Kolaborasi Dana Mitra Tani dengan petani gula aren
Pertemuan keluarga petani oleh Dana Mitra Tani (DMT) Bulukumba di desa-desa ini bukan sekadar pertemuan biasa. Mereka berkumpul bukan hanya untuk membahas tanaman dan produksi gula aren, melainkan juga berbagi kisah hidup, pengalaman, dan harapan yang terjalin di antara rintik hujan.
Di setiap desa, para petani aren menceritakan kisahnya masing-masing. Ada cerita perjuangan dalam menaklukkan tantangan alam, ada pula kisah menjalin kebersamaan di tengah kesulitan. Dalam setiap kalimat yang terucap, tersemat semangat tulus dan cinta akan alam yang mengakar kuat.
Sungai di DAS Balangtieng, bagai saksi bisu perjalanan para petani, mengalir membawa cerita kehidupan dan menciptakan harmoni di antara mereka. Bersama, mereka berbagi satu impian: menghidupkan kembali kejayaan pertanian lokal yang telah lama menjadi nadi kehidupan mereka.
Di tengah guyuran hujan, semangat petani justru semakin berkobar. Diskusi demi diskusi menghasilkan rencana pembentukan koperasi petani gula aren yang berkelanjutan. Visi ini tidak hanya tentang pertanian, tetapi juga tentang pemberdayaan potensi setiap desa untuk mencapai keberlanjutan ekonomi dan lingkungan.
Transformasi DAS Balangtieng
DAS Balangtieng kini menjadi saksi dari pertumbuhan komunitas yang kuat. Perjalanan manis di DAS Balangtieng ini menjadi kisah nyata awal perjuangan petani gula aren, mewujudkan impian bersama untuk merajut kehidupan yang lebih manis.
Ketua Dana Mitra Tani (DMT), Sri Puswandi, memaparkan ihwal kerjasama yang manis dengan para petani gula aren. Lembaga DMT hadir membersamai para petani gula aren untuk edukasi ekologi dan ekonomi.
"Sungai ini seperti urat nadi petani gula aren, membawa kehidupan dan harapan. Melalui kerjasama dan kebersamaan, kami percaya bisa menciptakan masa depan yang lebih baik untuk pertanian dan kehidupan kami," ungkap Sri Puswandi kepada WartaBulukumba.Com pada Ahad, 21 Januari 2024.
Lebih jauh, Sri Puswandi menjelaskan tentang manfaat pohon aren dari berbagai sisi.
Perjalanan petani DAS Balangtieng bukan sekadar perjalanan mengolah tanah dan menanam pohon, melainkan perjalanan membangun mimpi dan harapan. Melalui tetes hujan dan dedaunan yang basah, mereka menulis narasi baru, menuju masa depan yang lebih manis dan bersatu.***