8 bulan perlawanan di Gaza: Hamas setiap hari 'panen' serdadu dan tank Israel penjajah

- 4 Juni 2024, 01:02 WIB
Ilustrasi tank Merkava 'Israel' yang meledak dihancurkan pasukan Hamas dalam perang di Gaza -
Ilustrasi tank Merkava 'Israel' yang meledak dihancurkan pasukan Hamas dalam perang di Gaza - /WartaBulukumba.Com

WartaBulukumba.Com - Gaza terus membara. Reruntuhan, ledakan dan jeritan telah berlangsung 8 bulan. Perlawanan di Gaza pun tak surut. Semua kelompok pejuang Palestina, terutama Al Qassam Hamas setiap hari 'panen' serdadu dan tank Israel penjajah.

Tanah berguncang, serpihan peluru beterbangan, dan asap tebal mengepul di udara, mengabarkan serangan langsung yang menghantam sasaran dengan akurat, menimbulkan ketakutan dan kepanikan di pihak musuh.

Penargetan penuh presisi terhadap serdadu dan tank Israel penjajah terlihat dalam video-video dokumentasi yang dirilis oleh Brigade Al Qassam, Brigade Saraya Al Quds, dan Brigade Ali Mustafa.

Baca Juga: Biadab! Warga Palestina dibakar hidup-hidup di tenda darurat mereka di Rafah

Terbaru, Brigade Al Qassam dalam rilis pada Senin, 3 Juni 2024 menyatakan telah meledakkan sebuah rumah di Rafah, di Jalur Gaza bagian selatan, setelah satu unit pasukan Israel penjajah berlindung di dalamnya.

Sementara itu, di sepanjang perbatasan Palestina-Mesir, di sebelah barat Rafah, suara mortir dari Brigade Al-Quds memecah keheningan malam. Seperti petir yang menghantam bumi, serangan mereka menghujani tentara dan kendaraan musuh dengan rentetan ledakan.

Di penyeberangan Rafah, unit artileri Brigade Abu Ali Mustafa dari PFLP bergerak seperti bayangan dalam gelap. Rekaman serangan mereka menampilkan mortir berat yang meluncur dengan kekuatan luar biasa, menargetkan pertemuan musuh. 

Baca Juga: Ketua IFRC memohon akses dibuka ke Gaza untuk bantuan kemanusiaan

Tak ada jalan keluar dari genosida

Selama delapan bulan terakhir, situasi sangat sulit. Bukan hanya karena bencana kemanusiaan dan kondisi hidup yang keras akibat pengeboman intensif di seluruh Jalur Gaza, tetapi juga karena orang-orang harus menghadapi hal ini pada waktu yang paling buruk.

Seperti yang dikatakan oleh seseorang, bukan hanya tidak ada tempat yang aman, tidak ada jalan keluar dari genosida ini.

Diwartakan Al Jazeera pada Senin, Hani Mahmoud, melaporkan dari Deir el-Balah, Gaza, saat ini apa yang dialami oleh penduduk melampaui batas imajinasi, fasilitas kesehatan berjuang untuk memberikan intervensi medis yang memadai dan menyelamatkan nyawa.

Di sekitar area ini, ribuan keluarga yang terlantar datang ke sini, dan jujur saja, mereka berusaha mendirikan tenda-tenda di dekat fasilitas kesehatan ini karena mereka berpikir ada semacam keamanan di sini.

Namun, pengalaman sebelumnya di Rumah Sakit Shifa, Rumah Sakit Indonesia, dan Rumah Sakit Nasser telah menghancurkan harapan ini, di mana orang-orang yang mencari perlindungan di tempat-tempat tersebut justru terbunuh di dalam fasilitas kesehatan ini.***

Editor: Alfian Nawawi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah