Daftar kebocoran data pemerintah selama Juni 2024! Begini cara kerja hacker

- 29 Juni 2024, 21:05 WIB
Daftar kebocoran data pemerintah selama Juni 2024! Begini cara kerja hacker
Daftar kebocoran data pemerintah selama Juni 2024! Begini cara kerja hacker /Pixabay

WartaBulukumba.Com - Malam kelam, hacker dengan mata tajam, tangan cekatan mengetikkan kode-kode rumit. Target mereka adalah situs pemerintah, penuh dengan informasi sensitif. Dengan keahlian luar biasa, mereka menembus pertahanan digital, membuka pintu rahasia ke database.

Data pribadi jutaan warga tersedot dalam hitungan detik, seperti air mengalir dari keran yang terbuka. Nama, NIK, alamat, semuanya terekspos. Dampaknya segera terasa: identitas dicuri, penipuan merajalela.

Pemerintah pun panik, bergegas memperkuat sistem, namun kerusakan sudah terjadi, meninggalkan jejak kerentanan yang mengerikan.

Baca Juga: Bagaimana cara hacker membobol data KPU? Pakar ungkap metodenya

Kebocoran data menjadi salah satu ancaman terbesar di era digital saat ini.

Informasi pribadi yang bocor bisa disalahgunakan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab untuk berbagai tujuan jahat.

Sejumlah kasus kebocoran data pemerintah di Indonesia terjadi pada bulan Juni 2024. Bagaimana cara kerja hacker dan tujuan mereka dalam membobol data?

Informasi ini berdasarkan temuan dan laporan yang tersedia hingga tanggal 29 Juni 2024, seperti dinukil dari Sulteng.Pikiran-Rakyat.Com pada Sabtu, 29 Juni 2024.

Baca Juga: Peretas dari 'Geng Ransomware' memanfaatkan celah kelemahan Microsoft

Daftar Kebocoran Data

1. Kebocoran Data BPJS Kesehatan (Awal Juni)

  • Jenis data: Nama lengkap, NIK, nomor BPJS Kesehatan, tanggal lahir, jenis kelamin, alamat, nomor telepon, dan riwayat penyakit pasien.
  • Jumlah data: Diperkirakan mencapai 10 juta.
  • Kronologi: Diduga terjadi karena peretasan pada sistem BPJS Kesehatan.
  • Dampak: Berpotensi disalahgunakan untuk penipuan identitas, pencurian data pribadi, dan penyalahgunaan layanan kesehatan.
  • Tindak Lanjut: BPJS Kesehatan telah melaporkan kasus ini ke pihak berwajib dan tengah melakukan investigasi internal.

Baca Juga: Ada setelan baru di Google Chrome yang akan membuat peretas frustrasi!

2. Kebocoran Data KPU (Pertengahan Juni)

  • Jenis data: Data pribadi pemilih dalam Pemilu 2024, termasuk nama lengkap, NIK, alamat, dan nomor telepon.
  • Jumlah data: Belum diketahui pasti.
  • Kronologi: Diduga terjadi karena kebocoran pada situs web KPU.
  • Dampak: Berpotensi disalahgunakan untuk politik praktis, penipuan identitas, dan gangguan keamanan selama pemilu.
  • Tindak Lanjut: KPU telah menindaklanjuti laporan kebocoran ini dan melakukan langkah-langkah untuk memperkuat keamanan sistem.

3. Kebocoran Data Kemendikbud (Akhir Juni)

  • Jenis data: Data peserta didik dan tenaga pendidik, termasuk nama lengkap, NIK, alamat, dan nomor telepon.
  • Jumlah data: Belum diketahui pasti.
  • Kronologi: Diduga terjadi karena celah keamanan pada sistem Kemendikbud.
  • Dampak: Berpotensi disalahgunakan untuk penipuan identitas, penculikan anak, dan pemerasan.
  • Tindak Lanjut: Kemendikbud sedang melakukan investigasi terkait kasus ini dan akan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk mencegah kebocoran data terulang kembali.

Cara Kerja Hacker

Hacker atau peretas menggunakan berbagai teknik untuk menembus sistem keamanan dan mencuri data. Berikut adalah beberapa metode yang umum digunakan:

  1. Phishing: Mengelabui pengguna untuk memberikan informasi pribadi melalui email atau situs web palsu.
  2. Malware: Menyusupkan perangkat lunak berbahaya ke dalam sistem untuk mencuri data atau mengakses jaringan.
  3. Exploit: Memanfaatkan kelemahan atau celah keamanan dalam perangkat lunak untuk mendapatkan akses tidak sah.
  4. Social Engineering: Memanipulasi individu untuk membocorkan informasi rahasia melalui interaksi sosial.

Studi Kasus dari Situs Luar Negeri

Dalam artikel "Inside the Mind of a Hacker," Wired menggambarkan bagaimana hacker menggunakan kombinasi teknik teknis dan psikologis untuk mengakses data sensitif.

Mereka sering memulai dengan phishing atau social engineering untuk mendapatkan akses awal sebelum menggunakan malware untuk mencuri informasi lebih lanjut.

Menurut TechCrunch dalam artikel "The Evolution of Cyber Attacks," hacker sekarang lebih cenderung menggunakan serangan berbasis jaringan dan cloud, memanfaatkan peningkatan penggunaan teknologi berbasis internet untuk menembus pertahanan.

Artikel The Guardian berjudul "How Cybercriminals Are Targeting Personal Data" menjelaskan bahwa hacker tidak hanya mencari keuntungan finansial tetapi juga informasi yang bisa digunakan untuk memanipulasi individu atau organisasi di masa depan.

Tujuan Pembobolan Data

Tujuan utama hacker dalam membobol data antara lain:

Keuntungan Finansial: Menjual data di pasar gelap atau menggunakannya untuk melakukan penipuan keuangan.

Manipulasi Politik: Menggunakan data pribadi untuk mempengaruhi hasil pemilu atau kebijakan publik.

Pemerasan: Mengancam untuk mempublikasikan data sensitif kecuali jika tebusan dibayar.

Pengintaian: Mengumpulkan informasi untuk tujuan spionase industri atau negara.

Kasus-kasus kebocoran data di Indonesia yang terjadi pada bulan Juni 2024 menunjukkan betapa rentannya sistem keamanan kita terhadap serangan siber.***

Editor: Alfian Nawawi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah