Piramida Agung Giza di Mesir dibangun Nabi Idris sebagai mesin energi kosmik?

- 25 Mei 2024, 22:03 WIB
Piramida Agung Giza di Mesir dibangun Nabi Idris AS sebagai mesin energi kosmik?
Piramida Agung Giza di Mesir dibangun Nabi Idris AS sebagai mesin energi kosmik? /Pixabay /Walkerssk

WartaBulukumba.Com - Lupakan sejenak versi Mesir kuno, Firaun, budak-budak serta balatentaranya! Piramida begitu misterius lantaran bangunan megah ini ternyata memiliki fungsi yang terlalu sederhana jika hanya untuk menyimpan mumi.

Piramida Agung Giza tidak hanya menonjol karena ukurannya yang megah tetapi juga karena keselarasan astrofisika yang mengagumkan. Studi arkeoastronomi menunjukkan bahwa piramida ini sejajar dengan konstelasi Orion, yang menurut mitologi Mesir kuno, terkait dengan dewa Osiris.

Keselarasan ini mengindikasikan bahwa pembangun piramida memiliki pengetahuan mendalam tentang bintang-bintang dan waktu astrologi, yang mungkin digunakan untuk tujuan religius maupun ilmiah.

Baca Juga: Mendaki misteri Gunung Padang: Piramida peninggalan Atlantis ataukah portal waktu alien?

Piramida Agung Giza, salah satu dari Tujuh Keajaiban Dunia Kuno yang masih berdiri kokoh, terus menawan imajinasi manusia. Bukan hanya sebagai pencapaian monumental dalam bidang arsitektur kuno, tetapi juga karena sifat-sifat metafisikanya yang mengundang rasa kagum dan penasaran.

Ada teori yang menyebutkan bahwa piramida ini dirancang bukan sekadar sebagai makam, melainkan sebagai mesin energi kuno yang memanfaatkan keselarasan yang tepat dan geometri sakral untuk memanfaatkan kekuatan kosmik.

Bagaimana pandangan ini muncul, dan apakah mungkin orang Mesir kuno memiliki pengetahuan tingkat lanjut yang memungkinkan mereka menciptakan struktur yang mampu mengumpulkan energi seperti itu?

Baca Juga: Misteri di balik koin kuno alien di Prancis: Bukti kedatangan UFO di masa lalu?

Keajaiban Arsitektur Kuno

Versi paling umum yang biasa kita temukan adalah bahwa Piramida Agung Giza dibangun pada masa pemerintahan Firaun Khufu, sekitar tahun 2560 SM. Berdiri setinggi 146,6 meter pada saat selesai dibangun, struktur ini mencerminkan kehebatan teknologi dan organisasi masyarakat Mesir kuno.

Arsitektur piramida menggunakan blok batu besar yang masing-masing beratnya bisa mencapai beberapa ton, dengan penempatan yang presisi dan simetri yang luar biasa.

Bagaimana mereka mampu melakukan ini masih menjadi perdebatan di kalangan ahli sejarah dan arkeologi.

Namun kita bisa melengkapi pemahaman ini dengan menelusurinya di buku "Ancient Egypt: Anatomy of a Civilization" oleh Barry J. Kemp, buku ini memberikan gambaran komprehensif tentang kehidupan, budaya, dan pengetahuan orang Mesir kuno.

Sumber lainnya yang bisa dijadikan rujukan adalah buku "The Orion Mystery: Unlocking the Secrets of the Pyramids" oleh Robert Bauval dan Adrian Gilbert. Buku ini menguraikan keselarasan astrofisika piramida dengan konstelasi Orion dan menghubungkannya dengan mitologi Mesir kuno.

Baca Juga: Misteri Gunung Padang kian mencengangkan: Selain Atlantis ada peradaban Lemuria yang jauh lebih tua

Penggunaan Geometri Sakral

Teori geometri sakral mengajukan bahwa Piramida Agung dirancang dengan memanfaatkan prinsip-prinsip matematika dan geometri yang mencerminkan harmoni alam semesta.

Menurut beberapa peneliti, rasio dimensi piramida ini terkait erat dengan konstanta matematika seperti Pi (π) dan Phi (φ), yang sering disebut sebagai Golden Ratio. Misalnya, jika keliling dasar piramida dibagi dengan dua kali tingginya, hasilnya mendekati nilai Pi.

Mesin Energi Kuno?

Teori tentang piramida sebagai mesin energi pertama kali diusulkan oleh beberapa peneliti alternatif yang berpendapat bahwa struktur ini mungkin digunakan untuk mengumpulkan atau mengalirkan energi kosmik.

Menurut teori ini, bentuk piramida yang unik dan orientasinya yang sangat akurat terhadap titik-titik kardinal bumi memungkinkan piramida berfungsi sebagai semacam resonator energi.

