Ilmuwan Australia mendeteksi objek aneh di galaksi Bima Sakti! Wahana Alien?

28 Januari 2022, 19:33 WIB
Ilustrasi galaksi Bima Sakti. //Pixabay.com/WikiImages/

WartaBulukumba - Sebuah objek aneh berputar di galaksi Bima Sakti! Apakah itu dari peradaban cerdas lain atau Alien?

Selama lebih dari setengah abad, para ilmuwan telah bekerja untuk mengubah pertanyaan eksistensial tentang kehidupan di luar Planet Bumi dari penyelidikan filosofis menjadi pertanyaan empiris.

Baru-baru ini, peneliti Australia menemukan objek berputar aneh di galaksi Bima Sakti yang mereka katakan tidak seperti apa pun yang pernah dilihat para astronom dan khawatir bahwa itu adalah Alien.

Baca Juga: Seorang ahli UFO 'menghubungkan' Ratu Elizabeth dengan alien

Objek aneh tersebut pertama kali ditemukan oleh seorang mahasiswa yang sedang mengerjakan tesis sarjananya. Ia berhasil mendeteksi sebuah objek aneh melepaskan ledakan energi radio yang sangat besar tiga kali dalam setiap jam.

Ditakik WartaBulukumba.com dari ZonaBanten.com yang melansir Al Arabiya pada Kamis, 27 Januari 2022, denyut nadi datang "setiap 18,18 menit, seperti jarum jam," kata astrofisikawan Natasha Hurley Walker yang memimpin penyelidikan setelah penemuan siswa menggunakan teleskop di pedalaman Australia Barat yang dikenal sebagai Murchison Widefield Array.

Sementara ada objek lain di alam semesta yang hidup dan mati seperti pulsar, Hurley Walker mengatakan 18,18 menit adalah frekuensi yang belum pernah diamati sebelumnya oleh para peneliti di Australia.

Baca Juga: Sejarah penampakan UFO dan alien di Indonesia: Surabaya 1946 hingga Jakarta Selatan 1981

Menemukan objek aneh di Bima Sakti ini disebut agak menakutkan bagi seorang astronom menurut Hurley.

"Karena tidak ada yang diketahui di langit yang melakukan itu," kata Hurley.

Tim peneliti Australia sekarang bekerja untuk memahami apa yang telah mereka temukan yaitu objek aneh di Bima Sakti ini.

Baca Juga: Kesaksian eks pilot CIA John Lear: 'Ada jutaan Alien membentuk koloni di Bulan'

Setelah para peneliti Australia menelusuri kembali data selama bertahun-tahun, mereka telah mampu menetapkan beberapa fakta bahwa objek aneh di galaksi Bima Sakti tersebut berjarak sekitar 4.000 tahun cahaya dari Bumi, sangat terang dan memiliki medan magnet yang sangat kuat.

Peghitungan peradaban cerdas di alam semesta

Di dunia astronomi dikenal metode penghitungan berupa persamaan Drake.

Menakik laman Forbes, persamaan pertama yang mencoba mengukur berapa banyak peradaban asing yang mungkin ada di galaksi kita saat ini.

Baca Juga: Teleskop luar angkasa James Webb mulai melacak jejak peradaban Alien di alam semesta

Misalnya, seberapa besar kemungkinan bintang mirip Matahari dan seberapa banyak planet seukuran Bumi berada pada jarak yang tepat untuk suhu seperti Bumi, kita dapat menghasilkan perkiraan yang berarti untuk menciptakan kondisi ramah kehidupan yang serupa dengan yang ditemukan di Bumi awal.

Selama beberapa dekade terakhir, kemajuan dalam astronomi - dan khususnya, dalam ilmu planet ekstrasurya - telah membuat para ilmuwan akhirnya memahami seberapa sering dunia dengan kondisi yang mirip dengan Bumi mungkin muncul.

Dengan sekitar ~200-400 miliar bintang di Bima Sakti, sekitar: 20% di antaranya mirip Matahari, baik bintang kelas F, G, atau K, sekitar seperempatnya memiliki planet seukuran Bumi antara 75% dan 150% radius Bumi yang mengorbit dengan periode ~1 tahun, dan bahwa hampir semua dunia ini dilahirkan dengan bahan yang tepat untuk kehidupan yang sudah muncul di sana.

Baca Juga: Benarkah Oumuamua adalah pesawat Alien? Temuan Astronom sangat mengejutkan

Bahkan jika kita menganggap bahwa banyak dari dunia ini mungkin positif palsu, lebih mirip Neptunus mini daripada Bumi, atau tidak dapat dihuni karena berbagai alasan, masih ada setidaknya miliaran planet yang memiliki sifat yang analog dengan Bumi di Bima Sakti kita.

Menakik Earth Sky, para astronom telah menargetkan sampel 100 bintang tua yang diamati dengan misi Kepler. 

Para ilmuwan menggunakan data dari tiga instrumen penelitian Bima Sakti untuk mengukur usia bintang, semuanya dengan tugas memetakan dan menganalisis bintang Bima Sakti. 

Baca Juga: Klaim ufologis sebut ancaman Perang Dunia 3 gagalkan kontak pertama Alien dengan Manusia di Bumi

Salah satu instrumennya adalah Kepler, seperti yang disebutkan sebelumnya. Dua lainnya adalah satelit Gaia dan APOGEE.

Dengan data dari instrumen ini, para astronom menggunakan teknik asteroseismologi yang mempelajari bagaimana bintang berosilasi. Artinya, teknik ini mengukur variasi reguler di dalam bintang. 

Asteroseismologi mirip dengan helioseismology , studi tentang osilasi di matahari. 

Baca Juga: Melalui teleskop NASA ilmuwan temukan 'planet Alien' bersahabat dengan musim yang ekstrem

Mempelajari bagaimana sebuah bintang berosilasi memungkinkan para astronom memperoleh info tentang ukuran dan struktur internal sebuah bintang, yang pada gilirannya akan memungkinkan mereka memperkirakan usia bintang tersebut

Pada akhirnya, pertanyaan tentang eksistensi alien atau peradaban cerdas di luar Planet Bumi setidaknya di galaksi Bima Sakti masih terus 'mengarungi luar angkasa' tanpa jawaban terpuaskan sampai hari ini.***

Editor: Alfian Nawawi

Tags

Terkini

Terpopuler