Kisah pilu Pak Triyono di Bulukumba, baru berbuka puasa saat orang lain menanti sahur

- 19 April 2022, 03:00 WIB
Mas Triyono didampingi keluarga dan Relawan Sosial Mandiri Bulukumba
Mas Triyono didampingi keluarga dan Relawan Sosial Mandiri Bulukumba /WartaBulukumba.com
 
WartaBulukumba - Lelaki ini pemilik kisah pilu di tanah rantaunya, Bulukumba.
 
Lelaki pendorong gerobak di Bulukumba yang suatu hari baru bisa berbuka puasa di saat orang lain akan bersiap untuk sahur. Di sakunya hanya ada Rp11 ribu saat berada di rumah sakit.
 
Warganet, khususnya di Kabupaten Bulukumba trenyuh dan didera sedih saat mengetahui kisah pilu lelaki ini. Namanya Triyono. Orang-orang memanggilnya Mas Triyono.
 
Aktivis sosial dari komunitas Relawan Sosial Mandiri Bulukumba, Andhika Mappasomba mengungkapkan bahwa pada sebuah gang sempit dan hidupnya yang turut sempit, 10 tahun sudah Pak Triyono mendorong takdirnya pada gerobak.
 
 
"Ia melintasi samudera dari Ambarawa dengan harapan. Tapi, tak seperti yang lainnya, takdir masih meletakkannya pada garis bawah. Dia masih berjuang dengan tiga buah hatinya," tulis Andhika Mappasomba dalam sebuah posting online.
 
Namun, lanjut Andhika, sepasang pengelana hidup ini bukan manusia lemah. Mereka pantang meminta.
 
"Lalu kami dipertemukan takdir saat dia sungguh membutuhkan cinta dan tangan.
Dengan Rp11 ribu sisa jualannya yang tak sempat dijual malam tadi, karena tubuhnya tak kuat lagi, dan beberapa Relawan Sosial Mandiri diperjalankan Allah menemukannya.
Kami pinjamkan uang 100 ribu untuk menopangnya di rumah sakit, membeli beberapa suap harapan. Meminjam. Yah, karena kami juga tak cukup. Tapi Allah Maha Kaya, tak sejam, pinjaman itu telah lunas dengan tangan dermawan," tutur Andhika.
 
 
Andhika mengungkapkan bahwa Pak Triyono tidak punya dana simpanan yang siap dicairkan di saat-saat tertentu.
 
"Namun, dalam meyakinkan para pasien, menjadi hal yang wajib kami lakukan demi menenangkan jiwa dan raga mereka, dari kalutnya pikiran soal pembayaran selama di RS," jelasnya pada Selasa, 19 April 2022.
 
Selain diagnosa penyakitnya yang tidak bisa menerima transfusi darah dari orang lain selain hanya dari keluarganya, BPJS Pak Triyono juga sulit digunakan karena berstatus non aktif sejak 2018 lalu.
 
 
Pak Triyono akan dirujuk menuju RS yang ada di Makassar. RS Wahidin Sudirohusodo menjadi salah satu opsinya.
 
"Pak Triyono terpaksa dirujuk karena kondisi HBnya yang rendah, hanya 3 dari normal HB laki-laki dewasa yakni 14-18. Selain itu, yang paling riskan jenis golongan darah pak Triyono sudah 3+ artinya tidak bisa lagi menerima transfusi darah dari orang lain. Pokoknya begitu, saya sulit menjabarkannya," jelas Andhika.
 
Andhika juga menceritakan bahwa meski dalam keadaan sakit, selama 3 hari pak Triyono berusaha kuat, tubuh lemahnya tetap berusaha berkeliling jalan demi mengais rezeki.
 
 
"Setelah waktu berbuka puasa pada Ahad 17 April, Pak Triono tetap memaksakan dirinya berkeliling. Berjualan empek-empek. Namun karena kondisinya yang semakin melemah dia terpaksa pulang dengan membawa uang Rp11ribu," ungkapnya.
 
Sedang persiapan dirujuk ke Makassar. Karena keterbatasan kemampuan RSUD Bulukumba.
 
Kini anak tertua Pak Triono telah datang untuk merawat bapaknya.
 
 
Beberapa dermawan tak dikenal juga telah datang memberinya doa dan bekal alakadarnya. Termasuk Mas Dani, Ketua Kerukunan Keluarga Jawa Cabang Bulukumba.
 
Selain penyerahan donasi, Relawan Sosial Mandiri juga membekali hal-hal bersifat teknis dalam pendampingan kepada anak Pak Triyono.***

Editor: Alfian Nawawi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah