The Galileo Project menggunakan sistem AI melacak entitas Alien

- 23 Februari 2022, 09:00 WIB
Ilustrasi galaksi - The Galileo Project menggunakan sistem AI melacak entitas Alien
Ilustrasi galaksi - The Galileo Project menggunakan sistem AI melacak entitas Alien /Tangkapan Instagram.com/@nasa/

Sebulan kemudian, pemerintah AS merilis laporan yang mengkonfirmasi bahwa personel militer AS telah menemukan hal-hal di langit yang tampak nyata, benda fisik yang menampilkan "teknologi canggih".

Christopher Mellon, mantan pejabat senior pertahanan AS, berkomentar bahwa UFO tidak hanya merupakan ancaman keamanan nasional, tetapi juga tidak mungkin mewakili teknologi canggih China, Rusia, atau AS. 

Baca Juga: Alien abduction terhadap Betty dan Barney Hill, pakar UFO ungkap penemuan terbaru

Pada akhir 2021, Presiden Biden menandatangani kantor baru pemerintah AS yang akan mencoba menganalisis sifat UFO ini sebenarnya, dengan mempertimbangkan keamanan nasional.

Bukan hanya pemerintah yang ikut dalam aksi tersebut. Proyek Galileo menggambarkan dirinya sebagai inisiatif yang didanai swasta yang menjanjikan untuk "membawa pencarian tanda tangan teknologi luar angkasa dari Peradaban Teknologi Luar Angkasa dari pengamatan dan legenda yang tidak disengaja atau anekdot ke dalam arus utama penelitian ilmiah yang transparan, tervalidasi dan sistematis".

Berbeda dengan Search for Extra-Terrestrial Intelligence (SETI) Institute yang sudah berjalan lama, yang menggunakan antena untuk mencari sinyal radio dari kemungkinan tetangga alien, The Galileo Project mencari objek fisik.

Baca Juga: Objek paling energik di alam semesta adalah galaksi Messier 77! Tanda dihuni Alien?

Tzvi Weitzner, salah satu pendiri dan chief strategy officer Timbr yang berbasis di Tel Aviv, mengatakan bahwa proyek tersebut menghadirkan tantangan unik untuk algoritme pembelajaran mesin.

“Penggunaan AI untuk menganalisis gambar sudah dikenal luas, tetapi dalam kasus Galileo, ini tidak sesederhana melatih algoritme pembelajaran mesin untuk mengidentifikasi objek, hanya karena kita tidak tahu apa yang kita cari, atau, lebih tepatnya, kita sedang mencari objek yang bukan bagian dari katalog gambar yang ada yang akan berfungsi untuk melatih algoritme pembelajaran mesin,” katanya kepada Sifted.

“Saya berharap bahwa algoritma yang digunakan untuk menganalisis gambar akan menghasilkan aliran objek yang tidak dapat dijelaskan secara terus-menerus, dijelaskan dengan sekumpulan data dari pengamatan, yang akan memerlukan klasifikasi berdasarkan karakteristik,” kata Weitzner.

Halaman:

Editor: Nurfathana S


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x