Pengiklan membeli ruang iklan berdasarkan minat penelusuran tanpa cookie, Google akan uji coba

- 26 Januari 2022, 10:00 WIB
Ilustrasi kantor Google
Ilustrasi kantor Google /Tangkap Layar/Instagram @jap_indonesia

WartaBulukumba - Raksasa teknologi Google bakal melakukan sebuah uji coba.

Percobaan kedua itu memungkinkan pengiklan membeli space iklan berdasarkan minat penelusuran pengguna tanpa harus bergantung pada apa yang digambarkan sebagai cookie pelacakan invasif privasi.

Dilansir WartaBulukumba.com dari Reuters pada Selasa 25 januari 2022, Google ingin memblokir cookie pelacakan di browser web Chrome-nya pada akhir tahun depan.

Baca Juga: UFO terpantau di Antartika melalui Google Earth!

Kebijakan itu akan mencegah perusahaan periklanan masuk ke situs web yang dikunjungi seseorang.

Pengiklan, pemilik situs web, dan grup privasi semuanya telah memperingatkan tentang transisi yang direncanakan, dan keluhan telah membuat otoritas antimonopoli di Amerika Serikat, Inggris, dan di tempat lain untuk mengawasi rencana Google dengan cermat.

Pembeli dan penjual iklan online menimbang penerus cookie.

Baca Juga: Google resmi menghentikan program YouTube konten original, ini alasannya

Pilihannya termasuk melacak pengguna dengan meminta alamat email mereka untuk mengakses situs web atau mengadopsi teknologi baru yang dapat dibangun oleh Google, Mozilla, dan pembuat browser lainnya ke dalam perangkat lunak mereka.

Solusi awal Google, yang dikenal sebagai Federated Learning of Cohorts, atau FLoC, bertujuan untuk terus-menerus mengelompokkan orang ke dalam keranjang besar yang dirancang oleh algoritme berdasarkan situs web yang dikunjungi pengguna minggu lalu.

Pengiklan dapat menampilkan iklan ke keranjang pilihan, tetapi mereka tidak akan mengetahui individu di dalamnya atau minat yang sama yang mereka miliki.

Baca Juga: Ada setelan baru di Google Chrome yang akan membuat peretas frustrasi!

Namun dalam pengujian tahun lalu, beberapa pengiklan menemukan FLoC kurang efektif daripada cookie untuk memilih pengguna untuk ditargetkan dan sistem membawa risiko mengekspos riwayat penelusuran individu, direktur produk Google Vinay Goel mengatakan kepada Reuters.

Sistem peramban baru, yang disebut Topik, mengelompokkan setiap pengguna hingga 15 keranjang dari sekitar 350 pilihan yang dirancang manusia seperti "kebugaran" dan "perjalanan" berdasarkan penelusuran selama tiga minggu.

Pengiklan akan melihat hingga tiga keranjang per pengguna saat mereka memutuskan apakah akan menampilkan iklan kepada individu tersebut.***

 

Editor: Alfian Nawawi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah