DAS Balangtieng, para 'penjaga nektar bumi' dan Dana Mitra Tani Bulukumba

- 21 Januari 2024, 18:35 WIB
Ketua Dana Mitra Tani Bulukumba, Sri Puswandi saat berada di salah satu kebun aren di kawasan DAS Balangtieng.
Ketua Dana Mitra Tani Bulukumba, Sri Puswandi saat berada di salah satu kebun aren di kawasan DAS Balangtieng. /WartaBulukumba.Com

WartaBulukumba.Com - Di pelukan lembah, DAS Balangtieng merebahkan diri, sebuah mozaik alam Bulukumba yang menghampar luas. Dengan topografi alam yang khas,  di mana bukit-bukit berdiri gagah, menjadi penjaga abadi atas rahasia yang terpendam dalam lipatan tanahnya.

Bukit-bukit tersebut, berbalut hijau daun yang rimbun, merangkai kontur tanah yang berombak lembut, seakan menyapa langit. Di antara lekuk-lekuk bukit, lembah-lembah terukir, membentang seperti alur cerita yang tak pernah selesai diceritakan. Lembah ini, dalam keheningannya, menyimpan kisah-kisah tanpa suara, yang hanya bisa didengar oleh mereka yang mau mendengarkan bisikan alam.

Sungai Balangtieng, urat nadi yang memberi kehidupan, mengalir tenang melalui lembah, mengukir jalannya sendiri dalam kanvas alam yang luas. Airnya yang jernih bagai kristal, berkilauan di bawah sinar matahari, mengalir dengan ritme yang tenang namun pasti, menghidupi segala yang tersentuh olehnya. Sungai ini bukan sekadar aliran air; ia adalah pencerita yang tak pernah lelah, membawa kisah dari hulu hingga hilir.

Baca Juga: Petani 12 desa di Bulukumba bersama Dana Mitra Tani dan UNDP mendukung pemulihan ekosistem DAS Balangtieng

DAS Balangtieng berada di empat kabupaten di Sulsel

Apa itu DAS? Daerah Aliran Sungai atau disingkat DAS adalah kawasan atau area yang dikelilingi oleh beberapa titik alami yang terletak pada dataran tinggi. Titik-titik tersebut berfungsi sebagai wadah penampungan air hujan yang turun di kawasan tersebut.
 
DAS Balangtieng berada di Provinsi Sulawesi Selatan. DAS Balangtieng merupakan salah satu DAS di Wilayah Sungai (WS) Jeneberang. DAS Balangtieng berada di empat kabupaten, yaitu Bulukumba, Bantaeng, Gowa, dan Sinjai. Wilayah DAS Balangtieng meliputi 37 desa dalam 6 kecamatan. 
 
DAS Balangtieng merupakan salah satu DAS penting dan strategis di Kabupaten Bulukumba. DAS Balangtieng merupakan sentra produksi pangan andalan atau wilayah yang mempunyai produktivitas tinggi untuk perkebunan. 
 
Di kedua sisi sungai, sawah-sawah terhampar, membentuk pola geometris yang sempurna, seakan merupakan lukisan hidup yang setiap hari berubah warna dan tekstur. Hijau muda, kuning emas, coklat tanah, semua berpadu dalam simfoni warna yang menggambarkan siklus kehidupan yang tak pernah berhenti.

Baca Juga: Dana Mitra Tani melatih petani gula aren dari 12 desa di Bulukumba: Produksi dan pelestarian ekosistem

Hutan yang lebat mengelilingi DAS Balangtieng, menjadi rumah bagi beragam flora dan fauna, sebuah kerajaan hijau yang menyimpan keanekaragaman biologis. Di sini, setiap pohon, setiap daun, memiliki cerita untuk diceritakan, berbisik tentang zaman-zaman yang telah dilewati, tentang angin, hujan, dan matahari yang telah mereka saksikan.

Di malam hari, DAS Balangtieng berubah menjadi dunia lain. Langit bertabur bintang, berkilauan seperti permata. Suara hewan malam bergema, menciptakan simfoni alam yang menenangkan. Udara dingin menyelimuti lembah, membawa ketenangan dan kedamaian yang hanya bisa ditemukan di tempat ini.

DAS Balangtieng bukan hanya sekumpulan bukit, sungai, dan lembah; ia adalah cerminan dari kehidupan itu sendiri, tempat di mana alam dan manusia bertemu, berbagi cerita, dan menjalani hidup bersama dalam harmoni yang sempurna.

Di tengah gemercik DAS Balangtieng, saat langit mulai menangis melalui rintik hujan, para penjaga nektar bumi, petani gula aren, bergegas melindungi perapian sederhana mereka dari pelukan tak kenal ampun hujan. Di sini, atap-atap pondok tungku berdesir, berbincang dengan tetes hujan, menyusun simfoni alam yang mendalam.

