Network
WartaBulukumba - Aba-aba terdengar dan sedetik kemudian emak-emak berdaster tanpa alas kaki itu melesat dalam lintasannya masing-masing menuju garis finish. Gemuruh sorak sorai penonton bercampur tawa. Salah satu lomba Agustusan yang unik dan lucu ini pernah dihelat di Kelurahan Palampang, Kecamatan Rilau Ale, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan.
Tahun ini, dalam perayaan HUT RI ke 78, lomba lari emak-emak sambil memakai daster dan tanpa alas kaki, kemungkinan besar akan bisa dinikmati kembali di utara Kabupaten Bulukumba.
Selain lomba-lomba unik lainnya yang khas Agutusan seperti panjat pinang, lari karung, hingga lomba makan kerupuk, lomba lari emak-emak memakai daster bakal melahirkan keseruan.
Baca Juga: Melihat Bulukumba dari Agustusan: Tradisi lomba pelan motor di Palampang
Pada HUT RI ke 77 tahun 2022 silam, peserta lomba lari emak-emak berdaster di Palampang diikuti sekitar seratusan emak-emak!
Mereka bersemangat dan antusias berdiri di garis start, mengenakan daster bermotif warna-warni. Seolah-olah mereka berada di atas catwalk, siap melangkah memukau penonton.
Tepuk tangan riuh memecah keheningan saat tanda start diberikan. Dari mulut para penonton, gelak tawa tak henti mengiringi setiap laju lari mereka.
Baca Juga: Melihat Bulukumba dari pinggir: Palampang 'kampung pejuang'
Berlari dengan daster dianggap lucu dan konyol oleh sebagian orang, tetapi bagi para peserta danpenonton, ini adalah momen menyenangkan dan menghibur. Lomba unik ini menjadi ruang kebahagiaan, menyatukan generasi muda dan tua.
Sesaat setelah start, beberapa peserta tertawa terbahak-bahak, menyadari seberapa sulitnya mengamankan daster mereka agar tidak terjatuh.
Mereka berusaha sekuat tenaga untuk tetap berlari, memelihara keindahan lomba ini. Terlepas dari usia dan kemampuan fisik, semangat tak terbendung membara.
Baca Juga: Seru dan meriah HUT RI ke 77 di Rilau Ale Bulukumba, Palampang Fashion Day hingga lomba pelan motor
Bulukumba adalah tempat di mana secercah tawa dan canda menjadi penerang, dan lomba lari emak-emak berdaster tidak hanya sekadar unik, tetapi juga mencerminkan cinta dan bangga terhadap budaya Indonesia, khususnya di Bulukumba.***
