WartaBulukumba.Com - Atap kelas belajar mereka adalah pepohonan rindang. Dindingnya adalah angin lembut dari udara pegunungan Bulukumba. Tak berbatas pada ruang karena sejatinya tempat belajar adalah semua titik di tengah alam.
Bertengger di tengah kebun hingga pematang sawah pun jadi. Inilah salah satu sisi lain wajah pendidikan non-formal di Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan.
Adakalanya di balai desa, terkadang ruang kelas berada di teras rumah warga. Anak-anak Desa Salassae yang bersemangat itu memulai petualangan mereka dalam dunia baru—Bahasa Inggris, sejak beberapa bulan ini.
Baca Juga: Jejak inovasi SMP 17 Bulukumba: Membangun generasi Pancasila yang peduli lingkungan dan spiritual
Komitmen Tanpa Batas dari Lembah Kantang Institute
![Salah satu momen ruang kelas 'Simpul Belajar Salassae' yang didirikan oleh Lembah Kantang Institute dan akan dilaunching pada SalassaExpo 2024, 25027 Juni 2024.](https://assets.pikiran-rakyat.com/crop/0x0:0x0/x/photo/2024/06/18/3124283292.jpg)
Dalam SalassaExpo 2024 pada 25-27 Juni 2024, "Simpul Belajar Salassae" rencananya dilaunching oleh Lembah Kantang Institute.
Lembah Kantang Institute berkomitmen untuk memberdayakan generasi muda melalui pendidikan. Program ini diharapkan menjadi jembatan menuju masa depan yang lebih baik bagi anak-anak di desa ini, dengan bahasa Inggris sebagai alat utama mereka.
Di tengah persiapan SalassaExpo 2024, Agung Pratama, Ketua Lembah Kantang Institute memperkenalkan lebih jauh Simpul Belajar Salassae..