Baca Juga: Wajah Bulukumba dari petani gula aren: Menyemai kesadaran lingkungan di DAS Balantieng bersama Dana Mitra Tani

Kolaborasi Dana Mitra Tani dengan petani gula aren

Pertemuan keluarga petani oleh Dana Mitra Tani (DMT) Bulukumba di desa-desa ini bukan sekadar pertemuan biasa. Mereka berkumpul bukan hanya untuk membahas tanaman dan produksi gula aren, melainkan juga berbagi kisah hidup, pengalaman, dan harapan yang terjalin di antara rintik hujan.

Di setiap desa, para petani aren menceritakan kisahnya masing-masing. Ada cerita perjuangan dalam menaklukkan tantangan alam, ada pula kisah menjalin kebersamaan di tengah kesulitan. Dalam setiap kalimat yang terucap, tersemat semangat tulus dan cinta akan alam yang mengakar kuat.

Sungai di DAS Balangtieng, bagai saksi bisu perjalanan para petani, mengalir membawa cerita kehidupan dan menciptakan harmoni di antara mereka. Bersama, mereka berbagi satu impian: menghidupkan kembali kejayaan pertanian lokal yang telah lama menjadi nadi kehidupan mereka.

Di tengah guyuran hujan, semangat petani justru semakin berkobar. Diskusi demi diskusi menghasilkan rencana pembentukan koperasi petani gula aren yang berkelanjutan. Visi ini tidak hanya tentang pertanian, tetapi juga tentang pemberdayaan potensi setiap desa untuk mencapai keberlanjutan ekonomi dan lingkungan.

Transformasi DAS Balangtieng

DAS Balangtieng kini menjadi saksi dari pertumbuhan komunitas yang kuat. Perjalanan manis di DAS Balangtieng ini menjadi kisah nyata awal perjuangan petani gula aren, mewujudkan impian bersama untuk merajut kehidupan yang lebih manis.

Ketua Dana Mitra Tani (DMT), Sri Puswandi, memaparkan ihwal kerjasama yang manis dengan para petani gula aren. Lembaga DMT hadir membersamai para petani gula aren untuk edukasi ekologi dan ekonomi. 

"Sungai ini seperti urat nadi petani gula aren, membawa kehidupan dan harapan. Melalui kerjasama dan kebersamaan, kami percaya bisa menciptakan masa depan yang lebih baik untuk pertanian dan kehidupan kami," ungkap Sri Puswandi kepada WartaBulukumba.Com pada Ahad, 21 Januari 2024.

Lebih jauh, Sri Puswandi menjelaskan tentang manfaat pohon aren dari berbagai sisi.

"Pohon aren memiliki peran krusial dalam mendukung daya ekologi di lingkungan. Selain menyediakan bahan baku untuk berbagai kebutuhan, seperti gula aren, pohon aren juga memiliki dampak positif terhadap lingkungan dan keberlanjutan ekosistem," urainya.
 
Pertama, lanjut Sr Puswandi, pohon aren berperan sebagai penyerap karbon yang signifikan. Dengan proses fotosintesisnya, pohon aren mampu menyerap karbon dioksida dari udara dan mengubahnya menjadi oksigen, memberikan kontribusi positif dalam mitigasi perubahan iklim.
 
"Selain itu, sistem akar pohon aren membantu mengurangi erosi tanah dan menjaga keseimbangan ekosistem. Akar yang kuat mampu mengikat tanah, mencegah erosi, dan meningkatkan kesuburan tanah di sekitarnya. Hal ini berdampak positif terhadap keberlanjutan pertanian dan kehidupan mikroorganisme tanah," ulasnya.
 
Pohon aren juga mendukung keanekaragaman hayati. Habitat yang diciptakan oleh pohon aren memberikan tempat tinggal bagi berbagai spesies flora dan fauna. Dengan demikian, pohon aren secara tidak langsung menjaga keseimbangan ekosistem dan menyumbang pada keberlanjutan biodiversitas.
 
"Dalam konteks ekonomi, pohon aren menjadi sumber pendapatan masyarakat lokal melalui produk-produk turunannya seperti gula aren, serat, dan bahan bangunan. Pendekatan pemanfaatan yang berkelanjutan dapat memberikan dampak positif secara ekonomi bagi masyarakat lokal tanpa merusak ekologi," tandas Sri Puswandi.
 
Secara keseluruhan, pelestarian dan pengelolaan pohon aren secara berkelanjutan dapat memberikan manfaat ekologis, ekonomis, dan sosial. Dukungan terhadap upaya konservasi pohon aren menjadi langkah penting dalam menjaga keberlanjutan ekologi dan keseimbangan alam.

Perjalanan petani DAS Balangtieng bukan sekadar perjalanan mengolah tanah dan menanam pohon, melainkan perjalanan membangun mimpi dan harapan. Melalui tetes hujan dan dedaunan yang basah, mereka menulis narasi baru, menuju masa depan yang lebih manis dan bersatu.***

Editor: Alfian Nawawi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah