WartaBulukumba - Para pengunjung luar angkasa berupa batu yang sebagian di antaranya merupakan pengembara antarbintang akan bertemu trik NASA yang terbaru.
Jet Propulsion Laboratory (JPL) NASA baru saja mengupgrade perangkat lunak yang untuk menilai asteroid yang berpotensi berbahaya.
Ilmuwan akan menggunakannya menghitung pengaruh sinar matahari pada orbit.
Baca Juga: Fisika tak mampu menjelaskannya! Partikel ini mengarungi alam semesta dengan kecepatan cahaya
Sebenarnya tidak ada bahaya batu ruang angkasa yang diketahui langsung ke Planet Bumi. Meskipun para ilmuwan telah melakukan pencarian yang cermat selama beberapa dekade, namun para astronom terus berjaga-jaga 'memindai antariksa'.
Algoritma pemantauan yang disebut Sentry-II meningkatkan perangkat lunak yang digunakan selama 20 tahun.
Seperti pendahulunya Sentry, Sentry-II yang lebih baru akan secara berkala memindai tabel asteroid yang berpotensi berbahaya dengan orbit yang diketahui, yang dihasilkan oleh Pusat Studi Objek Dekat Bumi yang dikelola oleh JPL.
Baca Juga: 2022 bisa menjadi titik balik dalam studi UFO dan Alien
Sentry-II akan membuat perhitungan setidaknya dalam dekade berikutnya , melaporkan objek dengan orbit yang dihitung paling berisiko ke Bumi.