Warta Bulukumba - Saat menangkap senja di Pantai Merpati, kita bisa merasakan laut yang berdesir, jingga di langit menurunkan warna eksotis, dan aroma rempah dari kios-kios kuliner yang berjajar, semua menciptakan sensasi tak terlupakan. Ini bukan sekadar wisata terbaru Bulukumba, tapi sebuah perjalanan ke dalam keajaiban alam.
Serenade Pantai Merpati Bulukumba yang dilantunkan oleh alam, menggema di antara lekukan langit yang perlahan kehilangan sinarnya dan ombak yang terus menerpa tepian dengan kelembutan. Di sana, di batas antara terang dan gelap, ketika matahari mulai beranjak pergi, laut berbisik mesra pada angin yang datang dari jauh.
Ia membawa serta cerita-cerita panjang yang tertinggal di perjalanan—sebuah mosaik kenangan yang bercampur dengan aroma rempah dan bumbu yang menguar dari kios-kios kuliner di sepanjang pantai.
Baca Juga: Jelajah Wisata Bulukumba: Cuma kenal Pantai Bira? Coba deh ke Pantai Bara
Langit mulai memudar, melepaskan warna-warna jingga yang luntur seperti perasaan yang pergi perlahan, memberi ruang pada malam untuk mengambil alih.
Di bawah payung langit yang merona, Pantai Merpati telah menjelma menjadi lebih dari sekadar hamparan pasir dan debur ombak. Pantai ini bukan hanya sebuah lokasi; ia adalah kanvas hidup di mana pertemuan antara manusia, alam, dan warisan budaya berkelindan dalam harmoni yang sulit dilukiskan.
Empat bulan sudah sejak kios-kios kuliner mulai berdiri di sepanjang garis pantai ini. Sebelumnya, Pantai Merpati hanyalah bayang-bayang masa lalu, sunyi dan dipenuhi oleh sisa-sisa yang terlupakan. Tetapi kini, gelak tawa, canda riang, dan derai obrolan menghiasi udara, seolah menghidupkan kembali setiap sudut yang dulu sepi.
Baca Juga: Jelajah wisata Bulukumba di pegunungan: Sekeping surga itu bernama Kahayya
Wisata Kuliner yang Selalu Menggoda Selera
Suara pedagang yang saling bersahutan dengan para pengunjung, ditemani irama halus ombak yang tak henti menari di tepian, melukiskan suasana yang begitu hidup.