Hari Bumi 22 April di Bulukumba: Ritus tanah dan hujan oleh petani aren dan DMT di DAS Balangtieng

22 April 2024, 19:31 WIB
Hari Bumi 22 April di Bulukumba: Para petani aren di DAS Balangtieng dan DMT menanam pohon /WartaBulukumba.Com

WartaBulukumba.Com - Pagi dingin dan basah. Desir angin dan daun-daun bergoyang saat langit Bulukumba meneteskan hujan pada Senin, 22 April 2024.

Bertepatan dengan Hari Bumi, para petani aren di DAS Balangtieng, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan bergerak dalam aksi menanam pohon. Mereka dibersamai Dana Mitra Tani (DMT).

Di bawah rintik hujan, sejumlah petani terihat berjalan pelan, menenteng cangkul yang sudah setia menemani mereka bertahun-tahun. Matahari pagi baru mengecat langit dengan semburat jingga dan merah muda, saat mereka mencapai sebidang tanah yang akan menjadi tempat peristirahatan biji-biji harapan.

Baca Juga: Menghirup Bulukumba dari Desa Salassae: Gerakan pertanian alami penuh cinta di alam permai

Hari Bumi 22 April di Bulukumba: Para petani aren di DAS Balangtieng dan DMT menanam pohon//WartaBulukumba.Com

Dengan gerakan yang terukur, ia menggali lubang kecil di tanah, membebaskan aroma tanah yang basah dan subur.

Ia mengeluarkan benih pohon yang keras, berwarna cokelat tua, serta beberapa benih pohon bissa paeng dan kirasa.

Dengan hati-hati, ia menanam masing-masing benih di lubangnya yang terpisah, memastikan bahwa mereka memiliki ruang yang cukup untuk tumbuh dan berkembang.

Baca Juga: Kampung iklim, Bank Sampah hingga wisata pendidikan pertanian alami bergerak dari Desa Salassae Bulukumba

Ekosistem yang Berakar Dalam Budaya

Dana Mitra Tani (DMT), sebuah organisasi yang didirikan untuk mendukung keberlanjutan pertanian lokal, memimpin inisiatif ini.

Ketua DMT Sri Puswandi, berbicara dengan semangat tentang nilai ekonomi dan ekologis dari pohon aren.

"Pohon ini bukan sekedar pohon," ujar Wandi, sapaan akrabnya, di tengah rintik hujan.

"Ini adalah simbol dari ketahanan dan kemakmuran yang dapat diperbarui."

Baca Juga: Menyusuri Bulukumba dari cara warga Desa Salassae merawat lingkungan

Penanaman pohon aren dan beberapa jenis flora lain seperti bissa paeng dan kirasa bukanlah kegiatan yang asing di kalangan petani Bulukumba.

Pohon-pohon ini tidak hanya menyediakan sumber nira yang akan diolah menjadi gula aren, tapi juga berperan dalam menjaga keseimbangan ekosistem. Akar dan kulit pohon ini memiliki peranan penting dalam produksi gula, dengan cara yang lestari dan berkelanjutan.

Tanah, Air, dan Keberlanjutan

Aktivitas penanaman di kawasan DAS Balangtieng adalah bagian dari upaya yang lebih besar untuk menjaga kesehatan bumi.

Lokasi ini dipilih bukan tanpa alasan; area ini vital bagi konservasi air dan keanekaragaman hayati. Wandi menjelaskan.

"Kami memilih pohon aren karena mereka tumbuh baik di sini dan memiliki banyak manfaat. Mereka membantu menyerap karbon, memperbaiki kualitas tanah, dan tentu saja, mendukung kehidupan petani," kata Wandi.

Komunitas yang Bersemi

Inisiatif seperti ini tidak hanya meningkatkan kesadaran tentang pelestarian lingkungan tapi juga membuka jalan bagi pemberdayaan komunitas lokal.

Selama kegiatan penanaman pohon, raut wajah petani yang ceria meskipun di bawah guyuran hujan, menggambarkan harapan dan ketabahan yang luar biasa.

"Ketika kita menanam pohon, kita juga menanam masa depan," tutur salah satu petani sambil tersenyum.

Komunitas petani di sini telah belajar bahwa dengan bekerja bersama, mereka bisa lebih kuat.

Melalui penjualan gula aren dan produk turunannya, mereka mampu membangun ekonomi lokal yang lebih kuat dan mandiri. Dari setiap pohon yang ditanam, tidak hanya nira yang bisa diambil, tetapi juga pelajaran tentang keberlanjutan dan kebersamaan.

Langkah Kecil, Dampak Besar

Dampak dari penanaman pohon ini mungkin terlihat sederhana, tetapi resonansinya mendalam. Kegiatan ini mengajarkan kepada kita semua bahwa setiap tindakan, sekecil apa pun, dapat berkontribusi pada perubahan yang lebih besar.

Melalui dedikasi dan kerja keras, petani aren di Bulukumba tidak hanya menjaga kelestarian lingkungan tetapi juga mewariskan nilai-nilai penting kepada generasi yang akan datang.

Di tengah perubahan iklim yang semakin tidak menentu, kegiatan seperti penanaman pohon menjadi sangat penting. Selain berfungsi sebagai paru-paru bumi, pohon-pohon ini juga berperan dalam memperkuat ketahanan masyarakat terhadap dampak perubahan iklim, seperti erosi tanah dan kekeringan.

"Langkah kami mungkin kecil tapi kami yakin ini adalah langkah yang tepat," kata Wandi mengakhiri pembicaraan.

Setiap biji yang ditanam, setiap pohon yang tumbuh, adalah bagian dari usaha kolektif untuk memastikan bahwa bumi ini, planet yang kita panggil rumah, dapat terus menjadi tempat yang layak untuk dihuni.***

 

Editor: Alfian Nawawi

Tags

Terkini

Terpopuler