Network
WartaBulukumba.Com - Di bawah langit Bulukumba yang merona jingga, aksi penyelamatan ini tidak dimulai dari tempat yang jauh atau proyek besar yang megah. Sebaliknya, di pekarangan rumah yang sederhana, di antara aroma tanah basah dan desiran angin lembut, para perempuan ini bertani dengan tekun.
Dengan jemari yang dipenuhi harapan dan tangan yang gigih, mereka mengelola lahan pekarangan yang dipenuhi oleh harapan baru. Setiap inci tanah disulap menjadi surga kecil yang ditanami sayur mayur, bukan hanya untuk menghidupi keluarga tetapi juga untuk menghidupkan mimpi-mimpi yang tumbuh dalam setiap helai daun.
Pejuang-pejuang tanah ini, dengan semangat yang tak kenal lelah, menanam benih kehidupan yang berakar dalam pekarangan rumah, di Desa Bajiminasa, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan.
Baca Juga: Di balik manisnya nira Bulukumba: Jejak di kebun aren Desa Bonto Haru Rilau Ale
Di Bajiminasa, harapan tumbuh tidak hanya di tanah, tetapi juga di hati setiap perempuan yang berjuang untuk masa depan yang lebih baik.
Melalui Gerakan Tani Alami, mereka membuktikan bahwa perubahan besar bisa dimulai dari langkah kecil, dari pekarangan rumah mereka sendiri, menuju masa depan yang lebih cerah dan berkelanjutan.
Daerah Aliran Sungai (DAS) Balangtieng, sedang mengalami tekanan yang semakin besar dari aktivitas manusia dan perubahan iklim. Namun, di tengah semua itu, sebuah gerakan yang berani dan penuh harapan muncul dari tanah subur Bajiminasa.
Baca Juga: Di bawah bayang-bayang aren: Membangun Koperasi Petani di DAS Balangtieng Bulukumba
Awal Gerakan: Harapan dari Tanah
