Infantino: Kita semua tahu sepak bola Argentina dan pasti bisa menjadi tuan rumah

- 31 Maret 2023, 16:16 WIB
 Gianni Infantino Presiden FIFA
Gianni Infantino Presiden FIFA /Antara/ Xinhua

WartaBulukumba - Piala Dunia U20 akan digelar di negeri Tango? Kemungkinan besar itu merebak setelah secara resmi Argentina mengajukan tawaran untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia U20 tahun ini sebagai pengganti Indonesia.

Hak Indoenesia untuk menggelar Piala Dunia U20 dicabut dan Argentina adalah satu-satunya negara yang mengajukan penawaran resmi untuk menggantikannya.

Biro FIFA akan memutuskan apakah akan menerima proposal dalam dua atau tiga hari dengan turnamen dijadwalkan dimulai pada 20 Mei.

Baca Juga: Pemilik kafe di Bulukumba: 'FIFA hapus Indonesia sebagai tuan rumah? Ndak campur, kita tetap nobar'

"Kita semua tahu sepak bola Argentina dan pasti bisa menjadi tuan rumah kompetisi tingkat ini," kata Infantino pada konferensi pers di Paraguay, di mana ia akan ambil bagian dalam Kongres Konfederasi Sepak Bola Amerika Selatan (CONMEBOL), dikutip dari ESPN pada Jumat, 31 Maret 2023.

“Ada negara-negara lain yang juga telah mengumumkan minatnya, tetapi sebagai pencalonan, dengan jaminan pemerintah dan perincian lainnya, Argentina adalah yang pertama dan kami akan membuat keputusan dalam dua atau tiga hari,” imbuhnya.

"Argentina pantas mendapatkannya sebagai juara dunia. Ini adalah negara yang sangat bagus dan besar, dengan fasilitas yang sangat baik. Saya berharap mereka juga dapat menyelenggarakan Piala Dunia 2030," kata Duta Besar Israel untuk Argentina, Eyal Sela.

Baca Juga: FIFA hapus Indonesia sebagai tuan rumah U-20 World Cup 2023, Erick Thohir: 'Kita harus tunduk'

Wayan Koster

Sejenak kita lupakan Argentina dan kembali ke Indonesia yang gagal menjadi tuan rumah.

Gubernur Bali Wayan Koster menegaskan tidak menolak Piala Dunia FIFA U20, melainkan hanya menyampaikan penolakan kehadiran Timnas Israel bertanding di daerah setempat, yang didasarkan atas prinsip terkait kemanusiaan. 

Dikutip dari Antara pada Jumat, Koster dalam keterangan tertulisnya yang diterima di Denpasar, Kamis, menyampaikan ada tiga alasan yang menjadi dasar penolakan kehadiran Timnas Israel bertanding di Pulau Dewata.

Baca Juga: Klub sepak bola jurnalis akan ikut berlaga di Bulukumba Cup II

Pertama, untuk menghormati konstitusi UUD NRI 1945 dalam Pembukaan Alinea Kesatu, bahwa sesungguhnya Kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan. 

"Prinsip ini dipegang teguh oleh  Bung Karno sebagai Bapak Bangsa," ujarnya.

Kedua, Israel menjajah Palestina berpuluh-puluh tahun lamanya, yang tidak menghormati kedaulatan dan kemanusiaan Bangsa Palestina, yang tidak sesuai dengan garis politik Bung Karno.

Ketiga, bahwa Indonesia tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Israel.

Baca Juga: Diikuti 32 tim, turnamen sepak bola Bulukumba Cup II siap bergulir kembali

Koster menyatakan dengan penuh hormat melaksanakan prinsip dan ideologi yang digariskan oleh Bung Karno sebagai Proklamator Kemerdekaan Republik Indonesia. Baginya, ini merupakan prinsip yang harus dipegang teguh dengan kokoh, serta harus disuarakan dan disampaikan kepada masyarakat luas.

Koster menambahkan, mencermati secara seksama, kehadiran Timnas Israel pada Piala Dunia U-20 telah menimbulkan pro dan kontra  di Indonesia terkait dengan konflik Israel-Palestina, terutama setelah terjadi perubahan pemerintahan di Israel oleh sayap kanan yang begitu keras terhadap Palestina. 

"Hal ini sangat berpotensi menjadi ancaman dan gangguan keamanan di Bali, baik ancaman bersifat terbuka dan tertutup," ucapnya.

Kehadiran Timnas Israel di Bali, lanjut dia, berpotensi menjadi sasaran dari berbagai pihak yang bisa membahayakan keamanan dan keselamatan masyarakat Bali, masyarakat Indonesia, serta Timnas Israel selama bertanding di Bali.

Koster menyatakan tidak mentolerir terhadap potensi gangguan keamanan dan keselamatan masyarakat Bali yang lebih lanjut akan berdampak luas atas kerja keras semua pihak selama ini. Terutamanya dalam upaya pemulihan pariwisata dan perekonomian Bali, sehingga baru bisa pulih dan bangkit kembali pasca-pandemi COVID-19.

Menurut dia, perlu diingat, bahwa Bali merupakan Pulau Dewata yang menjadi pusat spiritual, dimana kedamaian dan kemanusiaan dikedepankan, yang harus dijaga dengan sebaik-baiknya. 

"Sebagai pecinta bola, saya sebagai Gubernur Bali sesungguhnya  sangat mengharapkan Kejuaraan Dunia FIFA U-20 juga dilaksanakan di Bali, namun 'event' ini tidak bisa dipisahkan dari prinsip kemanusiaan, sebagaimana diamanatkan oleh konstitusi dan Bung Karno," ujarnya.***

Editor: Alfian Nawawi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x