Dahulu, gemericik air Sungai Balantieng masih merdu. Seolah menjawab cericit burung yang hinggap di dahan-dahan pepohonan yang mengawal sepanjang tepiannya.
Ada semak belukar saling menyapa dengan batu-batu. Bulukumba masa silam pun masih terbayang dari sungai ini.
Anak-anak desa di pelosok Bulukumba kerap bermain air di sungai ini, sambil tertawa dan berteriak-teriak kesenangan. Mereka saling mengejar dan menumpahkan air ke satu sama lain.***