Network
WartaBulukumba.Com - Di sudut dunia yang tersemat di Kalimantan Selatan, tersembunyi di balik kabut tebal dan hutan lebat, Saranjana, kota yang tak terlihat namun selalu hadir dalam angan dan bisikan masyarakat setempat.
Saranjana, dengan segala keajaiban dan misterinya, menyajikan diri sebagai kanvas tempat imajinasi dan kenyataan bertemu, menari dalam harmoni yang tak kasat mata.
Kita akan mengarungi lautan mitos dan menggali kedalaman legenda, didukung oleh literatur ilmiah dari belahan dunia lain yang mencoba menjelaskan tentang kota-kota gaib dan mitos serupa.
Baca Juga: Telusur jejak Saranjana kota gaib yang sangat maju! Versi lain sebut negeri Alien dan Atlantis
Saranjana dan Keindahan dalam Mitos
Saranjana bukanlah sekadar dongeng di bibir senja. Ia adalah cermin dari kerinduan kolektif akan dunia yang lebih baik, lebih sejahtera, dan lebih harmonis.
Di tengah hutan belantara Kalimantan, Saranjana berdiri megah dalam bayangan, sebuah kota yang konon dihuni oleh makhluk halus yang tak dapat dilihat oleh mata biasa.
Dalam buku The Myth of the Eternal Return: Cosmos and History oleh Mircea Eliade (1954), Eliade mengisahkan bahwa kota-kota gaib sering kali mencerminkan harapan manusia untuk kembali ke masa keemasan, suatu zaman penuh kemakmuran dan kedamaian yang hilang ditelan waktu.
Baca Juga: Alien dan UFO pada sejumlah uang kuno di dunia! Sisa peradaban bangsa Nisnas?
Bayangkan sebuah kota dengan jalan-jalan berlapis emas, di mana angin membawa wangi bunga-bunga langka dan suara gemericik air mengalun merdu.
