Network
WartaBulukumba.Com - Di balik gemuruh sorakan suporter, selebrasi para pemain yang merayakan gol, peluit wasit, dan matahari terik yang memeluk Stadion Mini Bulukumba, terburai pula keluhan-keluhan yang menyiratkan ironi yang tak dapat diabaikan.
Antusiasme masyarakat Bulukumba terhadap ajang turnamen sepak bola Bupati Cup 2 tahun 2023 memang menunjukkan betapa mendalamnya cinta mereka pada olahraga sepak bola.
Namun, di balik sorak sorai dan kegembiraan yang mengiringi setiap pertandingan, kilas pandang memaparkan catatan-catatan pahit yang mempengaruhi pengalaman para penonton di Stadion Mini Bulukumba sejak hari pertama digulirkan..
Baca Juga: Bupati Cup II 2023 Bulukumba: Rilau Ale FC menggasak Bulukumpa FC sejak Babak Pertama
Seperti lukisan berlatar belakang biru cerah, Stadion Mini Bulukumba menjadi kanvas bagi ekspresi-ekspresi antusias dari warga setempat.
Turnamen sepak bola Bupati Cup 2 menjadi magnet kuat yang mengundang suporter dari berbagai penjuru daerah untuk menyaksikan pertandingan dengan mata kepala sendiri.
Seragam tim-tim sepak bola menjadi identitas yang mempersatukan, dan yel-yel semangat berpadu dalam harmoni. Namun, bagai gumpalan awan hitam yang tak dapat dihindari, keluhan-keluhan pelan namun pasti mengalir melalui bibir-bibir suporter.
Salah satu suara yang terangkum adalah suara Kaspul Beje, seorang suporter setia yang tak hanya datang untuk mendukung tim kesayangannya, tetapi juga untuk menyuarakan aspirasi sebagai seorang penonton.
"Yang paling penting itu tempat duduk penonton dan kanopi. Karena panas matahari sangat menyengat," ujar Kaspul Beje, menyiratkan ketidaknyamanan yang menyergap di antara barisan penonton.
Berdiri berjam-jam untuk menyaksikan pertandingan adalah pengorbanan yang mereka relakan, namun ketiadaan perlindungan dari sengatan matahari dan cuaca yang tak selalu bersahabat menjadi pukulan tersendiri.
Baca Juga: Mengintip kekuatan skuad Kajang FC: Siap pertahankan gelar di Bupati Cup II 2023 Bulukumba
Sorotan lain datang dari Andi Yusuf, suporter dengan pandangan serupa yang merangkul keluhan sebagai panggilan untuk perbaikan.
"Kalau bisa, stadion mini Bulukumba ini diperbesar dan dilengkapi dengan fasilitas yang lebih memadai," tutur Andi Yusuf pada Rabu, 30 Agustus 2023, memberikan saran konstruktif yang menandai keinginan akan pengalaman menonton yang lebih baik.
Suara-suara ini, seolah terdengar seperti bait-bait lirik dalam lagu stadion yang mengalun mengiringi setiap serangan dan gol.
Bukanlah maksud untuk meredupkan semangat suporter atau menorehkan bayangan negatif pada ajang turnamen ini. Sebaliknya, sorotan ini adalah cermin kepedulian mereka yang merangkai keluhan sebagai tonggak perbaikan. Stadion Mini Bulukumba adalah panggung emas di mana kisah-kisah para pahlawan lapangan hijau diukir.
Namun, seperti setiap babak dalam pertandingan, keadaan lapangan juga memerlukan peninjauan kritis agar tiap elemen, termasuk fasilitas penonton, dapat menyatu dalam harmoni sempurna.
Setiap kali sore merangkak perlahan dan cahaya senja memeluk tempat penonton, suara-suara ini masih terus berbisik di antara keheningan. Dan besoknya mereka masih setia datang ke tempat ini menyaksikan tim kesayangannya berlaga meskipun tahu kondisi fasilitas masih sama.
Sorotan atas fasilitas stadion yang masih memerlukan sentuhan lebih jauh menjadi kisah paralel yang ikut terukir dalam lembaran turnamen ini, lembaran yang mungkin kelak akan menjadi nostalgia manis ketika stadion telah menjalani transformasi demi menyambut turnamen berikutnya.***
