WartaBulukumba.Com - Senja di Pantai Merpati Bulukumba adalah pertemuan antara laut yang berdesir lembut dan langit yang perlahan melepaskan warnanya dalam balutan jingga yang memudar. Di batas antara terang dan gelap, angin laut membawa bisikan rahasia yang tertinggal dari perjalanan panjangnya, menyatu dengan aroma masakan yang menggoda dari stand-stand UMKM kuliner yang berjajar di sepanjang pantai.
Cahaya senja yang merekah seperti ciuman perpisahan matahari mengundang setiap pengunjung untuk tenggelam dalam keindahan yang menenangkan, memeluk mereka dalam kehangatan yang hanya bisa ditemukan di tepi laut.
Di bawah naungan langit yang merona, Pantai Merpati telah menjelma menjadi sebuah mosaik hidup, tempat di mana kisah-kisah tradisi dan cita rasa bercampur dalam rasa yang memikat.
Baca Juga: Sepotong surga di wisata pegunungan Bulukumba: Mengisi libur panjang dengan Senandung Kopi Kahayya
Sudah memasuki tiga bulan sejak tempat kuliner di kawasan ini mulai beroperasi, dan sejak itu, pantai yang sebelumnya hening penuh sampah kini hidup dengan alunan tawa, canda, dan keramaian, dengan suara-suara para pedagang dan pengunjung yang saling berbagi cerita diiringi deburan ombak.
Di tepi laut yang setia menyimpan segala rahasia, 30 Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dengan bangga menyajikan beragam hidangan, termasuk kuliner khas Bulukumba, menyambut setiap tamu dengan suguhan rasa dan aroma yang berakar dalam sejarah.
Namun, Pantai Merpati bukan sekadar destinasi untuk mengisi perut. Ini adalah sebuah perjalanan batin, sebuah alur kisah yang terajut dalam setiap gigitan, di mana rasa dan kenangan berpadu dalam simfoni tak kasat mata.
Bagi para pelaku UMKM, kawasan ini adalah panggung untuk menampilkan karya terbaik mereka, bukan hanya untuk meraih keuntungan, tetapi juga untuk menjaga dan merayakan warisan yang mereka emban.
Baca Juga: Pesona wisata hutan bakau di Bulukumba: Menjelajahi Mangrove Luppung Manyampa