Taman Baca Tanjung, masjid, dan bahkan pelukan alam Donggia Kahayya, semuanya bertransformasi menjadi kanvas belajar yang berwarna-warni.
Indah, dengan semangat yang menyala-nyala bagai obor di malam gelap, mengundang siapa saja untuk bergabung dalam gerakan literasi di desa ini.
"Bagi teman-teman yang ingin berdonasi seperti buku, kami di Taman Baca Tanjung yang beralamat di Dusun Tabbuakkang Desa Kahayya, akan menyambutnya dengan tangan terbuka," ungkap Indah pada Rabu.
Sumbangan dari Sri Puswandi adalah salah satu bintang yang menuntun kapal ini. Lebih dari sekadar tinta dan kertas, buku-buku tersebut adalah peta harta karun yang akan membawa anak-anak desa menjelajahi dunia yang lebih luas dan lebih dalam.
Kehadiran Sri Puswandi adalah simbol dari kerja sama komunitas, membuktikan bahwa literasi pedesaan adalah kekuatan yang berakar dalam kesatuan dan kebersamaan.
Taman Baca Tanjung telah berkembang menjadi lebih dari sekadar perpustakaan; ia adalah sebuah universitas mini bagi jiwa-jiwa muda yang haus akan pengetahuan.
Disini, setiap hari adalah sebuah pelajaran tentang kehidupan, dimana buku-buku menjadi guru dan dunia menjadi kelas mereka.
Taman Baca Tanjung, dengan dukungan dari berbagai pihak, terus bersemi, berbuah, dan memberi harapan bagi generasi penerus negeri.***