WartaBulukumba - Sekian lama 'berlayar' di pusat jantung ibu kota kabupaten, landmark perahu pinisi yang tegak perkasa di Bundaran Pinisi Bulukumba tetiba roboh.
Senin pagi 21 Februari 2022, Kota Bulukumba disergap angin kencang. Ikon kebanggaan masyarakat Bulukumba ini pun tumbang.
Telusur WartaBulukumba.com, ternyata kerusakan tugu Bundaran Pinisi Bulukumba ini bukan yang pertama kali terjadi.
Baca Juga: Kebakaran melanda rumah warga di Kajang Bulukumba saat penghuninya terlelap tidur
Pemkab Bulukumba segera turun tangan. Pantauan di lokasi, tugu Bundaran Pinisi kembali tegak berdiri.
Sebelumnya, pada tahun 2015 silam, Bundaran Pinisi Bulukumba juga pernah patah akibat tak terurus.
Kemudian pada 2016, Bundaran Pinisi kembali dibangun. Saat itu total anggaran pembangunannya menghabiskan dana Rp800 juta.
Baca Juga: Kesalahan data warga miskin berusaha diperbaiki Dinsos Bulukumba, sejak 2020 Mensos minta gercep
Saat itu Bundaran Pinisi diresmikan oleh Bupati Bulukumba AM Sukri Sappewali.
Bundaran Pinisi Bulukumba sejak dulu telah menjadi simbol dari perahu kebanggaan masyarakat Bulukumba yakni perahu pinisi yang mendunia.
Tempat produksi perahu pinisi berada di Tanah Beru Kecamatan Bontobahari.
Baca Juga: Pintu gerbang Bulukumba, Andi Utta tawarkan biaya pembangunannya pada perbankan
Para pengrajin perahu pinisi dikenal dengan julukan 'panritalopi' sehingga Kabupaten Bulukumba juga dikenal sebagai Bumi Panritalopi.
Perahu pinisi ditetapkan oleh UNESCO sebagai salah satu Warisan Budaya Tak Benda Dunia pada 7 Desember 2017 di Korea Selatan.***