Head to head timnas Indonesia dengan 5 lawannya di Grup C Kualifikasi Piala Dunia 2026

- 28 Juni 2024, 18:40 WIB
Ketum PSSI Erick Thohir menyuntik semangat pemain Timnas Indonesia di ruang ganti.
Ketum PSSI Erick Thohir menyuntik semangat pemain Timnas Indonesia di ruang ganti. /PSSI

WartaBulukumba.Com - Kamis sore, 27 Juni 2024 di Kuala Lumpur, di gedung megah AFC yang berdiri tegak menyentuh langit, undian grup round 3 Kualifikasi Piala Dunia 2026 baru saja digelar.

Udara di markas AFC, seakan dipenuhi harapan dan ketegangan, menyelubungi setiap sudut ruangan dengan aura yang hampir bisa diraba. Semua mata tertuju pada layar besar yang memproyeksikan masa depan tim nasional dari berbagai negara.

Di sudut ruangan, para jurnalis mencatat dengan cepat, menggambarkan detik-detik yang menentukan nasib tim mereka.

Baca Juga: Format baru Liga Champions, apa saja yang berubah dan dampaknya?

Tim Merah-Putih, yang telah lama berjuang dalam dunia sepak bola internasional, kini menemukan diri mereka di Grup C, bersama dengan tim-tim tangguh seperti China, Bahrain, Arab Saudi, Australia, dan Jepang.

Ada keheningan sejenak ketika hasil undian itu diumumkan, seakan seluruh Indonesia menahan napas bersamaan.

Setiap pertemuan dengan lawan-lawan ini membawa kembali memori tentang pertandingan yang telah lalu, bak lembaran buku sejarah yang berdebu.

Statistik dan angka-angka dari masa lalu mulai mengemuka, menunjukkan jejak perjalanan panjang tim nasional yang penuh dengan perjuangan, harapan, dan kenyataan pahit.

Baca Juga: Ranking FIFA terbaru: Indonesia melesat, Malaysia dan Vietnam tergelincir

Menghadapi Bahrain: Kenangan Pahit dari Manama

Bahrain, sebuah nama yang langsung mengingatkan kita pada salah satu luka terdalam dalam sejarah sepak bola Indonesia.

Pada Kualifikasi Piala Dunia 2014, di kota Manama, Garuda dibantai dengan skor 0-10.

Kekalahan itu bukan hanya angka di papan skor, tapi juga sebuah pelajaran keras tentang ketangguhan mental dan kesiapan fisik. 

Berhadapan dengan Australia: Tantangan dari Selatan

Melawan Australia, Indonesia harus berjuang keras dalam 19 pertemuan yang sudah terjadi. Hanya satu kemenangan yang berhasil diraih, dengan tiga hasil imbang dan 15 kekalahan.

Setiap pertandingan melawan Australia seolah menjadi arena gladiator, di mana kekuatan fisik dan strategi dipertaruhkan. Pada Piala Asia 2023, Indonesia kembali harus mengakui keunggulan Australia.

Tapi di balik itu semua, ada pelajaran berharga tentang bagaimana menghadapi tim yang memiliki postur dan permainan keras.

Pertempuran dengan Jepang: Rivalitas Asia Timur

Jepang, negara dengan prestasi sepak bola yang mengesankan, telah menjadi rival yang menantang bagi Indonesia.

Dari 16 kali pertemuan, Indonesia menang lima kali, seri dua kali, dan kalah sembilan kali.

Pada Piala Asia 2023, kekalahan dari Jepang menunjukkan betapa jauhnya jarak antara kedua tim, tetapi juga menyoroti potensi yang bisa digali dari para pemain muda Indonesia.

Pertandingan melawan Jepang selalu menjadi ajang pembuktian, di mana setiap pemain berjuang sekuat tenaga untuk memberikan yang terbaik.

Duel Melawan Arab Saudi: Tipisnya Garis Kekalahan

Arab Saudi, tim dengan sejarah panjang dan prestasi gemilang di kancah sepak bola Asia, telah menjadi batu sandungan bagi Indonesia.

Dari 12 pertemuan, Indonesia belum pernah menang, hanya mampu meraih satu hasil imbang, dan mengalami 11 kekalahan. Pertandingan terbaru pada 2014, di mana Indonesia kalah tipis 1-0, menunjukkan bahwa perbedaan kualitas memang ada, tapi tidak tak terjangkau.

Setiap pertemuan dengan Arab Saudi selalu penuh dengan tensi tinggi, di mana setiap pemain harus menunjukkan kekuatan mental yang luar biasa.

Menantang China: Mencari Kemenangan yang Hilang

China, dengan kekuatan besar baik dari sisi ekonomi maupun olahraga, juga telah menjadi lawan yang tangguh bagi Indonesia.

Dari 17 kali pertemuan, Indonesia hanya menang tiga kali, seri tiga kali, dan kalah 11 kali.

Kekalahan 1-0 pada laga terakhir di tahun 2013 adalah bukti bahwa perjuangan melawan China selalu penuh dengan tantangan. 

Memasuki babak ketiga kualifikasi ini, tim Garuda dihadapkan pada kenyataan pahit dari catatan masa lalu mereka. Namun, sepak bola selalu memberikan harapan baru di setiap pertandingan. Seperti burung Garuda yang terbang di tengah badai, mereka harus melawan angin kencang dan badai besar untuk mencapai tujuan.

Setiap pemain yang mengenakan seragam merah-putih membawa harapan dari jutaan rakyat Indonesia. Mereka bukan hanya berjuang untuk kemenangan, tetapi juga untuk kebanggaan dan harga diri. 

Ketika bendera Merah-Putih berkibar di tengah lapangan, ketika lagu kebangsaan berkumandang, setiap pemain tahu bahwa mereka bukan hanya bermain untuk diri mereka sendiri, tetapi juga untuk seluruh bangsa. Dan dalam setiap pertandingan, mereka akan terus berjuang, mengukir sejarah baru, dan membuktikan bahwa Garuda masih bisa terbang tinggi, menembus batas-batas yang ada, dan mengepakkan sayap menuju kemenangan.***

Editor: Alfian Nawawi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah