Yummy, jagung marning dan kacang Barakka

3 Juli 2021, 20:17 WIB
Yuli, owner usaha Jagung Marning Barakka dan Kacang Barakka. /WartaBulukumba.Com/Sri Ulfanita

WartaBulukumba - Sore yang rintik, namun tidak menyurutkan langkah menyusuri sepanjang jalan yang dipenuhi pepohonan dan senyum ramah penduduk.

Suasana alam membuat enggan untuk beranjak. WartaBulukumba.Com devisi PRMN Sahabat UMKM menemui seorang perempuan pendamping desa di Desa Salassae, Kecamatan Bulukumpa.

Kabupaten Bulukumba tak hanya lekat dengan potensi wisata alam yang memesona wisatawan dan tempat pembuatan perahu pinisi yang merupakan salah satu warisan budaya dunia.

Baca Juga: Satgas TMMD ke-111 Selayar kerahkan alat berat angkat penampang drainase

Kabupaten yang menjaga ujung selatan jazirah Sulawesi Selatan ini juga terkenal dengan oleh-oleh khasnya, yakni jagung marning.

Sesuai dengan namanya, jagung marning dibuat dari jagung yang digoreng. Rasa jagung marning bervariasai, ada yang manis, asin, dan pedas manis. 

Keunggulan jagung marning adalah pada rasa gurih dan kerenyahannya. Jagung marning diolah dari jagung lokal yang tumbuh tersebar di berbagai wilayah kecamatan di Kabupaten Bulukumba.

Baca Juga: Buku 'Bapakku Ibuku' karya Rachmawati Soekarnoputri, jejak manis dan getir masa kecil

Muliati namanya namun lebih akrab disapa Yuli. Perempuan muda ini aktif dalam pendampingan di tiga desa yakni Kambuno, Balangtaroang dan Sapobonto.

Ia menuturkan, sejak bulan Ramadhan lalu, idenya terbetik untuk membuka usaha camilan.

Pikirannya langsung menuju camilan yang sering menjadi oleh-oleh khas dari Kabupaten Bulukumba, yakni jagung marning.

Baca Juga: Messi resmi menjadi 'pengangguran kaya raya', Presiden Barcelona intens melobi ayah La Pulga

Akhirnya dia mengemas idenya ke dalam bentuk usaha pembuatan jagung marning dan kacang.

Nama Barakka untuk brand usahanya dipilih Yuli dengan harapan agar usaha yang dijalaninya 'mabarakka' atau berkah serta pembelinya juga mendapatkan berkah.

“Alhamdulillah, saat ini sudah dikenal banyak orang, bahkan sudah dijual di toko. Saya memilih produk ini karena memang pembuatannya tergolong mudah, jadi saya bisa mengerjakanya setelah kegiatan-kegiatan pendampingan di desa telah selesai," tutur Yuli.

Baca Juga: Tak ada kompromi dengan Covid-19, Kim Jong-un pecat beberapa petinggi Korea Utara

Bahkan jika kebetulan ada kegiatan di siang hari, Yuli biasanya mengemas camilan ini lalu berangkat berkeliling di tiga desa dampingannya.

“Usaha ini sengaja saya rintis karena saya sadar bahwa menjadi pendamping desa itu ada batasnya, ada masa berlakunya," imbuh Yuli sambil tertawa.

Kami sama-sama tertawa renyah, seperti renyahnya kacang dan jagung buatan Yuli.

Ternyata bukan hanya usaha camilan. Yuli juga mengelola usaha budidaya lele.

Baca Juga: Penyuluh KB di Kabupaten Bulukumba peraih penghargaan nasional ini telah tiada

Yang penasaran dengan kacang dan jagung marning renyah khas Barakka atau sekedar ingin mencicipi ikan lele goreng, bisa menghubungi Yuli melalui WhatsApp: 085242223813.***

Editor: Sri Ulfanita

Tags

Terkini

Terpopuler