Christopher Dunn, dalam bukunya "The Giza Power Plant: Technologies of Ancient Egypt," mengajukan hipotesis bahwa piramida mungkin digunakan untuk menghasilkan energi listrik melalui proses resonansi mekanis dan piezoelektrik.

Dunn menyatakan bahwa kamar-kamar dalam piramida, termasuk Kamar Raja dan Kamar Ratu, memiliki desain yang mendukung teori ini, dengan fungsi yang mungkin mirip dengan ruang resonansi dalam instrumen musik modern.

Keselarasan Kosmik

Piramida Agung Giza tidak hanya menonjol karena ukurannya yang megah tetapi juga karena keselarasan astrofisika yang mengagumkan.

Studi arkeoastronomi menunjukkan bahwa piramida ini sejajar dengan konstelasi Orion, yang menurut mitologi Mesir kuno, terkait dengan dewa Osiris.

Keselarasan ini mengindikasikan bahwa pembangun piramida memiliki pengetahuan mendalam tentang bintang-bintang dan waktu astrologi, yang mungkin digunakan untuk tujuan religius maupun ilmiah.

Versi Osiris dan Nabi Idris

Menurut mitologi Mesir kuno, Osiris adalah dewa kebangkitan dan kehidupan setelah mati. Dia sering digambarkan sebagai raja yang adil dan bijaksana yang mengajarkan seni pertanian dan hukum kepada rakyat Mesir.

Kisah Osiris sangat berkaitan dengan konsep kebangkitan dan siklus alam, yang tercermin dalam keselarasan piramida dengan konstelasi Orion.

Beberapa peneliti berpendapat bahwa piramida mungkin telah dibangun untuk menghormati Osiris dan untuk berfungsi sebagai alat dalam ritual keagamaan yang berhubungan dengan kehidupan setelah mati dan kebangkitan.

Dalam versi berbeda, ada pendapat yang meyakini bahwa Osiris dan Nabi Idris sesungguhnya adalah orang yang sama.

Dalam tradisi Islam, Nabi Idris AS, yang dikenal juga sebagai Enoch atau Henoch dalam tradisi Yahudi dan Kristen adalah salah satu nabi yang dikenal memiliki pengetahuan yang sangat luas.

Beberapa pandangan spekulatif menyebutkan bahwa Nabi Idris mungkin memiliki peran dalam pembangunan piramida atau setidaknya dalam penyebaran pengetahuan yang memungkinkan pembangunannya.

Nabi Idris dikatakan telah mengajarkan manusia tentang menulis, membaca, dan berbagai ilmu pengetahuan lainnya, yang bisa mencakup geometri dan astronomi yang sangat diperlukan dalam konstruksi piramida.

Pemahaman tentang Alam Semesta

Jika kita mempertimbangkan kemungkinan bahwa Piramida Agung Giza adalah lebih dari sekadar makam, maka pertanyaan yang muncul adalah seberapa jauh pengetahuan orang Mesir kuno tentang alam semesta dan teknologi? Beberapa ahli berpendapat bahwa mereka mungkin memiliki pemahaman yang lebih maju tentang energi dan fisika daripada yang kita sadari.

Penemuan seperti Papirus Rhind dan Papirus Moskow menunjukkan bahwa orang Mesir kuno memiliki pengetahuan matematika yang maju, termasuk konsep geometri dan aritmatika yang kompleks.

Mereka juga dikenal memiliki keterampilan astronomi yang baik, mampu memprediksi gerhana dan memahami siklus pergerakan bintang.

Buku "Pyramid Quest: Secrets of the Great Pyramid and the Dawn of Civilization" oleh Robert M. Schoch dan Robert Bauval, mungkin bisa menyediakan wawasan tentang pembangunan piramida dan pengetahuan matematis serta astronomis yang dimiliki oleh orang Mesir kuno.

Piramida Agung Giza tetap menjadi subjek penelitian dan spekulasi tanpa akhir. Apakah benar bahwa piramida ini berfungsi sebagai mesin energi kuno?

Bukti-bukti yang ada memang menarik dan menantang pemahaman konvensional kita tentang teknologi dan pengetahuan orang Mesir kuno.

Yang jelas, piramida ini lebih dari sekadar tumpukan batu raksasa; ia adalah simbol dari pencapaian luar biasa dalam arsitektur, matematika, dan mungkin bahkan dalam pemahaman tentang alam semesta.

Sementara banyak misteri tetap belum terpecahkan, daya tarik dan keajaiban Piramida Agung Giza akan terus memikat hati dan pikiran manusia di masa mendatang.***

Editor: Alfian Nawawi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah