Asesmen Nasional pengganti UN diundur September 2021, ini penyebabnya

23 Agustus 2021, 17:52 WIB
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim menyampaikan Pelaksanaan Asesmen Nasional diundur September 2021. /Kemendikbud

WartaBulukumba - Asesmen Nasional ditunda dan harus menunggu bulan September 2021.

Sebelumnya pada awal Agustus 2021, Perhimpunan Pendidikan dan Guru (P2G) telah mengajukan permintaan kepada Kemendikbudristek untuk membatalkan pelaksanaan Asesmen Nasional (AN) 2021 yang menjadi pengganti Ujian Nasional (UN).

"Kalau kondisi normal saja Asesmen Nasional jadi beban siswa, lantas bagaimana saat pandemi dan PJJ yang jelas faktanya kualitas belajar mereka menurun," kata Iman saat on air di Radio 107,5 PRFM News Channel, dikutip dari prfmnews.pikiran-rakyat.com, Ahad 1 Agustus 2021.

Baca Juga: Tennessee tergenang duka, banjir besar menewaskan 21 orang

P2G punya lima alasan mengapa merekomendasikan AN 2021 dibatalkan.

Pertama, Kabid Advokasi Perhimpunan Pendidikan dan Guru (P2G), Iman Zanatul Haeri menjelaskan, alasan pertama adalah karena Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) yang terbukti menurun kualitasnya dan siswa merasakan kehilangan daya belajar.

Belum lagi sebanyak 20,1 persen siswa dan 22,8 persen guru di Indonesia berdasarkan data Kemendikbud ini tidak memiliki TIK seperti gawai, komputer, dan laptop selama PJJ. Hal itu diperparah dengan sekitar 20 persen di Indonesia hampir tidak memiliki akses internet. 

Baca Juga: Ternyata Domba Garut tidak hanya bisa merumput

Alasan kedua adalah jika  Asesmen Nasional tujuannya untuk memotret kualitas pendidikan di Indonesia, ia menyebut pemerintah sudah memiliki data itu.

Ketiga, survei lingkungan belajar dalam AN hanya mengambil tiga indikator, padahal pemerintah sudah punya indikator yang lebih banyak yaitu Sistem Pendidikan Nasional (SPN) yang punya 8 indikator.

Keempat, P2G berharap pemerintah lebih baik mengalokasikan dana AN tersebut dialihkan ke kebutuhan dasar pendidikan seperti kebutuhan kuota gratis dan fasilitas lainnya mengingat sekarang dalam kondisi kesulitan akibat pandemi.

Baca Juga: Reaksi keras Imam Besar Masjid New York Shamsi Ali pada Muhammad Kece: 'Umat Islam bisa bereaksi!'

Alasan kelima adalah data siswa yang akan mengikuti AN sudah bocor ke pihak sekolah. Menurut P2G jika sekolah tahu siswa mana yang akan dipantau lewat AN, maka bisa dipastikan siswa tersebut akan digenjotagar mereka terus-terusan belajar, sedangkan dengan PJJ saja mereka sudah terbebani, apalagi lebih dari itu.

Beberapa waktu lalu, pada November 2020, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim pernah mengatakan bahwa Asesmen Nasional tidak bisa 'dibimbelkan.

"Sangat penting, Asesmen Nasional ini tidak bisa 'dibimbelkan', karena 'dibimbelkan' jika meningkatkan angkanya dengan menghafal atau menguasai materi tentunya tidak menunjukkan hasil Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) yang sebenarnya," ujar Nadiem dalam webinar di Jakarta, Rabu 25 November 2021, dikutip dari Antara.

Baca Juga: Muhammad Kece kembali mengunggah konten: 'Siapa yang Menista Sebenarnya?'

Apakah Asesmen Nasional itu?

Dikutip dari laman anbk.kemdikbud.go.id, Asesmen Nasional adalah program penilaian terhadap mutu setiap sekolah, madrasah, dan program kesetaraan pada jenjang dasar dan menengah.

Mutu satuan pendidikan dinilai berdasarkan hasil belajar murid yang mendasar (literasi, numerasi, dan karakter) serta kualitas proses belajar-mengajar dan iklim satuan pendidikan yang mendukung pembelajaran. 

Informasi-informasi tersebut diperoleh dari tiga instrumen utama, yaitu Asesmen Kompetensi Minimum (AKM), Survei Karakter, dan Survei Lingkungan Belajar.

Baca Juga: Taliban menggeledah rumah warga, Tentara wanita Afghanistan ini sebut hidupnya sudah berakhir

Adapun tujuan Asesmen Nasional pada 2021 adalah untuk membuat pemetaan kualitas pendidikan di lapangan.

Mutu satuan pendidikan dinilai berdasarkan hasil belajar murid yang mendasar (literasi, numerasi, dan karakter) serta kualitas proses belajar-mengajar dan iklim satuan pendidikan yang mendukung pembelajaran.

Asesmen ini dirancang untuk menghasilkan informasi akurat untuk memperbaiki kualitas belajar-mengajar, yang pada gilirannya akan meningkatkan hasil belajar murid.

Baca Juga: 1,56 juta vaksin Pfizer telah tiba, Jabodetabek jadi prioritas

Dikutip dari laman Kemdikbud.go.id, Asesmen Nasional menghasilkan informasi untuk memantau perkembangan mutu dari waktu ke waktu dan kesenjangan antar bagian di dalam sistem pendidikan.

Adapun Asesmen Nasional terdiri atas tiga instrumenya yaitu: Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) yang mengukur literasi membaca dan literasi matematika (numerasi) murid; survei karakter yang mengukur sikap, nilai, keyakinan, dan kebiasaan yang mencerminkan karakter murid; dan survei Lingkungan Belajar yang mengukur kualitas berbagai aspek input dan proses belajar-mengajar di kelas maupun di tingkat satuan pendidikan.***

 

Editor: Sri Ulfanita

Tags

Terkini

Terpopuler