WartaBulukumba.Com - Gadis-gadis remaja Bulukumba tampak lincah dan rancak dalam balutan kostum hitam-hitam. Dilengkapi jumbai-jumbai dan mahkota khas Papua, mereka bergerak indah memainkan senam tobelo.
Sang Saka Merah Putih mengangkasa di berbagai penjuru Kabupaten Bulukumb, Sulawesi Selatan. Sejumlah desa sudah mulai dilarutkan atmosfer Agustusan dengan lomba-lomba.
Salah satunya terlihat di utara Kabupaten Bulukumba, tepatnya di Desa Batukaropa, Kecamatan Rilau Ale. Badan Permusyawaratan Desa (BPD) setempat bersama dengan Panitia HUT RI ke 78 menyelenggarakan serangkaian acara lomba.
Baca Juga: Melihat Bulukumba dari serunya Agustusan: Lomba lari emak-emak berdaster di Palampang
Terpantau pada Ahad, 6 Agustus 2023, sederet lomba dihelat di halaman Masjid Al-Azhar. Lomba-lomba dimulai pada hari Sabtu kemarin.
Ratusan warga Desa Batukaropa berkumpul menikmati suguhan lomba-lomba.
Ketua BPD Desa Batukaropa, Abd. Rahman, mengungkapkan, kegiatan ini sebagai bentuk untuk membangun rasa tanggung jawab dan silaturahmi diantara masyarakat desa.
"Kemerdekaan adalah hadiah berharga bagi kita semua. Melalui acara ini, kami ingin membangun rasa tanggung jawab dan menjalin kembali silaturahmi yang mungkin telah terabaikan," ujar Abd. Rahman pada Ahad.
Perlombaan adalah cerminan semangat kebersamaan dan persatuan. Dan di Batukaropa, mereka menyajikan sejumlah perlombaan yang menghibur dan penuh pesona. Lomba senam antar dusun menjadi magnet pertama yang berhasil menarik perhatian seluruh peserta.
Baca Juga: Melihat Bulukumba dari Agustusan: Tradisi lomba pelan motor di Palampang
Dengan irama musik yang menggema, setiap dusun menampilkan koreografi yang indah dan memikat, menyatukan semangat dan energi mereka dalam gerakan senam yang indah.
Ada pula lomba tarik tambang menciptakan atmosfer persaingan yang mengasyikkan. Derap kaki dan sorakan semangat menggema di sepanjang arena.
Tak kalah menggelitik, lomba makan kerupuk menyajikan tawa dan canda di antara peserta yang berusaha dengan penuh antusiasme untuk menghabiskan kerupuk dengan cepat dan gemas, tanpa menggunakan tangan.
Ada juga lomba goyang kursi yang mampu memancing tawa tak terbendung dari para penonton.
Baca Juga: Menyusuri Bulukumba dari cara warga Desa Salassae merawat lingkungan
Namun, perlombaan bukan hanya tentang kesenangan semata, tetapi juga mengasah keterampilan dan ketepatan. Salah satunya lomba memasukkan paku dalam botol dan lomba estapet terigu menguji ketelitian dan kecermatan para peserta.
Lomba lari karung, sebuah lomba khas Agustusan yang niscaya selalu melahirkan keriuhan.
Serangkaian perlombaan ini berlangsung selama dua hari, memberikan kesempatan bagi seluruh warga desa untuk berpartisipasi dan merasakan kebersamaan yang hakiki.
Acara ini mencapai puncaknya pada hari Ahad, dengan tradisi klasik lomba panjat pinang sebagai penutup yang meriah menyenangkan.
Dalam kehangatan senyum dan kebahagiaan, hadiah-hadiah pun dibagikan kepada para pemenang. Namun, lebih dari sekadar hadiah, momen tersebut adalah penguatan semangat kebersamaan dan kebanggaan atas kekayaan budaya Indonesia dalam merayakan HUT RI ke 78.***