Avenged Sevenfold: Perjalanan karir dan sederet fakta menarik A7X

- 24 Mei 2024, 20:09 WIB
 Avenged Sevenfold
Avenged Sevenfold / /Instagram.com/@avangedsevenfold

WartaBulukumba.Com - Di pertengahan tahun 1999, sebuah band yang kelak akan menjadi ikon di dunia musik metal terbentuk di Huntington Beach, California. Berikut segurat perjalanan karir dan sederet fakta menarik tentang mereka, Avenged Sevenfold!

Avenged Sevenfold, yang sering disingkat A7X, mulai menunjukkan taring mereka dalam dunia musik dengan gaya yang khas dan energi yang rupanya berbeda.

Nama mereka diambil dari kisah dalam Alkitab, tepatnya dalam Kitab Kejadian 4:15, yang menggambarkan hukuman yang dijatuhkan pada siapa saja yang membunuh Kain akan dibalas tujuh kali lipat.

Baca Juga: Wave to Earth: Musik yang menciptakan gelombang baru

Formasi Awal dan Rilisan Pertama

Avenged Sevenfold dibentuk oleh M. Shadows (vokal), Zacky Vengeance (gitar ritmik), The Rev (drum), dan Matt Wendt (bass). Mereka merilis album debut mereka, "Sounding the Seventh Trumpet", pada tahun 2001, yang sebagian besar dipengaruhi oleh genre metalcore.

Album ini memperkenalkan dunia pada suara keras dan lirik gelap yang menjadi ciri khas mereka.

"Avenged Sevenfold menghadirkan suara yang menyegarkan namun brutal ke dalam kancah musik. Perpaduan hardcore dan metal mereka patut diperhatikan," tulis Alternative Press pada tahun 2002, mengomentari rilis pertama band ini. 

Baca Juga: NOAH resmi hiatus 'Seperti Seharusnya' dan 'Mungkin Nanti' akan 'Terbangun Sendiri' usai 'Mimpi yang Sempurna'

Kesuksesan dengan "Waking the Fallen"

Album kedua mereka, "Waking the Fallen" (2003), menandai perubahan signifikan dalam gaya musik mereka. Mereka mulai meninggalkan unsur metalcore dan beralih ke sound yang lebih melodik dan kompleks.

Album ini mendapat sambutan hangat dari kritikus dan penggemar, dan dianggap sebagai salah satu album metal terbaik tahun itu.

"Dengan 'Waking the Fallen,' Avenged Sevenfold membuktikan bahwa mereka bukan hanya band metalcore biasa. Mereka memiliki potensi untuk mendefinisikan ulang genre ini," tulis Kerrang!. "They have the potential to redefine the genre."

Baca Juga: Makna dan pesan lagu 'You're Losing Me' Taylor Swift: Menyusuri koridor gelap perasaan yang rumit?

Mencapai Mainstream dengan "City of Evil"

Pada tahun 2005, A7X merilis "City of Evil", album yang membawa mereka ke arus utama. Dengan single hit seperti "Bat Country" dan "Seize the Day," mereka berhasil menarik perhatian lebih luas. Album ini lebih mengarah ke heavy metal dan hard rock, dengan pengaruh dari band-band seperti Guns N' Roses dan Iron Maiden.

"City of Evil is a game-changer," tulis majalah Rolling Stone. "'City of Evil' adalah pengubah permainan. Avenged Sevenfold telah menciptakan album yang ambisius namun dapat diakses."

Kehilangan The Rev dan Kelahiran Ulang

Tahun 2009 menjadi tahun yang sangat berat bagi A7X. Jimmy "The Rev" Sullivan, drummer dan salah satu pendiri band, meninggal dunia. Kehilangan ini meninggalkan lubang besar dalam band, namun mereka memutuskan untuk melanjutkan karir mereka demi menghormati The Rev.

"Kematian The Rev adalah pukulan besar, tetapi Avenged Sevenfold menunjukkan ketahanan yang luar biasa. Kemampuan mereka untuk terus membuat musik adalah bukti kekuatan mereka sebagai sebuah band," tulis NME.

Album "Nightmare" dan Kematangan Musik

Album "Nightmare" (2010) adalah bentuk penghormatan kepada The Rev dan menjadi salah satu album tersukses mereka. Diproduseri oleh Mike Elizondo, album ini debut di posisi pertama Billboard 200. Dengan hits seperti "Nightmare" dan "So Far Away," A7X membuktikan bahwa mereka mampu bangkit dari tragedi.

"'Nightmare' is a haunting and powerful tribute to The Rev," tulis Metal Hammer. "'Nightmare' adalah penghormatan yang menghantui dan kuat untuk The Rev. Avenged Sevenfold sekali lagi menghadirkan album yang luar biasa."

Evolusi dan Eksplorasi

Setelah "Nightmare," A7X terus bereksperimen dengan sound mereka. Album "Hail to the King" (2013) menunjukkan pengaruh besar dari metal klasik, sementara "The Stage" (2016) membawa elemen progresif dan konsep sains fiksi ke dalam musik mereka.

Album terbaru mereka, "Life Is But a Dream..." (2023), melanjutkan tren eksplorasi musik dengan lirik yang lebih filosofis dan sound yang berani.

"Avenged Sevenfold never ceases to evolve," tulis Loudwire. "Avenged Sevenfold tidak pernah berhenti berevolusi. Setiap album adalah babak baru, dan 'The Stage' adalah yang paling ambisius."

Warisan Abadi

Selama lebih dari dua dekade, Avenged Sevenfold telah menjadi salah satu band paling berpengaruh di dunia metal. Dengan penjualan album yang mencapai jutaan, penghargaan, dan tur dunia yang sukses, mereka telah menciptakan warisan yang tak akan terlupakan.

"Avenged Sevenfold adalah band yang terus mendorong batasan apa yang bisa dilakukan oleh musik metal. Pengaruh mereka pada genre ini tidak dapat disangkal," tulis Revolver. "Their impact on the genre is undeniable."

Fakta Menarik tentang Avenged Sevenfold

Berikut sederet fakta menarik tentang Avenged Sevenfold

Nama Panggung yang Unik

Setiap anggota band menggunakan nama panggung, seperti M. Shadows, Synyster Gates, dan Zacky Vengeance.

Penghargaan

A7X telah memenangkan banyak penghargaan, termasuk Kerrang! Awards dan MTV Music Awards.

Penampilan di Video Game

Lagu-lagu mereka telah tampil di berbagai video game, seperti "Call of Duty: Black Ops II."

Kolaborasi

Mereka pernah berkolaborasi dengan musisi terkenal seperti Slash dan Mike Portnoy.

Melalui segala rintangan dan perubahan, semangatAvenged Sevenfold mereka agaknya sulit tergoyahkan.***

Editor: Alfian Nawawi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah