Baca Juga: Satu-satunya perwakilan Bulukumba melaju ke babak selanjutnya di Festival Dai Sulawesi Selatan
"Di usianya yang masih bulanan kala itu ananda Yumna pernah dianggap meninggal karena mengalami henti napas beberapa menit, Alhamdulillah Allah masih memberikannya kesempatan menghirup udara kehidupan," tutur Nila Karmilawati.
Namun, momen itu juga memberi Yumna keunikan. Ia sedikit introvert tapi ia memiliki semangat yang kuat.
Ibunda Yumna pernah menangis mendengar anaknya di-bully secara fisik dan mental. Dari situlah, ibundanya berdoa dan berusaha untuk menjadikan Yumna sebagai sumber kebanggaan, bukan hanya bagi dirinya, tapi juga bagi keluarga, bangsa, dan negara.
"Meskipun Yumna memiliki banyak kekurangan, kami bersyukur setidaknya ia bisa sampai pada tahap ini. Sebagai ibunya, saya mengetahui betul betapa kerasnya perjuangan Yumna dan seberapa besar impiannya. Tidak ada yang mudah, tapi ia melalui setiap tahapan dengan kebahagiaan yang tulus," tutur ibundanya.
Baca Juga: Sosok inspiratif dai cilik dari SD Muhammadiyah Bulukumba, pulkam ceramah di masjid
Baca Juga: Dai cilik SD Muhammadiyah Bulukumba mengisi ceramah di Masjid Nurul Mahabbah
Prestasi di Berbagai Kompetisi
Yumna tampil dalam berbagai kompetisi, dan pada setiap kesempatan, ia harus berdiri di atas bangku agar tubuh kecilnya terlihat di atas mimbar.
Ia tidak hanya meraih juara dalam lomba Dai. Yumna juga pernah memenangkan lomba membaca puisi dan cerita Islami tingkat kabupaten.
Yumna menyabet Juara 1 Pildacil se-Kabupaten Bulukumba dan Juara 3 lomba mewarnai se-Kabupaten Bulukumba. Tahun 2022 lalu Yumna juga menyelesaikan tasmi Juz 30.