Network
Musda tersebut dilaksanakan oleh Pengurus Pusat di mana terjadi kisruh lantaran tidak adanya sosialisasi dan pemberitahuan lebih luas tentang pelaksanaan Musda sehingga hanya diikuti segelintir orang.
Kabar itu lantas merebak di group-grup WhatsApp. Musda itu diketahui hanya diikuti 14 orang.
Baca Juga: Eksekusi lahan sawah di Ujungloe Bulukumba tuai protes, Ketua LPBB: 'Ada kejanggalan!'
Pun di sana ada overlapping pelaksana Musda yang berbenturan dengan AD/ART organisasi tentang siapa yang memiliki wewenang pelaksana Musda.
Andi Juharta yang lebih akrab oleh semua alumni dengan panggilan Bang Joe, seorang tokoh senior alumni Unhas Bulukumba dalam diskusi ini menyatakan bahwa Musda yang dilaksanakan tanggal 28 Agustus yang lalu itu memang cacat prosedural, tidak ada transparansi informasi pelaksanaan Musda..
"Semestinya Pengurus Pusat IKA Unhas (PP) cukup merampungkan Peraturan Organisasi terlebih dahulu yang mengatur tentang syarat pembentukan Pengurus Daerah bukan melaksanakan Musda karena di AD/ART Musdaini adalah wewenang Pengurus Wilayahbukan Pengurus Pusat," urai Bang Joe.
Baca Juga: Ratusan warga Bulukumba ikuti Deklarasi Zero Stunting, begini isinya
Bang Joe juga mengatakan bahwa aliran informasi saat ini sangatlah mudah, cukup panitia informasikan ke media online maupun media sosial digroup WhatsApp alumni.
Tapi kenyataannya itu tidak dilakukan bahkan sampai hari ini permintaan di WA group alumni kepada panitia tentang apa-apa saja yang telah dilakukan sehubungan sosialisasi Musda dan persiapannya tidak pernah bisa ditunjukkan oleh panita, jadi memang Musda dilakukan cokko-cokko.
Kasus yang sama terjadi di beberapa daerah seperti di Kabupaten Luwu Utara.
