan pantai)," katanya menjelaskan.***

Editor: Alfian Nawawi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x